Empan papan, salah satu adab Budaya Jawa yang universal. Lalang Ungu. Kok ora empan papan, yo? Itu sebuah kalimat tanya -dalam bahasa ibuku tentu saja..hehe- yang muncul di benakku ketika ‘membaca’ sebuah kejadian yang lumayan heboh beberapa waktu lalu.

Aksi – Reaksi
(Pic : Pixabay)
Sebuah tanya yang muncul dari rasa heranku atas kejadian tersebut. Seorang public figure ketika melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu di muka umum, pastilah mengundang kehebohan. Entah itu disengaja atau tidak, yang pasti kerusakan -setidaknya potensi kerusakan- telah terjadi.
Oya, kali ini aku tidak ingin mengulas tentang sosok tertentu lho, namun lebih kepada suatu tindakan yang memicu ingatanku pada kata ‘empan papan‘. Eh, teman-teman mengerti kah tentang istilah yang kupergunakan kali ini? Kalau belum, tenang saja…akan kuberitahu, tentu saja! ☺
Sebelum menjelaskan tentang apa itu Empan Papan, ada baiknya lebih dahulu kuceritakan beberapa kejadian tentang hal ini yang pernah kutemui ya ..
Beberapa tahun lalu aku pernah mengikuti suatu acara dinas, yang menggunakan sarana IT sebagai salah satu materi pertemuan. Nah, dalam acara itu, sementara peserta lain sibuk mengakses web yang dibahas sambil mencoba ini-itu terkait web tersebut, eh..kulihat 2 orang peserta yang duduk di deretan depanku sibuk sendiri berkasak-kusuk dan saling mengamati laptop mereka….membuka medsos dan toko online! π
Peristiwa kecil itu sempat kutuliskan di blog lama (yang sekarang sudah kukut..hiks) sebagai sebuah contoh dari sikap tidak empan papan, sebuah istilah yang dekat dengan keseharianku.
Contoh lain, dalam hubungan pertemanan misalnya. Tentunya kalian pernah berteman dekat / bersahabat dengan seseorang, bukan? Bagaimana kalian berinteraksi sehari-hari? Tentunya akrab, bukan? Nah, aku juga punya seorang sahabat seangkatan kerja dan hubungan kami -termasuk dengan keluarganya- tentu saja akrab. Istilahnya, guyon gablog-gablogan (bercanda akrab) sudah bukan hal aneh lagi buat kami.
Tapi, itu dalam hubungan sosial. Di luar jam kerja. Saat berhubungan kedinasan / formal, tentu saja kami tidak melakukan guyon gablog-gablogan itu. Saat mewakili masing-masing kantor kami dalam sebuah rapat misalnya, kami akan bersikap profesional. Itulah salah satu upaya kami untuk empan papan.
Naah…dari dua contoh di atas, mungkin sudah ada gambaran tentang apa arti istilah empan papan ini, bukan?
Ya, empan papan adalah istilah dalam bahasa & budaya Jawa, yang kurang lebih artinya adalah ‘menempatkan diri sesuai dengan tempat atau situasi / kondisi yang tepat’. Istilah lain dari empan papan ini dalam Bahasa Jawa adalah : ngerti kahanan , artinya mengetahui situasi yang terjadi dan bereaksi tepat / sesuai dengan situasi/kondisi tersebut. Ini sebuah istilah Jawa yang dapat diterapkan secara universal.

Di mana posisi kita.. dalam situasi kondisi bagaimana? ( Pic : Pixabay)
Apakah hanya para tokoh / public figure yang seharusnya bisa menerapkan hal tersebut?
Menurutku tidak. Kita semua harus bisa menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena bukankah sejatinya masing-masing dari kita adalah tokoh dalam lingkup kehidupan kita masing-masing? Mungkin kita adalah atasan / kolega di tempat kerja. Mungkin kita adalah pengurus / anggota di lingkungan kita. Mungkin kita adalah orang-tua / anak / saudara di keluarga kita.

Kita adalah bagian dari suatu jejaring… (Pic : Pixabay)
Masing-masing kita tentunya sebaiknya bisa bersikap sesuai dengan peran kita masing-masing, memberi contoh / teladan, setidaknya dimulai dari hal-hal kecil di diri dan lingkungan kita.
Empan papan / mampu menempatkan diri itu, tentunya tidak dapat terjadi begitu saja, bukan?
Ya, kemampuan itu hanya bisa tercipta melalui upaya kita membiasakan diri / belajar untuk itu. Mungkin melalui tahapan-tahapan pembelajaran diri. Tepa Slira atau empati menurutku adalah salah satu tahapannya. Bukankah dengan berempati, menempatkan diri kita pada posisi orang lain, seharusnya bisa membuat kita bersikap lebih bijak?
Maka, mengapa kita tidak mulai saja mengasah rasa empati kita, sejak dari sekarang? Mari kita bersama belajar ngerti kahanan dan empan papan ini. Insya Allah tidak akan membawa keburukan bagi kita, bukan?
Ohya, aku yakin istilah Jawa ini juga mempunyai banyak istilah lain dalam aneka bahasa lain. Kalau di budaya kalian, apa istilah yang searti dengan empan papan ini, teman? Yuuk, bagi di kolom komen ya…
June 10, 2019 at 11:50
Empan papan , Mpo baru mendengar pas baca jadi mengerti.
Tidak mudah memang menempatkan diri akan tetapi kita bisa memulai dari cara berkomunikasi dengan orang terdekat.
June 10, 2019 at 15:13
Ya Mpo.. Empan papan intinya adalah mampu menempatkan diri.. Kalau di budaya / bahasa Betawi kira2 apa padanan katanya ya?
June 10, 2019 at 16:10
Keren yah ada banyak maknanya… Aq tanya suamiku yang jawa, tp aq nya ga bisa logatnya, hihihi… Kata suamiku empan gowo papan, jadi makin belajar deh:) aq soalnya turunan madura, jadi banyak belajar tentang jawa….
June 10, 2019 at 16:27
Ya mba…lengkapnya empan gawa papan.. βΊοΈ
June 10, 2019 at 16:34
Iya, sebagai makhluk sosial, mengasah diri untuk bisa menempatkan diri di berbagai situasi memang perlu. Bukan cuma supaya tampak cerdas, tapi juga tampak punya etika.
June 11, 2019 at 13:18
Setuju, mba…
June 10, 2019 at 19:23
Sebagai orang Sunda, saya baru mengerti istilah ungkapnya empan papan ini. Tapi pelaksanaannya tentu saja di tradisi kami pun sudah ada dan seperti itu seharusnya.
Terimakasih ulasannya. Menarik menambah ilmu dan wawasan saya
June 11, 2019 at 13:18
Kalau di Budaya Sunda, apa istilahnya ya?
June 10, 2019 at 23:54
Terimakasih telah diingatkan,Mbak. Honestly pernah dengar tentang filosofi Jawa ini,namun belum ngeh maknanya bagaimana. Seringkali, nasihat Jawa itu mengena banget dalam kehidupan sehari-hari ya
June 11, 2019 at 13:17
Terima kasih kembali mba.. Ini juga sebagai pengingat buat diri sendiri..hehe..
June 11, 2019 at 05:23
baru dengar istilah Empan Papan tapi baca contoh di atas jadi paham, sih. Siapapun perlu menempatkan diri dalam sikon. Duh, kalau pelatihan malah buka medsos mending diganti aja pesertanya. Kasihan kan yang mau niat belajar malah enggak dapat kesempatan.
June 11, 2019 at 13:17
Ya mba..sebaikbya memang begitu ya..
June 11, 2019 at 05:54
Terima kasih sudah mengingatkan salah satu adab penting ini.
kalau peribahasanya, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. begitu bukan?
June 11, 2019 at 13:16
Terima kasih kembali, mba Ida.. sama2 mengingatkan ya..
June 11, 2019 at 07:26
Huaaa, pastilah gemes emang ya Mbak klo kita dalam suasana serius tapi ada yg sibuk sendiri dengan urusan mereka diluar dari yg seharusnya, hmm. Sering juga koq lihat gitu. Hufft..
Makasih udah mengingatkan ya Mbak π
June 11, 2019 at 13:16
Sama2 mba..ini lebih ke mengingatkan diri sendiri juga mba..
June 11, 2019 at 07:27
Nah iya mbak, kadang suka ada yang lupa dan tidak bisa menempatkan diri dengan situasi yang ada. Didikan orang tua menjadi pelajaran penting agar kelak anak-anak mengerti harus gimana bersikap saat berada di lingkup sosialnya
June 11, 2019 at 13:15
Setuju mba..pembiasaan di keluarga sangatlah penting karena keluarga adalah sekolah pertama bagi anak2 kita bukan?
June 11, 2019 at 07:29
Wah baru tau kalau ungkapan di jawa hal spt.itu namanya empan papan… Menempatkan diri pada tptnya memang hrs selalu diajarkan sejak.dini biar gak kyk dua perempuan di atas itu hehe..
June 11, 2019 at 13:15
Ya mba..menurutku perlu dibiasakan sejak dini agar kita tidak lupa akan etika
June 11, 2019 at 08:23
Gak masuk kamusnya arek Suroboyo niih….empan papan.
Maturnuwun penjelasannya..
Jadi paham kalau menempatkan diri pada tempat dan kondisinya adalah yang dimaksud empan papan.
June 11, 2019 at 13:14
Hehe..mungkin di Surabaya ada istilah lain ya mba..
June 11, 2019 at 08:40
Jadi istilah itu di Jawa ya mba.. Tau menempatkan diri dengan proper memang salah satu value yang penting untuk dijaga setiap saat
June 11, 2019 at 13:14
Ya mba..istilah Jawa yg kurasa bisa berlaku secara umum juga bukan?
June 11, 2019 at 09:05
Aku baru denger istilah ini tapi memang ya setidaknya kita harus bisa menempatkan diri dimana kita berada dan waktu yang tepat, agar penilaian orang ke kita juga positif.
June 11, 2019 at 13:13
Betul mba..ini salah satu etika / adab dalam pergaulan / bermasyarakat ya..
June 11, 2019 at 09:15
Asli aku baru denger istilah empan papan ini kak, jadi nambah insight baru juga sih, emang susah susah gampang menempatkan diri di masyarakat ya kak
June 11, 2019 at 13:13
Betul..itu sebabnya harus dibiasakan sejak dini ya mba..
June 11, 2019 at 09:18
Senengnya baca blog itu dapat pengetahuan yang up to date, baik info terbaru maupun info lama tapi baru tahu.. seperti istilah empan papan ini.. aku baru tahu jika bahasa halusnya menempatkan diri itu empan papan.. thanks for sharing mba.. penting banget ini tau istilah bahasanya dan jadi tambah pengetahuan
June 11, 2019 at 13:12
Terima kasih kembali mba.. ini juga sambil mengingatkan diri sendiri..hehe..
June 11, 2019 at 09:25
Aku yang org Jawa baru tau istilah empan papan ini mbak hehe. Tapi ya betul gtu yaaa, menempatkan diri di manapun kita berada apalagi sama org yang mungkin jd atasan sekaligus teman kita, atau bisa jd saudara tapi ternyata jd atasan/ org yg disegani gtu
June 11, 2019 at 13:12
Memang sudah jarang terdengar istilah ini digunakan dalam pergaulan sehari-hari ya mba..
June 11, 2019 at 10:09
Lucu dan aneh kedengaran di telinga ya: Empan papan, maksudnya beradaptasi dengan lingkungan yg baru kali ya.
June 11, 2019 at 13:11
Tahu menempatkan diri dalam setiap situasi..mungkin begitu terjemahan bebasnya, Bunda..
June 11, 2019 at 10:11
aku baru tau istilah empan papan, hehe.. menempatkan diri ya ternyata.. tapi sepertinya memang ada sebagian orang yang kurang pandai dalam hal ini, mungkin karena tidak terbiasa menghadapi berbagai macam situasi kondisi, jadi bingung mesti berbuat atau berkata apa π
June 11, 2019 at 13:11
Iya mba..harus dibiasakan sejak dini ya..
June 13, 2019 at 07:52
saat kita menempatkan diri pada orang lain yang barangkali pernah terbesit dalam benak menghakimi orang tersebut, pasti kita akan bersikap lebih bijak. Sayangnya, sikap seperti ini tak mudah diterapkan, hanya orang2 yang berani mengalah demi egonya.
June 13, 2019 at 08:18
Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin bukan? Hehe..
June 14, 2019 at 01:21
Pandai menempatkan diri sesuai kondisi ini salah satu yang wajib dimiliki semua orang yaa, Mba, atau istilah umumnya mungkin bisa disamakan dengan di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung
June 14, 2019 at 18:03
Begitulah mba