LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Payung lukis
Payung lukis

Kampung Ragam Warna, Bukan Kampung Warna-Warni Biasa

| 113 Comments

Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu.. Apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya.. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku berkunjung ke Kampung Ragam Warna yang ternyata bukan kampung warna-warni biasa.

Mentari sedang sepenuh hati memancarkan sinarnya di Sabtu siang 26 Oktober yang baru lalu, ketika akhirnya kusampai di Kampung Ragam Warna, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari rumahku di Kota Pekalongan. Alhamdulillah…

Kampung Ragam Warna

Selamat datang di Kampung Ragam Warna

Apa itu Kampung Ragam Warna?

Mungkin pertanyaan itu muncul di benak teman-teman yang belum tahu tentang kampung cantik ini. OK deh..kuceritakan dulu sekilas tentang kampung ini ya..

Tentang Kampung Ragam Warna

Asal-usul nama Kampung Ragam Warna

Kampung Ragam Warna adalah sebutan bagi sebuah kampung kecil di  daerah Kaliwungu Kendal yang mempunyai keistimewaan yaitu seluruh bangunan, jalan dan lingkungannya tampil ceria dengan warna-warni yang semarak.

Setahun lalu -tepatnya 9 Mei 2018- sebutan itu resmi disematkan ke kampung yang terdiri dari 2 RT / 2 gang dengan jumlah warga sekitar 100 KK yang sejak setahun sebelumnya telah sepakat membuat kampung mereka lebih menarik dengan mewarnai rumah dan jalan lingkungan di kampung itu.

Peresmian Kampung Ragam Warna kala itu dilakukan oleh Bupati Kendal dan dihadiri Pimpinan Pacific Paint serta tokoh-tokoh masyarakat termasuk di antaranya Sang konseptor Kampung Ragam Warna yaitu Ibu Wiwik W Wijaya.

Lokasi Kampung Ragam Warna

Kampung kecil yang kemudian disebut sebagai Kampung Ragam Warna itu adalah Kampung Mranggen, yang terletak di Desa Kutoharjo Kec Kaliwungu Kab Kendal Jawa Tengah.

Kalau kalian mencari kampung ini di Google Map, alamat yang tertera adalah Mranggen Nolokerto Kaliwungu, seperti terlihat di foto berikut ini.

Terlihat di sini, Kp Ragam Warna ini sekitar 1 jam dari lokasi awal (Pekalongan)

Atau kalian lebih familiar dengan lokasi Makam Kyai Musyafa Kaliwungu? Nah.. melewati gang yang menurun di sebelah kompleks makam yang selalu ramai pengunjung terlebih saat Syawal ini, kalian akan sampai di Kampung Ragam Warna.

Menurutku, paling nyaman ke lokasi ini dengan kendaraan pribadi atau travel yang ada fasilitas antar sampai lokasi, namun bila menggunakan kendaraan umum tentu saja bisa. Tentukan saja tujuan kalian ke Pasar Sore Kaliwungu, lalu dari sana bisa menggunakan ojek ke Mranggen ini, dengan biaya sekitar Rp10.000,- saja.

OK, jadi kampung ini seperti kampung-kampung warna-warni lainnya kan?

Eh…jangan salah! Kampung Ragam Warna ini berbeda konsepnya dengan kampung warna-warni lainnya.

Ada apa di Kampung Ragam Warna?

1. Festival Drumblek

Drumblek Kampung Ragam Warna

Penampilan salah satu peserta Drumblek di Kampung Ragam Warna

Sebenarnya acara inilah yang membuatku sampai ke Kampung Ragam Warna ini. Beberapa waktu lalu aku melihat banner tentang diselenggarakannya Festival Drumblek Pacific Paints Cup 1 di Kampung Ragam Warna, yang diramaikan oleh Lomba Foto, Vlog dan Blog dengan hadiah yang menggiurkan. Kesempatan ikut lomba sekaligus mengenal Kampung Ragam Warna, sungguh tak dapat kutolak..haha…

Oh ya, tentang drumblek itu sendiri, adalah ‘pelesetan kata’ dari drumband / marching band. Jadi ‘drumblek’ ini adalah drumband dengan menggunakan perpaduan drum dan ‘blek’ ( Bhs Jawa : kaleng ) serta peralatan lain (misal alat masak yang sudah tak terpakai) sebagai alat-alat untuk menghasilkan bunyi/nada yang berirama. Sungguh kreatif! ☺

2. Workshop Seni

Ternyata di Kampung Ragam Warna kami tidak hanya disuguhi pentas Drumblek. Sebelum menikmati pentas Drumblek di hari kedua, pada hari pertama kami sudah disuguhi aneka konten edukasi, antara lain workshop-workshop seni.

Smock Arts Painting

Pak Mukjizat dan SMOCK (Foto by Jiah Al Jafara)

Workshop-workshop yang diselenggarakan kali ini adalah Workshop SMOCK (Seni Model Orang Cah Kaliwungu – seni lukis dengan menggunakan kain perca yang diremas / diremet  (Bhs Jawa), Kartun, Lukis Payung dan pembuatan Masakan Tradisional Sumpil (pada hari pertama) dan juga workshop Lukisan Ampas Kopi yang diselenggarakan di hari kedua.

Seni lukis ampas kopi

Workshop dan hasil Seni Lukis Ampas Kopi (Foto by Jiah Al Jafara)

3. Lomba Lukis Payung

Payung lukis rupanya menjadi ikon lain dari Kampung Ragam Warna. Warna-warni payung lukis dengan berbagai ukuran menghiasi lingkungan Kampung Ragam Warna, dan Lomba lukis payung menjadi salah satu dari rangkaian acara Festival Drumblek Kampung Ragam Warna ini.

Peserta Lukis Payung

Dua peserta asyik melukis payung

Peserta beragam, dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Asyik sekali mengamati kesibukan mereka, merubah payung kertas polos menjadi payung cantik melalui permainan warna maupun motif. Ada yang duduk bersama kelompoknya saat mengerjakan, ada yang duduk berdua, tak sedikit pula yang memilih lokasi menyendiri menyelesaikan lukisan itu. Namun ada kesamaan tersirat disana : semangat berkreasi untuk meraih prestasi!

Melukis payung di Kampung Ragam Warna

Ekspresi Seni melalui Lomba Lukis Payung di Kampung Ragam Warna

Payung lukis

Sebagian payung cantik hasil karya peserta lomba

4. Pentas Seni

Setelah workshop dan lomba lukis payung selesai, sore hari setelah waktu Ashar dimulailah acara pentas seni di Kampung Ragam Warna.

Penampilan Rebana ‘Al Badar’ Kaliwungu mengawali pentas seni di sore hari itu. Selain lantunan nasyid nan merdu, ada pula Tari Sufi yang dapat dinikmati oleh segenap pengunjung.

Tari Sufi

Tari Sufi di Kampung Ragam Warna

Tari Sufi yang kusaksikan kali ini menurutku istimewa, karena kalau biasanya kusaksikan tarian ini ditarikan oleh para pemuda berkostum khas putih-putih, maka kali ini kulihat Tari Sufi ditarikan juga oleh remaja Puteri. Dan terasa lebih menarik karena kostum yang digunakan warna-warni.. ahaay.. 😍

Tarian Anak Kampung Ragam Warna

Tarian Anak Kampung Ragam Warna

Seni Rebana Modern

Seni Rebana Modern

Malam harinya selepas pembukaan secara resmi Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 oleh Pimpinan Pacific Paint dan tokoh masyarakat (Camat, Lurah) giliran anak-anak menampilkan kreasi seni mereka. Ada Tarian Anak Kampung Ragam Warna dan Rebana Modern dari SDN 02 Nolokerto Kaliwungu. Dan acara pentas seni malam itu ditutup dengan penampilan ‘Daun Bambu’ sebuah Grup Band Reggae dari Kaliwungu. Sungguh malam Minggu berkesan di Kampung Ragam Warna!

Grup band reggae Daun Bambu di Kampung Ragam Warna

‘Daun Bambu’ di Kampung Ragam Warna

5. Ragam Warna Lingkungan

Sejak sampai di Kampung Ragam Warna ini, pengunjung sudah dimanjakan dengan warna-warni cantik lingkungan ini. Sepertinya, tidak ada rumah yang polos biasa-biasa saja di kampung ini. Semua bangunan berhias warna-warni dan dihiasi lukisan aneka tema maupun pola-pola geografis sederhana tapi cantik.

Sudut Kampung Ragam Warna

Salah satu sudut Kampung Ragam Warna

Rumah di Kampung Ragam Warna

Senyum2 sendiri lihat yang satu ini..

Banyak spot-spot cantik untuk pepotoan, salah satu di antaranya adalah sebuah sudut yang dinamai Taman Ragam Warna. Payung-payung cantik aneka ukuran juga menjadi properti pepotoan yang ok punya ☺

Taman Ragam Warna

Taman Ragam Warna

Warna-warninya menggoda hasrat berpose-ria.. ☺

Penyejuk mata

6. Masakan rumahan yang enak dan jajanan murah-meriah

Selama 2 hari 1 malam di Kampung Ragam Warna, perutku puas..hehe.. Dua kali makan siang, satu kali makan malam dan satu kali sarapan kami nikmati di sebuah rumah yang dinamai Mranggen Galery dan juga rumah di seberangnya.

Menunya sederhana, masakan rumahan biasa, namun rasanya enak. Miroso kalau kata orang Jawa, hehe.. Selain itu, ada warung-warung kecil di mana kita dapat mencicipi jajanan setempat, yang harganya murah meriah euy..

Es Setup Pisang dan Bubur sumsum ini..enam ribu sajaaa..

Di siang hari pertama yang cukup terik, segelas Es Setup Pisang dan Es Sirup + serutan melon menyegarkan tenggorokanku. Sedangkan di hari kedua yang tak kalah teriknya, Es Buah lah yang menjadi penyelamatku. Dan masing-masing harganya adalah… Rp3.000/gelas! Mantuuul… 😋

7. Warga yang ramah dan guyub

Hal menarik lain yang dapat kita temui di Kampung Ragam Warna adalah warga yang ramah dan guyub.

Senyum dan sapa akan sering kita jumpai dari warga kampung ini. Setidaknya anggukan sebagai ganti ucapan / sapaan. Dalam beberapa kesempatan berbincang dengan warga di sana, mereka dengan senang hati menjawab pertanyaan kami.

Salah satu di antaranya adalah Bu Juwariyah, yang menemani kami menyantap Es Setup Pisang dagangannya sambil beliau mengupas bawang sebagai persiapan memasak dan tetap ramah menjawab keingintahuan kami tentang Kampung Ragam Warna. Terima kasih, Buuuk…

Adapun suasana guyub (kebersamaan) warga terlihat dari peran serta warga dalam penyelenggaraan acara ini. Panitia lokal adalah warga setempat, melibatkan para pemuda-pemudi yang tergabung dalam AKKUR ( Anggone Kumpul Kepingin Upayaning Rukun – Tujuan berkumpul karena menginginkan / mengusahakan kerukunan ) maupun para bapak dan para ibu. Semua bahu membahu melaksanakan tugas demi penyelenggaraan acara yang sukses.

Nah, itulah cerita pengalamanku di Kampung Ragam Warna. Pengalaman yang membuktikan bahwa Kampung Ragam Warna bukan seperti kampung warna-warni biasa. Konten edukatif, itulah yang menjadi pembedanya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bu Wiwik W Wijaya dalam perbincangan kami sore itu. Harapannya konten edukatif ini memberi manfaat tidak hanya bagi pengunjung namun juga tuan rumah / warga setempat.

Dalam kesempatan itu, penggagas Kampung Ragam Warna ini juga menyampaikan tagline dari Kampung Ragam Warna yaitu ‘Kampung Sempit yang Hangat‘. Pengalamanku di sana telah membuktikan tagline itu : hangatnya suasana dan sambutan warga. Lebih terasa hangat lagi di hati karena di sana ketemu teman2 Blogger dari banyak daerah. Teman dunia maya yang insya Allah menjadi sahabat pula di dunia nyata.

Bersama teman2 Blogger di Kampung Ragam Warna ( Foto punya Mba Donna & Nyi PD )

Sampai jumpa lagi di Kampung Ragam Warna pada Festival Drumblek berikutnya, teman-teman… 😀

113 Comments

Leave a Reply to mechtadeera Cancel reply

Required fields are marked *.