LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Titip Rindu Buat Ayah

| 18 Comments

Hai.. Apa kabar, Juni…
Juni telah datang lagi, demikian pula tema arisan Blog Gandjel Rel, kali ini dari 2 member keren Gandjel Rel yaitu mba Rizka AlynaAlley , yaitu dengan tema “Sesuatu yang paling kamu kangenin”

Hm… banyaaaak…. Yang pertama kangen bedug maghrib! Haha… Maafkaan…, itu sih guyonan orang puasa ya.. 🙂

Tapi memang banyak yang kurindukan di Bulan Romadhon begini. Terutama kebersamaan dengan Ibu, kakak, adik dan para krucils yang sudah semakin besar, dan mau tak mau kebersamaan semacam itu menjadi hal yang langka.

Selain itu tentunya suasana nikmat ibadah di tanah suci, yang entah mengapa selalu menyeruak rasa rindu untuk kembali menikmatinya di bulan suci begini… Hm.., tapi pertanyaannya kan yang paling ya… Jadi aku harus memilih salah satu dari banyak hal yang kurindukan itu..hehe…

OK lah… Ini bulan Juni. Dan setiap bulan Juni tiba, kerinduan yang sangat akan sosok tercinta itupun muncul di hati.  Bukan berarti di waktu-waktu lain tak lagi hadir bayangnya, namun di awal Juni selalu saja lebih tebal kerinduan itu kurasa.

(alm) Bp. Soeranto Prijowidjojo

Almarhum Bapak.  Ya, itulah sosok yang selalu kami rindukan di awal bulan Juni, yang menjadi bulan kelahiran sekaligus bulan kepergian beliau, 19 tahun yang lalu.  Ya, tanggal 3 Juni 1931 adalah hari kelahiran lelaki tercinta yang mengukir jiwa ragaku, dan kepergiannya adalah di 2 Juni 1998, sehari sebelum usia beliau genap 67 tahun.

Bapak, selalu menjadi sosok istimewa buat kami. Panutan yang menanamkan nilai-nilai penting bagi kami sejak kami semua kecil dulu.  Disiplin adalah salah satu yang selalu ditekankannya. Kami harus merencanakan dengan baik kegiatan yang akan kami lakukan, dan berusaha menepati rencana yang telah kami buat itu. Bahkan dalam kegiatan santai, misalnya piknik keluarga. Beliaulah yang pertama kali siap dan selalu berusaha agar kami menepati waktu-waktu yang telah direncanakan sebelumnya.  Bahkan saat mengantarku ke suatu kegiatan, kalau aku bilang acara mulai jam 7, maka paling lambat setengah jam sebelumnya sudah harus standby di lokasi. Walhasil, aku seringkali menjadi orang pertama yang datang di suatu acara.  Kebiasaan itu terbawa sampai kini, tak nyaman rasanya datang di suatu acara yang sudah banyak pesertanya alias terlambat dari jadwal, meskipun kenyataannya acara seringkali belum dimulai alias jam karet 🙂

Mempererat tali silaturahmi juga menjadi salah satu agenda beliau.  Sebelum bulan puasa, seperti biasa keluarga mengadakan acara nyadran bersama. Seringkali hanya keluarga kami saja, tapi kadangkala bersama-sama dengan keluarga besar Bapak.  Nah, tidak hanya berkunjung ke sarean-sarean para leluhur saja, acara itu sekaligus menjadi acara temu keluarga, saling mengenalkan dan mempererat silaturahmi dengan anggota-anggota keluarga yang jarang bertemu karena domisili yang berjauhan.

Demikian pula setelah lebaran.  Sedapat mungkin kita semua harus hadir pada acara Halal bi halal Keluarga Besar, namun bila berhalangan hadir maka Bapak akan memimpin keluarga kami melakukan ujung-ujung / silaturahmi dari rumah ke rumah, terutama kepada para sesepuh, eyang-eyang dan Pakde-Bude.  Semacam tour dari kota ke kota yang sebenarnya melelahkan, namun selalu meninggalkan rasa gembira di hati sehingga selalu kami tunggu-tunggu waktu pelaksanaannya.. 🙂

Aku memang dekat dengan alm Bapak, mungkin karena banyak kesamaannya. Yang jelas, dari kelima putra-putrinya, aku satu-satunya yang nurun berambut ikal seperti beliau. Sifat kami sama-sama keras dan lebih memilih diam saat marah. Tapi herannya, jarang banget aku bentrok dengan beliau… Bentroknya malah dengan yang lain, hahaha…

Banyak sekali kenanganku dengan Bapak, sejak kecil hingga masa-masa awal ku di dunia kerja yang ternyata juga masa akhir beliau bersama kami. Kumasih ingat, saat pertama kali belajar masak adalah saat tinggal berdua Bapak di Pekalongan karena ibu belum bisa pindah tugas dari Semarang, kakak-adikku juga masih di Semarang. Oseng-oseng kacang panjang adalah masakan pertamaku, yang dinikmati beliau dengan senyum dan manggut-manggut, meskipun sebenarnya agak keasinan! Haha…

Selain itu yang paling kuingat juga adalah nasehat beliau ketika aku galau memilih jalur karir di awal masa kerjaku, tetap di fungsional atau pindah struktural -dengan konsekwensi suatu saat jenjang kepangkatan mentok– dan beliaulah yang memberikan pertimbangan-pertimbangan yang akhirnya memantabkan hatiku untuk menerima tawaran struktural, yang alhamdulillah lancar hingga kini.

Sayangnya… setelah kucari-cari di antara seabreg foto-foto lama, tak banyak fotoku berdua saja dengan beliau… Hiks.. Tapi tak apalah, minimal masih bisa kunikmati senyum teduh beliau dari foto-foto yang ada… Atau kurangkaikan kata untuk mengenang beliau, sekedar menyalurkan kerinduan ini… *lalu mewek…

Itulah sekelumit kenanganku dengan alm Bapak -yang paling kurindukan saat ini- dan yang masih akan selalu kurindukan terutama di hari-hari istimewa dan di Bulan Juni, bulan kelahiran dan kepergiannya. Kutitipkan rinduku lewat doa-doa yang kulantunkan bagi beliau, aku serahkan penjagaannya pada Allah SWT, insya Allah  ditempatkannya beliau di tempat terindah di sisiNYA… Aamiin…

18 Comments

  1. Pingback: Cari Dongeng Untuk Anak? Let’s Read! |

Leave a Reply to kumaseo Cancel reply

Required fields are marked *.