LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Belajar renang di usia dewasa, why not?

| 68 Comments

Belajar renang di usia dewasa, why not? Itu reaksi temanku -yang kebetulan seorang instruktur renang- ketika mendengar niatku untuk belajar berenang (lagi). Haha…iya, duluuuu…jaman masih SMP memang aku belajar berenang karena itu masuk dalam pelajaran wajib. Tapi kemudian tidak diteruskan sampai beberapa bulan lalu, seorang teman menganjurkan untuk berenang ketika aku sering mengeluh sakit di punggung.

Mungkin teman-teman juga sering mendengar pendapat bahwa berenang merupakan salah satu alternatif pengobatan bagi penderita sakit punggung ya..  Nah itulah yang terjadi pada salah seorang teman kantor, mengalami nyeri punggung yang ‘timbul-lenyap’ beberapa kali, berobat ke dokter keluarganya dan disarankan untuk terapi renang. Ia berhasil meminimalkan keluhan sakit punggungnya setelah aktif berenang kembali, sehingga ketika aku mengeluhkan hal yang sama maka iapun menyarankan hal itu padaku.

Nah, itulah awal ceritanya, aku mulai tertarik untuk berenang lagi. Disamping beberapa hasil bacaan yang memang menyebutkan bahwa berenang bisa menjadi salah satu terapi sakit punggung, meskipun bukan berarti semua sakit punggung bisa teratasi dengan berenang lho.. Lebih baik periksa dulu ke dokter bila sakit terus terasa.

Akupun mulai semangat berenang lagi. Tapi, sebagaimana kusampaikan sebelumnya, sejarah berenangku sudah sangat kadaluwarsa..haha…apakah masih bisa diperbaharui?? Lalu aku teringat seorang teman pengajian yang juga aktif berenang bahkan menjadi instruktur renang, kemudian menghubunginya dan mengutarakan minat maupun keraguanku. Ia pun akhirnya menuntaskan keraguanku, dengan mengajakku merealisasikan niat itu langsung..daripada hanya bertanya-tanya saja…

Maka beberapa bulan lalu aku pun mulai mencari-cari baju renang muslimah yang sesuai dengan kebutuhanku. Alhamdulillah langsung dapat. Rupanya semesta mendukungku untuk segera belajar renang lagi…haha.. Bersama temanku itu akupun segera menyusun jadwal belajar, yang karena keterbatasan waktu kami akhirnya disepakati setiap Sabtu pagi, berlokasi di sebuah kolam renang indoor di sebuah hotel di kota kami.

Yuuk…berenang lagi…

Masih ingat sekali, perasaanku saat kemarin pertama kali kembali berenang. Deg-degan! Haha… Hm, rasa deg-degannya mungkin sama dengan waktu dulu belajar pertama kali saat SMP. Apa aku masih ingat gerakan-gerakannya? Apa masih bisa mengambang? Apa…apa..apa… Banyak pertanyaan berawalan kata itu bertebaran di benakku. Rupanya temanku tahu, dan segera menenangkanku.

Diajaknya aku segera melakukan pemanasan, sebelum masuk ke air, sambil sekilas bercerita tentang gerakan-gerakan dasar berenang yang akan kami pelajari. Pertanyaan besarnya terjawab ketika aku pertama nyemplung : aku tak bisa langsung mengapung! Haha.., yaiyalaaah…sudah luamaaa sekali aku tak merawat ketrampilan itu! OK fine..mari kita upayakan ketrampilan itu kembali..

Maka aku pun mulai berlatih lagi dari awal. Belajar mengambang, belajar meluncur, belajar bernafas dengan benar, belajar mengkoordinasikan gerakan tangan dan kaki, dll. Seringnya sih..ingat gerakan tangan, lupa gerakan kaki…mikir gerakan kaki..eh lupa nafas! Gelagepan lah yaw…!! 🤣🤣

Apakah aku tak merasa malu?

Haha..iya sih.., awalnya aku sempat merasa malu. Tapi temanku membesarkan hati. Untuk apa merasa malu? Masing-masing kita mempunyai progres sendiri-sendiri. Tak perlu membanding-bandingkan dengan orang lain. Fokus saja pada latihan, tujuan akhir dan tahapan-tahapan pencapaian kita. Bersyukur sekali mempunyai teman yang baik dan sabar mengajariku..

Kolamnya asyik..belajar renang jadi makin semangat..

Bulan-bulan berlalu, apakah aku sudah kembali mahir berenang? Tentu belum! Haha.., mimpi kali ya.. kalau kita langsung saja mencapai tujuan akhir semudah itu. Ini real life, bukan sinetron, kan? Maka aku pun berdamai dengan kenyataan itu. Kenyataan bahwa kami tak selalu dapat memenuhi jadwal latihan seminggu sekali, kenyataan bahwa sejauh ini baru bisa meluncur dan mencapai tepi seberang kolam masih dalam 2-3x tahapan.. Eh, minimal beberapa waktu lalu aku sudah agak PD waktu diajak ke Karimunjawa.. hehe.. Alhamdulillah deh..

Oya, yang paling kusyukuri juga adalah bahwa meskipun kemajuanku dalam berenang tidaklah pesat, namun rasa sakit di punggung memang berkurang. Entah karena teralihkan oleh fokus belajarku.., atau rasa sakitnya berganti rasa pegal-pegal di betis dan lenganku? Haha…nggak laah… Mudah-mudahan saja memang olahraga ini cocok untukku.

Bagi yang ingin belajar berenang di usia dewasa, ada beberapa tips nih :

  1. Kuatkan niat. Keinginan untuk hidup lebih sehat mungkin bisa menjadi motivasi kuat untuk belajar berenang. Atau agar bisa meluangkan waktu lebih banyak bermain dengan anak-anak dan keluarga? Pilih saja yang paling memotivasimu…
  2. Cari instruktur dan tempat belajar yang nyaman. Bisa minta tolong teman yang sudah mahir, atau sekalian ikut les renang. Pilih juga tempat dan waktu belajarnya. Jangan belajar di kolam yang ramai. Pilih-pilih jam belajarnya. Ini penting agar kita dapat berenang dengan baik dan aman serta nyaman dalam proses belajarnya.
  3. Jangan panikan dan harus berani. Iya…kita sudah berani menempuh jalan kehidupan sekian puluh tahun lamanya..lha kok belajar renang takut? Wkwkw… Maaaf..just kidding ya teman.. tapi bener kok, kalau takut-takut.., kita tak akan pernah bisa maju.
  4. Percaya pada instruktur dan lakukan dengan baik instruksi-instruksinya. Instruktur tahu tahapan-tahapan apa yang harus kita lalui, sesuai dengan perkembangan latihan kita.
  5. Tak perlu malu dan jangan patah semangat untuk terus berlatih. Semua butuh proses, tidak ada kesuksesan instan..namun dengan latihan intensif maka percayalah… hasil tidak akan mengkhianati usaha.

Nah teman, itulah ceritaku hari ini, tentang usahaku untuk belajar renang di usia yang tak lagi muda. Punya pengalaman yang sama, atau ada tambahan tips untuk belajar berenang di usia dewasa? Yuuk, bagi di kolom komen ya.. Terimakasih ..

68 Comments

Leave a Reply to mechtadeera Cancel reply

Required fields are marked *.