Hari kamis lalu kami berkesempatan melakukan studi banding ke Kab. Sleman Jogjakarta. Acara berlangsung di salah satu ruangan di Sekretariat Kabupaten Sleman. Nah, setelah acara selesai dan kami bersiap untuk pulang, rombongan sempat terhenti di halaman parkir kantor tersebut. Rupanya tukang foto jalanan yang tadi pagi sibuk ceprat-cepret memotret para peserta studi banding sejak turun dari bis hingga ke pintu masuk kantor itu, sudah menggelar dagangannya berupa foto2 hasil hunting mereka pagi itu.
Sambil menunggu teman2 yang sibuk memilah-milih foto2… aku memilih berjalan-jalan di area parkir yang cukup adem dengan adanya deretan pepohonan yang ditanam di sana. Dan rupanya bukan sembarang pohon yang dijadikan pohon peneduh di area parkir itu… Aku sangat tertarik dengan pohon-pohon yang sebagian besar sedang berbuah pada batangnya itu. Hm… tanaman apa itu?
Hampir sebagian besar teman dalam rombongan kami tak tahu apa nama pohon berbuah bundar berwarna coklat yang menempel di batang itu, namun kemudian ada salah seorang yang memperkirakan bahwa itu adalah Pohon Kepel. Waah.. aku langsung mengamati lebih dekat pohon-pohon itu… Aku memang pernah mendengar tentang Pohon Kepel – yang konon sudah langka itu dan berkhasiat pula- namun belum pernah melihat langsung (apalagi merasakannya..hehe..)
Sepulang dari Sleman akupun mencari-cari informasi tentang tanaman Kepel itu… Ah, rupanya Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) itu adalah flora identitas Provinsi DIY. Konon buah yang rasanya manis ini merupakan kesukaan para putri kraton, dapat mengharumkan badan dan juga berfungsi sebagai sarana kontrasepsi alami… Selain itu bentuk tajuknya yang mengerucut dan daun-daunnya yang tumbuh serentak alias rimbun juga menjadikan pohon ini sebagai pilihan penghias taman yang cukup indah… Lihatlah deretan pohon yang ada di sebelah kiri jalan menuju Pendopo Kab. Sleman ini…tak kalah cantik dengan deretan cemara gimbal yang berbaris di seberangnya, bukan ? 🙂
Hm, kalau benar pohon-pohon yang ada di halaman Sekretariat / Pendopo Kab. Sleman ini adalah Pohon Kepel, maka upaya PemKab Sleman melestarikan pohon yang mulai langka ini dengan menanamnya sebagai pohon peneduh di halaman Sekretariat kabupatennya patut dipuji…. 🙂
Sayangnya, kemarin itu kami tak cukup waktu untuk menanyakan apakah itu memang benar-benar pohon Kepel..dan akupun tak cukup nekat untuk mencuri buahnya untuk dirasakan.. hehe… jadilah hanya sebatas menduga-duga saja…
Eh, adakah diantara teman yg tahu tentang Pohon / Buah Kepel ? Apakah Pohon yang terlihat di foto2 ini memang benar Pohon Kepel ?
February 1, 2013 at 20:30
sering denger namanya
tapi baru lihat gambarnya sekarang
*padahal bolak balik lewat sleman, hehe
lha… padahal blom pasti juga itu yg namanya Kepel lho… hehe… ayo, klo lewat Sleman lagi mampir ya… tolong ditanyain kepastiannya hehe..
February 3, 2013 at 14:24
hehe ga pernah ada urusan ke kabupaten soalnya
tar cari cari pohon kek gitu deh kayaknya di jogja banyak
mungkin juga…kabarnya itu pohon identitas prov DIY 🙂
February 1, 2013 at 22:05
sering dengar nama burahol nya itu lho… rupanya dari nama spesies ya, kirain bahasa Sunda
tapi nggak tau juga bentuknya …
nggak kasih solusi he..he..
eh iya… burahol memang terdengar seperti bahasa Sunda ya mbak… kalau ‘Kepel’ mungkin dari bahasa jawa karena buahnya sebesar kepalan…
February 2, 2013 at 04:07
Selamat pagi sahabat,Semoga kesehatan,kesejahteraan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan untuk anda sekeluarga.Semoga hari ini lebih baik dari kemarin. Amiiin
Saya sampaikan kabar gembira bahwa anda termasuk salah satu pemenang dalam Giveaway Misteri di Balik Layar.
Silahkan menyimak pengumumannya di BlogCamp.
Selamat dan sukses selalu.
Salam hangat dari Surabaya
Sampun ke TKP Pakdhe… maturnuwun… 🙂
February 2, 2013 at 11:24
mungkin di daerah lain sebutannya bisa beda. mirip duku dan sawo. pernah denger tapi belum pernah merasakannya. coba lain waktu ke situ lagi dan coba meminta satu yang sudah matang, jadi tidak penasaran lagi ^_^
Kalau dari blognya Mas Alamendah, nama2 lain buah ini : kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel Aple. Iya…kapan2 pengen minta langsung hehe…
February 2, 2013 at 13:16
Aku malah gak ngerti soal buah-buahan mbak..
Soalnya dulu pas pelajaran biologi, keseringan gak masuk
Idih kenapa Mbak gak minta ke Pak Satpam aja, bilang kalau saya blogger gitu pasti dikasih *mekso* 😀
entah kenapa… siang itu parkiran sepiii… pak satpamnya lg makan siang kali.. hehe…. Udah ngrencanain klo lewat sana lagi mo maksain minta.. haha…
February 3, 2013 at 16:28
Di daerah saya ada sebuah desa namanya Kepel mbak Mechta.. Hmm ada hubungannya gak ya dengan pohon kepel?
hm… coba ditelusuri, Uncle… jangan2 itu desa dulunya kebon Kepel..hehe…
February 5, 2013 at 18:30
Leres Jeng si kepel nempel di batang. Apresiasi tuk Pemda Sleman menjadikannya komponen taman.
Naah… dapat konfirmasi dari salah satu ahlinya…. Maturnuwun, Bu Prih… 🙂 Dan mudah2an banyak yang mengikuti upaya Pemda Sleman melestarikan tanaman2 yg mulai langka …
February 23, 2013 at 05:15
Baru tahu Mba Mechta, yang namanya Pohon Kepel ini ada. Hihihihi.
Baru kali ini loh saya lihat pohon yang berbuah di pohonnya begitu. Pengetahuan saya cetek banget ya soal tanaman. Hihihi
lhah..sebelas dua belas lah sama aku… itu juga baru pertama kalinya lihat je.. hehe…
Pingback: Antara Tanaman Namnam dan Kepel | RyNaRi
Pingback: Pohon Kepel di Panjang Jiwo Resort, Sentul – Berbagi Kisahku
September 23, 2016 at 13:26
Betul mas… Sebesar sawo.. Klo di gambar tampak sebesar duku mgkn sdt pengambilan gambar sj yg kurang pas.. 🙂