
Sumber gambar : Pixabay
…
” Rin, kenapa sih muka lo jutek amat sama si Bunga?”
“Gue sebel sama dia!”
“Iya gue tahu… Muka lo gak bisa bohong… Tapi kenapa? Bukannya kemarin-kemarin kalian sohiban?”
“Gue remidi di MaKul Pak Ali. Nah dia, yang jelas-jelas nyontek ke gue, justru dapat B. Gimana gue gak sebel?”
“Wah, pasti persis banget tuh jawaban kalian… Pak Ali kan sudah bilang kalau ada jawaban sama persis, salah satu pasti dapat nilai D, terlepas dari betul tidaknya jawaban itu…”
“Nah itu dia… Gue sudah bilang ke Bunga, boleh nyontek jawaban gue, tapi tulis lagi pakai kata-kata sendiri. Eh, rupanya dia nyontek plek-ketiplek sama persis, apesnya lagi lha kok punya gue yang dapat D. Huuh…”
…
Kisah di atas – dengan nama-nama pelaku berbeda- betul terjadi, suatu saat di masa lalu. Dan rekaman percakapan dalam memoriku itu terputar lagi di benak saat ini, ketika kejadian contek menyontek -kalau di dunia maya kita kenal dengan istilah copas alias copy-paste – kualami sendiri.
Beberapa waktu lalu ada pemberitauan via email untuk persetujuan sebuah backlink ke beberapa tulisanku. Kusetujui, tapi sambil heran karena kok persis sama dengan internal backlink yang baru kubuat kemarin untuk mendukung tulisan baruku.
Akhirnya kuperhatikan lagi, dan ternyata itu bukan internal link yang kubuat, tapi berasal dari blog lain. Penasaran aku pun berkunjung ke blog tersebut, dan di sana terkaget-kaget lah aku… *lebaymodeon
Blog itu rupanya blog jualan, tapi artikel-artikel yang tertulis di sana tak ada -atau setidaknya hampir tak ada- hubungannya dengan dagangannya. Macam-macam artikel mulai dari cerita tentang lembaga pendidikan, cerita jalan-jalan hingga post yang jelas-jelas merupakan entry event lomba, ada di sana. Dan di antara banyak artikel itu, nangkring dengan manisnya beberapa tulisanku, masing-masing full tulisan dari atas sampai bawah, lengkap dengan foto-fotonya. Oya, di bagian bawah tiap artikel ditulis nama yang nge-link ke blog penulis asli. Jadi semacam tulisan kontributor.
Aku merasa tak pernah dimintai izin untuk berperan sebagai kontributor, apalagi terima apapun dari pemilik blog itu. Tapi mungkin itulah yang akan dipikirkan orang-orang bila melihat / membaca blog itu. Aku bahkan tak tahu siapa di balik blog jualan itu, mungkin bahkan hanya robot, yang mencomot beberapa tulisan begitu saja dari ribuan bahkan jutaan blog yang ada di dunia maya itu.
Sebelnya lagi -melihat dari tanggal post artikel- rupanya tulisan-tulisanku nangkring di sana hanya selang beberapa hari setelah tiap artikel itu tayang di blogku. Otomatis? Mungkin juga, itu pendapat beberapa rekan yg kutanya tentang hal itu. Tampaknya itu perbuatan robot yang digunakan untuk blog-blog semacam itu. Apa ya istilahnya? AGC atau Auto Generated Content , konon merupakan sebuah trik ‘hitam’ yang dapat membuat content ( generated ) dari hasil search Google/Yahoo/Bing atau search engine (SE) lainnya (sumber : stopagc[dot]wordpress[dot]com).
Ketika kuceritakan di salah satu komunitas yang kuikuti, ada banyak tanggapan yang kudapat. Ada yang prihatin dan menyayangkan, ada yang menyarankan untuk menelusuri dan bersikap keras pada pelakunya, tapi ada pula yang menganggap remeh karena itu hal biasa di dunia maya, menyarankan agar tidak baperan dan harus bisa berlapang dada, berbagi tak akan rugi, dll…
Hei, aku sih bukan tak mau berbagi, baik di dunia nyata maupun maya. Tapi aku sangat tidak suka dengan caranya itu lho! Terserah saja dianggap baperan ataupun lebay-surebay dengan ketaksukaanku itu. Saking jengkelnya aku bahkan sempat jadikan status di FB dengan menyertakan SS akun itu dan kata-kata yang jarang keluar dari kamusku (tapi akhirnya status itu kuhapus karena nggak tega akunku dikotori hasil kemarahanku itu, dan jangan-jangan malah makin mempopulerkan blog itu..huh..ogaah..).
Kenalan lain -yang kuanggap pakar di dunia maya- menyarankan untuk menghubungi yang bersangkutan dan meminta baik-baik untuk menghapus konten-konten itu jika aku keberatan tetap ada di sana, dan itu lah yang akhirnya kulakukan, ketika teman lain (yang juga salah satu korban AGC ini) akhirnya berhasil melacak alamat email sang pelaku. Terima kasih, Detektif Innayah… 🙂
Akhirnya, setelah berbalas email dengan pelaku tersebut, dia minta maaf dan menghapus tulisan-tulisanku dari blognya -yang memang isinya semua copasan- itu. Oya, rupanya blog itu hanya salah satu dari ternak blog miliknya.
Salah satu alasan yang dikemukakannya untuk membenarkan apa yang dilakukannya adalah bahwa dia menyertakan link blog asli di tiap artikel, jadi dia justru memberikan manfaat bagi blog yang diconteknya. Hm… entahlah, aku tetap tidak setuju apalagi respek dengan cara ini.
Bagaimana menurutmu, teman? Apakah memang copas yang rupanya sudah membudaya saat ini harusnya memang diikhlaskan saja? Tak perlu baper menanggapinya? Tak perlu menegur orang yang mendapat keuntungan dari memanfaatkan orang lain? Apakah copas seluruh artikel menjadi legal hanya dengan menyertakan link tulisan asli?
Ah, sudahlah… Minimal ini sebuah pembelajaran yang kudapat dari interaksi di dunia maya -yang seringkali juga berimbas di dunia nyata- dan semoga juga menjadi pembelajaran buat teman-teman lainnya..
Selamat berakhir pekan, teman-teman… Salam kreatif!
February 5, 2017 at 11:04
Tag line blog saya adalah
Tidak bohong-tidak jorok-tidak nyontek.
Menurut saya menyontek itu tidak baik.
–
Kalau masalah menyertakan link dsb?
Mmm … Saya kurang tau. Kalau mengcopy semua tulisan tanpa izib rasanya kok juga tidak pada tempatnya.
Salam saya Aunty
February 5, 2017 at 11:48
Nah demikian pula pendapat saya, Om.. Apalagi jelas-jelas itu utk keperluan komersial yg akan mendatangkan keuntungan..
Trmksh sdh mampir, Om..
Salam..
February 5, 2017 at 14:32
Jika copas bkn utk uang, saya tdk masalah. Tp memang tdk boleh dibiarkan
February 5, 2017 at 18:44
Saya setuju. Jk copas tdk untuk bisnis, misalnya utk keperluan sekolah/ apa..msh bs dimaklumi mskpn ttp kurang baik dan perlu disampaikan bgmn lebih baiknya..
February 5, 2017 at 14:36
Aku blm nemu org yg ngopas tulisanku, tulusan curhat ini, hehehe. Kalaupun ngopi, baiknya dimodif bkn plek. Tp tetep lbh baik karya sendiri
February 5, 2017 at 18:45
Nah.. Saya setuju jg hal ini. Oya, saya tahu klo dicopas krn ada backlink, yg menurut dia menguntungkansaya itu..hehe..
February 5, 2017 at 16:06
mbak tulisanku yg terakhir di wp.com juga kena hal yg sama
memang dia kasih link makanya aku tau, tapi soal copas 100% itu lho
aku udah tulis komentar supaya dihapus, tapi belum ada tanggapan
February 5, 2017 at 18:47
Nah..itu dia poin yg parah ya mbak Monda : nyontek 100%! Duuh..menyedihkan.. Awalnya saya komen, lalu ketika tak ada respon dan saya dapat alamat emailnya saya tegur via email..
February 5, 2017 at 21:59
iya nggak ketemu cara kontak adminya mbak
sementara ini aku edit tulisannya biar nggak sama banget
February 6, 2017 at 14:10
Naah…jadi kitanya yg kerepotan ngedit ya mbak.. Mudah2an sgra dapat solusi yg lebih baik…
February 6, 2017 at 10:49
apapun alasannya menurut saya, namanya copy paste tulisan full seperti itu harus seizin penulisnya
February 6, 2017 at 14:11
Begitu juga pendapat saya mbak.. tapi rupanya banyak juga yg tak sependapat dengan kita dan menganggap remeh hal ersebut 🙁
February 6, 2017 at 13:15
Apapun tindakan lebih lanjut yg hendak diambil, hendaknya dilakukan dgn cara yg baik. Tsaaah… aer mana aer…. *kemudian ndutyke disiram aer kelapa*
February 6, 2017 at 13:16
Btw tulisan di blogku jg pernah dicopas bbrp dan lantas diterbitkan dlm bentuk buku. Jd 1 buku itu isiny copas sana sini.
February 6, 2017 at 14:16
Ealaaah…nekad banget tuh orang! Apa ya berkah tuh hasil buku copasan gitu?? 🙁
February 6, 2017 at 15:44
Ntahlah. Waktu itu aku terlalu sibuk atau terlalu malas, ntahlah. Yg jelas ga kuperpanjang. Eh padahal doi guru juga lho….
February 6, 2017 at 20:50
Smoga Allah memberi ganti rezeki yg jauuh lbh baik atas kesabaranmu itu mbaak..
February 6, 2017 at 20:51
Aamiin ya Rabb. Doa yg sama untuk mbak juga 🙂
February 6, 2017 at 14:15
Saat kepala dingin…bisa lah mikir gini mbak.. tapi saat lagi panas juga pengennya ngelabrak itu orang! Haha..
Eeh..aer kelapa nya kita minum bareng-bareng saja yuuk…
February 6, 2017 at 15:43
Iya emang. Rasany pgn ngulek2 orangnya ya, hehehe
February 6, 2017 at 20:48
*sodorin ulekan.. 🙂
February 6, 2017 at 14:14
Iya Dik.. Terus terang aku sempat sakit hati saat dibilang baper & mestinya bangga dan ikhlas saj.. 🙁
Iya, mangga dcatet tuh ID Detektifnya 🙂 Klo gak dia yg menelusuri + ngontak & ngancam2..kaya’nya bakalan diem juga tuh si pelaku..
February 6, 2017 at 15:07
ahahah aku bahagia baca postingan ini
February 6, 2017 at 20:48
Yaah, mskpun dibilang baperan / maling teriak maling..tp aku puas sdh menyatakan sikap. Tararengkyuuuu…utk investigasinya, Non Detektip.. 😀
February 6, 2017 at 16:17
copas untuk kebaikan dan atas ijin sang empunya, jane nggak papa yo mba
tapi nek udah niatnya nggak baik ya perlu ditindak lanjuti.
semangat selalu mba Mechta :hug:
February 6, 2017 at 20:45
Ya, Nyi.. Ada etika nya, bkn? Sayang banyak yg menyepelekan hal ini…
February 6, 2017 at 17:29
Saya mah gak pernah nyontek, kecuali emang harus menjelaskan tentang produk dan baclink mengenai soft selling itu mah copas tentang produknya ke website resmi tentang produk, kalaupun ngulas tempat dan kuliner walau udah pernah diulas di blog orang lain, saya ulas berdasarkan sudut pandang saya aja heuheu
February 6, 2017 at 20:51
Naah..mmg seharusnya bgtu ya mba.. Krn tahu sakitnya dicubit..maka tak ingin kumencubit.. *eh..
February 6, 2017 at 20:42
Temenku juga dicopas statusnya ke banyak blog. Bener2 ga kreatif. Ditulis ulang kek ya. Tp mmg ternak blog model ga beradab kl copas2 aja gtu harus dkasi pelajaran
February 6, 2017 at 20:53
Saya kenal banyak teman yg ternak blog namun ttp orisinil konten2nya.. Saluut utk mereka2 yg bgini…
February 7, 2017 at 07:33
Di mana-mana kalau copas tanpa ijin terlebuh dahulu apalaginplek keteplek kok ya keliru sih Mbak menurutku.
February 7, 2017 at 11:49
Ya. begitulah menurutku… Semoga saja makin banyak yg sadar tentang hal ini dan tak membiarkannya, minimal dengan memberikan teguran ya..
February 7, 2017 at 08:03
Berasa kaya ga ada yg salah ya mbak co-pas ini saking mungkin terlalu banyak dibiarkan. Mo gimana pun co-pas tetep perbuatan yg menyebalkan n salah besar. Moga2 ga kejadian lg ya mbak
February 7, 2017 at 11:49
Iya iih…sebel beneer baca balasannya itu. Aamiin…
February 7, 2017 at 08:47
Duh miris banget ini, cari gampang dapat duit dengan curi artikel orang..salah-salah blog kita dibanned gugel dikira jiplak..Alhamdulillah masalahnya selesai ya Mbak, keep shating, keep inspiring..
February 7, 2017 at 11:51
Ya mbak… itu sebabnya saya nulis ini, selain untuk melegakan ati karena sudah mengeluarkan uneg2 juga karena mungkin hal yang sama terjadi juga pada teman-teman lainnya ya.. bahkan mungkin ada yg lebih parah…
February 7, 2017 at 13:50
salut ma mba’qu yg satu ini,…usut sampe tuntas….
February 7, 2017 at 14:34
Kalau yang menyertakan link, masih mending mbak.
Lha kalau copas tapi ga memberikan link balik, mana dipajang di web tempat jualan. Hanya bisa narik nafas, salut buat mbak yg bisa menuntaskannya. Saya pernah curhat soal ini juga 😀 *emang banyak yg bilang baper, mbak?*
February 11, 2017 at 06:09
Beberapa postingan blog kebun juga dicopas bulat-bulat Jeng, kalau di reblog jelas tautan postingan aslinya. Tak hanya itu bbrp makalah yg dipaparkan di event seminar yg prosidingnya dianggap perpustakaan juga sukses dicopas dg manis dipotong subtopik nangkring di blog sobat muda. Yg gemes para sobat kebun, mereka kenal dg gaya tulisan emak kebun Hehe. Tetap menulis Jeng, si pengcopas nggak dapat kepuasan karya tulis dari copas nya. Salam hangat
February 11, 2017 at 06:10
Wuih muaff komentar panjang banget.
February 13, 2017 at 18:34
Setuju, Ibu.. Tetap menulis dan berbagi.. Gusti Allah mboten sare nggih.. Salam hangat kagem Ibu & sobat2 kebun…
February 24, 2018 at 00:53
Duhhhhhhhh..
Jangan Mbak dimaafkan kalau orang copas mengopass
Tegur aja dianyaaa kalau dia gak mau tahu tegur teruss.
Ntar kakau kita yg dianggap spam ama google kan kasihann
February 24, 2018 at 00:58
Setujuuuuh….
February 24, 2018 at 01:10
Kejadian kayak gini emang sdah sering terjadi sih mbak. Tapi bagusnya yang pnya blog mau balas email dn menurunkan artikelnya. Soalnya banyak yg ga gubris email dan banyak yang ga dijawab juga. Apalagi sampai menurunkan artikelnya
February 24, 2018 at 08:43
Iya Alhamdulillah.. meski awalnya dia masih ngeles Krn merasa sdh cantumkan link hehe..