LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Jasmerah di Monjali

| 19 Comments

“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah “ 

Itu kalimat yang sangat terkenal, diucapkan oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia.  Kalimat yang sering disingkat sebagai Jasmerah itu kembali menggaung di telinga kami ketika kami mengunjungi Monjali ( Monumen Jogja Kembali ) pada Jum’at 28 Pebruari 2014 yang lalu.

Adalah Pak Gunadi, pemandu berusia 76 tahun yang kembali mengucapkan kata-kata bersejarah yang merupakan pesan dari salah satu founding father bangsa ini. Pemandu sepuh  itu dengan penuh semangat menguraikan arti di balik pesan Presiden RI pertama itu, dan menceritakan kembali sejarah perjuangan bangsa, khususnya yang berkaitan dengan didirikannya MONJALI yaitu sejarah agresi militer Belanda di Jogjakarta pada tahun 1948-1949 itu, berhasil menggelorakan kembali rasa cinta tanah air di hati kami, yang (terus terang) seringkali lupa akan sebagian sejarah bangsa ini.

Tidak hanya penuturan penuh semangat dari pemandu, barang-barang saksi sejarah yang ada di museum I & II di lantai 1 Monjali, relief dan diorama perjuangan di lantai 2 juga sukses membangkitkan rasa nasionalisme yang lama terpendam.  Naik ke lantai 3, di ruang yang dinamai Garbha Graha, di depan bendera merah putih yang ada di tengah ruangan, kami mengheningkan cipta sejenak, berterima kasih atas perjuangan para pahlawan dan berjanji untuk meneruskannya dengan sebaik-baiknya mengisi kemerdekaan ini.

Kunjungan / visitasi ke Monjali ini adalah salah satu pendukung materi tentang Wawasan Kebangsaan dan Integritas, yang merupakan materi pertama setelah pembukaan Diklat secara resmi oleh Ibu Diah Anggraeni, SH,MM selaku Sekjen Kemendagri RI dan disaksikan pula oleh Kepala LAN-RI yaitu Prof. DR. Agus Dwiyanto, MPA pada Kamis 27 Pebruari 2014 lalu.

JASMERAH : Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Karena dengan mengetahui sejarah maka kita tak hanya tahu sangkan paraning dumadi,  juga tahu arah tujuan yang telah ditetapkan sejak semula. Dengan mengetahui sejarah, kita tak akan tersesat menjadi pribadi yang melenceng dari harapan semula.

Monumen Jogja Kembali

Monumen Jogja Kembali

Barang-barang saksi sejarah di Museum Monjali

Barang-barang saksi sejarah di Museum Monjali

5 dari 10 Diorama Peristiwa Jogja Kembali

5 dari 10 Diorama Peristiwa Jogja Kembali

Diorama Upacara Peringatan HUT RI Ke-4 di Jogjakarta.

Diorama Upacara Peringatan HUT RI Ke-4 di Jogjakarta.

Lukisan di dinding atap Garbha Graha ( Lt 3 Monjali ) yg menggambarkan perjuangan tak hanya secara fisik namun juga lewat diplomasi

Lukisan di dinding atap Garbha Graha ( Lt 3 Monjali ) yg menggambarkan perjuangan tak hanya secara fisik namun juga lewat diplomasi

Mengunjungi museum, menyaksikan diorama-diorama perjuangan itu sambil mendengarkan penuturan dari pemandu tentang siapa, apa dan bagaimana sejarah itu terbentuk, membuat kami seakan mengenal lebih jauh para pelaku sejarah itu, mengambil contoh dari para pemimpin yang berintegritas  : satu kata antara tindakan & nilai-nilai yang dianutnya.

Kemerdekaan bangsa ini tidak muncul begitu saja. Perjuangan para pahlawan yang menjadikannya ada.  Pengorbanan – jiwa, raga, harta – melengkapi perjuangan itu.  Kita yang kini menikmatinya, sudah seharusnyalah berterima kasih pada para pejuang itu.

Oya, ada satu pesan yang disampaikan oleh Pak Gunadi – pemandu sepuh dari Monumen Jogja Kembali : ” Perwujudan rasa terima kasih atas perjuangan para pahlawan antara lain adalah dengan berusaha selalu berprestasi di bidang apapun yang kita geluti, dan menjaga diri dari hal-hal yang akan membuat malu / kecewa para pahlawan itu.

Sebuah pesan sederhana, namun bermakna sangat dalam dan menginspirasi.  Sudahkah kita melakukannya?

Selamat berakhir pekan, teman….

19 Comments

  1. Pingback: Perjalanan singkat kami ke Jogjakarta |

  2. Pingback: Yogyakarta Independent School, Sekolah IB di Yogyakarta

Leave a Reply to Ika Koentjoro Cancel reply

Required fields are marked *.