LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Jarak antara menanam dan memanen..

| 62 Comments

” Hindari budaya quick fix, berfikir jangka pendek, cepat beres dan tidak sabar. Untuk sukses ada jarak antara saat menanam dan panen, inallah maa shabirin..”

***

Itu adalah status yang tertulis di wall FB Muhammad Syafii Antonio yang kubaca kemarin, yang kurasa sangat tepat mengingat kondisi yang banyak kita temui pada saat ini, oleh karena itu ku kutip di sini untuk kujadikan catatan tersendiri.

Tak sedikit pula yang menyebut masa kini adalah masa jaya ‘Budaya Instan’ :  semua serba dicari mudahnya atau cepatnya, tidak hanya pada sarana prasarana yang melengkapi kehidupan kita, namun sampai juga ke perwujudan suatu keinginan ataupun cita-cita.

Ingin kaya, ingin sukses, ingin terkenal ….. semua ada cara instannya, begitu promosi yang seringkali kita jumpai -entah terang-terangan ataupun umpet-umpetan …  Dan sebagaimana biasanya iklan, yang dikedepankan adalah sedikitnya upaya yang dikeluarkan dan besarnya hasil yang didapatkan… Tak disinggung mengenai benar-tidaknya proses yang akan dilakukan, sesuai atau justru bertententangan dengan norma-norma yang ada, dsb.

Ada jarak antara MENANAM dan MEMANEN

Ada jarak antara menanam dan memanen.  Itu kalimat yang aku suka, menjelaskan bahwa ada proses yang harus dilalui dengan sabar. Ada upaya dan kerja keras di antara kondisi ‘tanam’ dan ‘panen’. Dan proses itupun harus dilakukan dengan benar. Bila cara menanam salah.. belum tentu kau akan panen sesuai harapan…

Benar tidaknya suatu proses mungkin memang relatif, dalam artian tidak selalu proses yang dilakukan seseorang adalah yang paling benar sementara proses yang dilakukan orang lain adalah salah. Semua tergantung kondisi dan hasil akhir yang ingin dicapai masing-masing. Namun begitu, ada nilai-nilai universal yang bisa kita jadikan patokan untuk menilai benar tidaknya suatu proses.

Ada proses yang harus dilalui sebelum menuai hasil. Bila ingin sukses dalam suatu ujian, seorang pelajar harus belajar mengenai materi yang akan diujikan. Jika ingin memenangkan suatu kompetisi, seorang petarung harus benar-benar berlatih dan bersiap untuk menghadapi kompetisi itu. Proses tak bisa ditinggalkan begitu saja.

Hasil tak akan mengkhianati proses. Itu adalah sebuah kutipan lain yang sering kudengar / kubaca, dan juga kuyakini kebenarannya. Seseorang yang jatuh-bangun dalam berproses sudah selayaknya menikmati kesuksesannya. Seseorang yang merasa cukup sekedar telah berusaha dalam meraih mimpinya, jangan iri pada kesuksesan orang lain yang penuh totalitas dalam upaya meraih tujuannya. Besar kecilnya usaha yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh.

Oleh karena itu, mari kita nikmati prosesnya. Cermati juga tahapan-tahapannya, mungkin dengan demikian kita bahkan akan melihat satu dua hal yang dapat diperbaiki sehingga akan meningkatkan kualitas hasil akhirnya.. Jika keberhasilan belum teraih kali ini, maka itu berarti proses kita belum selesai.

Daripada menyesali diri, berputus asa atau justru mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain atas kegagalan kita, bukankah sebaiknya justru kita meninjau ulang proses yang kita lalui? Apakah kita telah melakukan semua tahapan dengan benar dan sepenuh hati? Apakah sebenarnya ada yang masih bisa kita maksimalkan lagi?

Sekali lagi, karena hasil tak akan mengkhianati proses, maka mari berproses dengan sepenuh hati dan kemudian, setelah melakukan yang terbaik yang kita bisa, kita tinggal berlapang hati menerima apapun hasilnya nanti.

Ah, berkata memang mudah. Tapi coba saja menjalani, apakah akan semudah itu?

Hm, mungkin memang ada yang akan nyinyir begitu. Tak apa…, itu hak setiap orang untuk berpendapat dan adalah hakku juga untuk meyakini apa yang kutulis ini. Mungkin memang tak akan mudah, tapi yang pasti bukan pula hal mustahil. Tinggal kembali ke diri kita sendiri, mau atau tidak menjalaninya?

Ada proses yang harus ditempuh sebelum memanen keberhasilan

Kembali ke status dari Muhammad Syafi’i Antonio yang mengilhamiku untuk menuliskan opini ini. Itu memang hanya sebuah status pendek, namun bagiku bisa membawa ke pemikiran yang panjang… Bagaimana pendapatmu, teman? Silakan bagi pendapatmu di kolom komen ya teman… Terimakasih..

Catatan : last edited 30 Nop 2018

62 Comments

Leave a Reply to Akhmad Muhaimin Azzet Cancel reply

Required fields are marked *.