
Bangunan tua di sudut Stasiun Pekalongan
Bagunan Cagar Budaya Indonesia, tak kenal maka tak sayang… Pagi itu, dari balik jendela kereta, aku kembali melihat bangunan tua tak terawat itu. Itu memang bukan kali pertama mataku tertambat ke bangunan tua di salah satu sudut Stasiun Pekalongan. Hampir setiap kali kereta meninggalkan stasiun ke arah barat, mataku tertambat pada bangunan itu. Entah kenapa…
Dan kemarin terlintas di benakku, berapa usia bangunan itu? Apakah seumur Stasiun Pekalongan? Apakah fungsi bangunan itu semula dan mengapa kondisinya tak terawat namun masih tetap dipertahankan? Apakah bangunan itu juga termasuk bangunan cagar budaya sebagaimana bangunan inti Stasiun Pekalongan, sehingga tak boleh diubah seenaknya apalagi dirobohkan?
Sampai saat ini, pertanyaan itu belum terjawab. Beberapa kali mencari referensi tentang daftar bangunan cagar budaya di Kota Pekalongan secara online belum berhasil dan aku belum berkesempatan mencari langsung ke Dinas Pariwisata setempat. Padahal aku penasaran sekali, bangunan apa saja sebenarnya yang masuk kategori cagar budaya dan harus terus dilestarikan itu?
Bagaimana dengan teman-teman, apakah kalian mudah menemukan daftar bangunan cagar budaya di kota / daerah kalian?
Beruntung sekali kalau begitu.. Dengan demikian, kalian mempunyai dasar yang jelas untuk turut membantu pelestariannya, minimal dengan mensosialisasikannya kepada masyarakat tentang keberadaan bangunan itu dan pentingnya untuk tetap dijaga kelestariannya.
Nah, kalau tidak tahu mana-mana saja bangunan yang harus dilestarikan dan apa sebab-sebab pelestariannya itu penting, rasanya agak sulit bagi kita untuk ikut melestarikannya atau minimal mensosialisasikannya, bukan?
Apa itu Bangunan Cagar Budaya?
Sebelum kita bahas lebih jauh, teman-teman sudah tahu kan apa yang disebut Bangunan Cagar Budaya?
Menurut UU RI No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang dimaksud dengan Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Adapun yang dimaksud dengan Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding dan beratap, yang memenuhi kriteria : (1) berusia 50 tahun atau lebih; (2) mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun; (3) memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan; (4) memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Nah…jika keluarga kalian memiliki rumah atau gedung yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut, boleh tuh didaftarkan menjadi Bangunan Cagar Budaya..hehe..
Perda Cagar Budaya di Kota Pekalongan
Di Kota Pekalongan sendiri memang telah ada Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang Cagar Budaya, yaitu Perda Kota Pekalongan No 14 Tahun 2015, di mana dalam lampiran penjelasannya disebutkan bahwa peraturan daerah tentang Cagar Budaya ini sangat diperlukan karena di Kota Pekalongan terdapat karakter Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya yang tidak sedikit jumlahnya, antara lain :
- Kawasan Cagar Budaya Jetayu, terkait sejarah Kota Pekalongan dan gaya arsitektur Kolonial;
Bangunan Cagar Budaya di Kawasan Jetayu Pekalongan (searah jarum jam) : Museum Batik, Gedung Ex Karesidenan Pekalongan, Gedung TV Batik dan Gedung Kantor Pos Pekalongan
Di kawasan budaya Jetayu ini kita dapat menjumpai bangunan-bangunan cagar budaya Kota Pekalongan, al : Museum Batik Pekalongan, menempati gedung yang dibangun sekitar tahun 1900 dan pernah menjadi pusat administrasi 17 pabrik gula se-eks Karesidenan Pekalongan; Gedung Eks Karesidenan Pekalongan merupakan sebuah gedung yang dibangun sejak tahun 1850 oleh Residen J van der Eb, namun tercatat pertama kali digunakan oleh Residen George Johan Peter van de Poel; Gedung TV Batik yang berlokasi di sebelah kanan Museum Batik merupakan gedung Djawatan Pendidikan yang awalnya digunakan sebagai kantor yayasan pendidikan MULO di masa penjajahan; dan Gedung Kantor Pos Pekalongan yang menampakkan kekhasannya berwarna merah oranye ini didirikan sekitar tahun 1920. Masih ada beberapa cagar budaya lainnya di Kawasan jetayu ini, a.l : Tugu Mylpall, Jembatan Loji, dll.
- Kawasan Kampung Arab, kawasan Cagar Budaya dalam konteks permukiman etnis Arab dan budaya islam;
Rumah Batik Madubronto, salah satu bangunan cagar budaya di Kampung Arab Pekalongan
Di Kampung Arab di Kelurahan Sugihwaras Kota Pekalongan ini kita dapat menelusuri jejak sejarahnya sebagai pusat perdagangan batik. Konon, di daerah inilah ditentukan harga akain mori di seluruh Indonesia, lho…
- Kawasan Kota Lama Pecinan sebagai kawasan perkotaan Pekalongan pada jaman dahulu dan seni budaya etnis Tionghoa.
Rumah Jaksa, bangunan cagar budaya di Kawasan Kota Lama Pecinan Pekalongan
Di kawasan pecinan Kota Pekalongan ini kita banya menemui beberapa rumah bersejarah lainnya, antara lain rumah Kapiten dan juga Rumah Beskal / Jaksa di waktu itu. Di kawasan ini juga dapat kita jumpai Klenteng Po An Thian yang dibangun sejak tahun 1882 dan sampai saat ini masih kokoh berdiri dan berfungsi sebagai rumah ibadah Tri Dharma.
Bangunan Cagar Budaya di Kota Pekalongan
Sedangkan mengenai Bangunan Cagar Budaya di Kota Pekalongan, menurut Kabid Kebudayaan Dinparbudpora Kota Pekalongan dalam berita Radar Pekalongan tanggal 30 Nopember 2018, saat ini telah terdapat 25 Bangunan Cagar Budaya di Kota Pekalongan yang telah tercatat secara Nasional, antara lain : Museum Batik, Gedung Batik TV, Kantor PT Pertani, Kantor Pos, Kantor Kejaksaan, Lapas Pekalongan, Gedung SMA 1, Gedung SMP 13, Masjid Jami’ Kauman dan Masjid Sapuro.
Alhamdulillah aku sudah pernah mengunjungi sebagian besar bangunan cagar budaya yang disebutkan itu. Kondisi saat ini memang cukup bagus dan terawat, meskipun saat berjalan-jalan ke Kawasan Pecinan dan Kampung Arab, ada banyak juga terlihat bangunan tua yang kurang terawat sehingga tampak menyedihkan dan bahkan berkesan seram / menakutkan. Mungkin bangunan-bangunan tak terawat itu tidak termasuk kriteria cagar budaya…
Ingin tahu asyiknya mengunjungi bangunan cagar budaya di Pekalongan? Baca juga : Menelusuri jejak sejarah ARJATI di Kota Pekalongan
Pemugaran, salah satu upaya pelestarian Bangunan Cagar Budaya
Menurutku, salah satu upaya pelestarian bangunan-bangunan cagar budaya itu adalah dengan melakukan pemugaran terbatas (dengan tidak merubah bentuk / struktur asli) dan memfungsikan gedung tersebut meskipun dengan fungsi yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja ini membutuhkan modal yang cukup besar, oleh karena itu tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah namun juga swasta atau kerja sama keduanya.
Sudah pernah jalan-jalan ke Kota Lama Semarang akhir-akhir ini? Nah, kalian akan melihat kawasan ini semakin hidup dan indah dengan adanya pemugaran gedung-gedung tua dan difungsikan lagi dalam keseharian.

Gedung tua SPIEGEL di Kota Lama Semarang yang kembali tampil cantik setelah pemugaran
Sebagaimana kita ketahui, bangunan cagar budaya yang terletak di Jl. Letjend Suprapto 34 Semarang ini dulunya adalah sebuah toko yang menyediakan berbagai macam keperluan barang rumah tangga ataupun peralatan kantor, milik perusahaan Winkel Maatschappij “H Spiegel” yang berusaha sejak tahun 1895 dan renovasi baru dilaksanakan pada tahun 2015 yang kemudian sebagian gedung ini difungsikan sebagai tempat makan.
Baca juga : Bersukaria menyusuri Kawasan Kota Lama Semarang
Selain itu, beberapa waktu lalu aku juga pernah mengunjungi De Tjolomadoe, bangunan pabrik gula yang sempat mangkrak alias terbengkalai namun sekarang kembali tampil cantik dan difungsikan sebagai tempat wisata.
Baca Juga : De Tjolomadoe : Warisan manisnya industri gula di masa lalu
Bagaimana bila kita tak punya dana ataupun sarana untuk pemugaran, tak dapatkah kita berpartisipasi untuk pelestariannya?
Tentu saja dapat!
Cari tahu tentang bangunan-bangunan cagar budaya yang ada di sekitar kita, kunjungi, buat foto-foto menarik dan tuliskan kunjunganmu serta pengetahuanmu tentang bangunan-bangunan itu di blog ataupun akun-akun sosial media yang kau miliki. Ajak pembaca atau followermu untuk mengenal lebih jauh bangunan-bangunan itu dan arti penting pelestariannya. Dengan makin banyak dikenal akan makin banyak yang aware terhadap keberadaannya. Jangan sampai tiba-tiba suatu bangunan bersejarah ‘dihilangkan’ karena dianggap tak lagi berguna akibat tak mendatangkan keuntungan ekonomi maupun sosial…
Begitulah, teman… Menurutku, penting bagi kita untuk mengenal bangunan-bangunan cagar budaya yang ada di sekitar kita. Mengenal sejarahnya dan mengetahui arti penting pelestariannya. Selanjutnya kita dapat membantu melestarikannya dengan cara kita, misalnya dengan memanfaatkan media sosial yang kita punya untuk kampanye pelestarian bangunan-bangunan cagar budaya itu, antara lain dengan memposting foto atau tulisan tentang Bangunan Cagar Budaya Indonesia yang ada di sekitar kita, sejarahnya, kondisi terkini, pentinya untuk terus melestarikannya, dll. Dengan tulisan-tulisan kita di blog ataupun posting foto-foto di IG, FB ataupun Twitter, diharapkan masyarakat atau minimal teman-teman / follower kita dapat makin mengenal bangunan-bangunan cagar budaya di sekitarnya. Dengan mengenal maka akan makin sayang, makin berusaha keras untuk merawatnya, dan dengan tegas makin mudah menjatuhkan pilihan: rawat atau musnah!
Bagaimana menurut kalian, Sahabat Lalang Ungu? Ohya, ikutan Kompetisi ‘Blog Cagar Budaya Indonesia : Rawat atau Musnah!’ yuuk…

Lomba Blog Cagar Budaya Indonesia
November 21, 2019 at 08:32
Itu bangunan di pojok stasiun Pekalongan selalu menarik mata setiap keretaku lewat Mbak. Semoga dapat perawatan yang lebih baik
November 21, 2019 at 09:18
Nah…sama klo bgtu ya mba.. aku merasa penasaran dg bangunan itu..
November 21, 2019 at 09:01
Setiap cagar budaya punya kisah masing2 ya. Butuh perawatan lebih maksimal supaya anak cucu bisa melestarikannya juga ya. Sukses ya mbak
November 21, 2019 at 09:18
Betul sekali mba..
November 21, 2019 at 09:21
Yang di Pekalongan, aku sempat motret juga yg halaman depan rumah jaksa itu…yg bikin penasaran itu kaca patrinya… Pingin masuk tapi waktu itu cuma boleh sampe halaman aja
November 21, 2019 at 14:38
Oya mba..kaca patrinya tampak cantik ya..
November 21, 2019 at 10:43
Hampir semua daerah ya punya kawasan bersejarah. Dan kita kudu kuat2 promosi nih lewat sosmed
November 21, 2019 at 14:38
Betuuul..
November 21, 2019 at 14:37
Mataku juga terpaut pada bangunan di sudut stasiun Pekalongan, mbak. Bentuk bangunannya masih bagus dan terlihat kokoh ya, sayang kalo nggak direvitalisasi. DAn aku baru tahu kalo di Pekalongan juga ada kota lama, mesti sesekali jalan kesana
November 21, 2019 at 14:39
Kota lama nya Pekalongandi kawasan Jetayu mba..yang ada museum Batiknya itu.. Dan museum batik adalah salah satu bangunan cagar budaya di Pekalongan..
November 24, 2019 at 20:00
Oh kalo yang ada produksi sirup itu apa juga masuk kota lama? Soalnya ada bangunan yang terkesan peninggalan jaman dahulu banget
November 25, 2019 at 12:47
Ya mba.. masuk juga. Seberang pabrik limun itu peninggalan sejarah berupa sisa benteng Belanda mba..
November 21, 2019 at 16:29
aku sudah lama nggak pekalongan, memang masih banyak bangunan lama, ya, semoga kapan-kapan bisa ke sana lagiii
November 22, 2019 at 12:37
banyak juga ya cagar budayanya pekalongan…
tapi stasiunnya itu yang kayaknya paling terbengkalai ya
November 22, 2019 at 15:14
Bukan bangunan utama stasiun lho yg tampak tak terawat itu..hehe..
November 22, 2019 at 15:02
Menarik sekali membaca sejarah tiap cagar budaya. Selalu ada kisah unik dari masa lalu.
Aku juga suka wisata ke tempat 2 begini. Sayang nih kemarin riweuh banget mau nyari bahan buat tulisan, jadi pasrah deh nggak nulis
November 22, 2019 at 15:13
Ga papa Rin..masih bisa ditulis di lain waktu kan..
November 22, 2019 at 15:30
Semakin banyak bangunan cagar budaya yang dipugar, jadi menarik untuk wisatawan. Harapannya sih kalau semakin banyak wisatawan, semoga mereka juga turut menjaga, bukan merusak atau mengotori.
Btw, aku kok jadi penasaran ya. Yang bangunan di sudut stasiun itu apa si, Mbak? Hahaha. Besok kalau lewat aku mau amati juga ah
November 23, 2019 at 17:27
Nah iya..karena aklau terbengkalai nampak seram dan siapa juga yg mau nengok! Haha..
November 22, 2019 at 15:35
Jujur, kesan pertama lihatnya ‘seram sekali’ bund..
Sayang ya, cagar budayanya gak terawat dengan apik.
Semoga segera dipercantik jadi banyak yang tertarik untuk mengunjungi.
November 23, 2019 at 17:27
Aamiin…
November 22, 2019 at 16:48
Salah satu daya tarik rumah-rum akuno adalah model dan aksen batu dna kaca patri yang menurutku long lasting banget
November 23, 2019 at 17:27
Bangunan klasik memang tampaknromanris ya mba..
November 22, 2019 at 19:51
Bangunan cagar budaya di setiap daerah selalu punya ceritanya masing2 dan ada unsur sejarah yang sangat kuat. Harus dirawat untuk anak cucu kelak
November 23, 2019 at 17:26
Setujuuu mba..
November 22, 2019 at 20:33
Kawasan pecinan ada di mana-ama ya mbak, tapi biasanya di sini banyak bangunan-bangunan lama yang bersejarah ya.
Kalau lihat bangunan lama yang terbengkalai sayang juga ya apalagi mengandung sejarah masa lalu
November 23, 2019 at 17:26
Betul mba..ada kekhasan lingkungannya dan juga kulinernya..
November 22, 2019 at 21:40
Pekalongan ternyata banyak banget bangunan cagar budayanya. Spotnya juga bagus buat dokumentasi apalagi selfie hihi.
November 23, 2019 at 17:24
Ya mba..jalan2 di kawasan budaya ini asyik juga lho..
November 22, 2019 at 21:46
Jadi makin penasaran itu gedung yang pertama dulunya apa. Kalau lihat bentuknya seperti pernah berjaya pada masanya. Semoga ada yang mau merenovasi. Jangan diubah bentuknya
November 23, 2019 at 17:24
Iya, saya masih penasaran juga nih,blm dapat informasinya..
November 23, 2019 at 06:09
Rawat atau Musnah!
Yap, slogan ini yg harus terus diusung terkait cagar budaya
sebagai wujud kebanggaan akan cagar budaya, sudah seharusnya kita merawat sepenuh jiwa dan sekuat tenaga (plus dana)
November 23, 2019 at 17:21
Setujuuu…
November 23, 2019 at 09:42
SUka banget dengan bangunan di semarang, lawang sewu dan bangunan spiegel itu mbak, ya ampun eksotis banget dan misterius hehe
kalau malem malem ke sana aku juga takut sih, tapi malam itu indah ya, cuma ya gitu deh, ngeri ngeri sedap hehhee
November 23, 2019 at 17:21
Iya, saat disinari lampu2 makin cantik ya mba… Tapi..aku juga deg2an klo mesti ke situ malam2 lah..hehe..
November 23, 2019 at 11:36
duuuh aku suka banget mengunjungi bangunan2 cagar budaya mbak, selain buat narsis mengetahui sejarahnya bikin takjub..
November 23, 2019 at 17:20
Setuju La..gak cuma asyik buat narsis, tapi bisa menambah wawasan kita juga..
November 23, 2019 at 22:01
Aku belum explore semuanya.
Kalo liat udah kalo datang survey satu2 nanya belum. Pekalongan emang ya heritage vanyak tercatat 28
November 24, 2019 at 06:32
Nah..aku penasaran dg list itu Nyi.. Mungkin harus minta ke Dinas Pariwisata ya..
November 23, 2019 at 23:29
Istilah tak kenal maka tak sayang memang benar adanya ya mbak, dulu waktu kecil aku diajak ke TMII untuk melihat indonesia darisana.. dan sekarang masih tempat cagar budaya yang selayaknya juga mulai dikenalkan ke anak anak kita.. agar mereka kenal lalu menjaga dan merawat cagar budaya yang ada dengan kasih sayangnya
November 24, 2019 at 06:32
Setuju sekali mba..anak2 memang perlu dikenalkan cagar budaya kita agar tahu pentingnya dan mau merawatnya..
November 24, 2019 at 06:29
Banyak juga ya cagar budaya di kota Pekalongan ini. Kalau ada kesempatan ke sana kudu singgah juga nih di cagar budaya tersebut. Dan memang penting bagi kita ya mbak untuk merawat bangunan-bangunana atau benda-benda yang merupakan warisan budaya
November 24, 2019 at 06:33
Iya mba..mari kita mengenal cagarbudaya yg ada di sekitar kita
November 24, 2019 at 07:14
Memang perlu melestarikan cagar budaya yah mba, kalau bukan kita siapa lagi, terutama generasi anak muda.
Kalau mungkin sudah pemugaran akan menarik wisatawan tp bgaimana kalau belum? Akan sangat disayangkan
November 24, 2019 at 09:30
Nah.itu salah satu tantangannya.. menarik pengunjung. Hehe..
November 24, 2019 at 09:06
Di Pekalongan yang merupakan Kota Lama bahkan sejak zaman Belanda tentu mempunyai banyak bangunan bersejarah yang jadi cagar budaya Indonesia.
November 24, 2019 at 09:31
Betul mba.. Kawasan Jetayu adalah salah satu kawasan perkantoran di jaman Belanda..
November 24, 2019 at 10:00
Semarang memang saraat dengan bangunan cagar budaya yang cantik dan penuh cerita yaa mbaa
November 24, 2019 at 15:52
Betul mba…
November 24, 2019 at 11:10
Baca-baca tentang Cagar Budaya di blog temen-temen bikin ikut bangga. Banyak ternyata ya Cagar Budaya kita. Yang kutahu cuma yang sering terekspos aja. Yang tersembunyi asli gak tahu. Semoga dengan banyaknya yang menulis seperti ini, kita semua jadi aware dengan warisan yang kita punya. Dan jangan sampai punah.
November 24, 2019 at 15:51
Semoga demikian ya mba..
November 24, 2019 at 11:39
Spiegel itu pas masih bobrok dulu aku pernah mengalami mba. Waktu itu dipake untuk pameran lukisan dan beberapa barang seni lainnya. Waah bocooor semua, lukisannya pada basah, pas hujan deras saat itu. Bahagia banget ya sekarang sudah diperbaiki sedemikian rupa dan jadi tempat jajan yang asyik.
November 24, 2019 at 15:51
Iya dik..kalau lihat gedung tua tak terawat suka serem ya.. sementara kalau sudah dipugar jadi cantik,betah ngelihatnya dan ngerasa sayang..
November 24, 2019 at 19:17
Bangunannya eksotis sekali
Bikin gairah motret membuncah seketika
Huhuhu
Kapan ya bisa ke sana…
November 26, 2019 at 14:27
memang seharusnya dijaga. Jangan asal dipugar. Di kota tempat saya tinggal ada bangunan tua bersejarah yang kemudian dipugar. Niat baik tapi ternyata malah merubah detail – detail bangunan tersebut hingga akhirnya status cagarnya dicabut. Nah ini yang salah
November 26, 2019 at 15:42
nah..jadi harus betul2 hati2 dalam pemugaran gedung2 bersejarah ya.. tidak boleh asal pugar
November 26, 2019 at 19:26
Kami setuju sekali kalau generasi muda memang harus mengenal lebih dalam tentang bangungan cagar budaya agar sejarah tak hilang dari peradaban bangsa.
Salam kenal dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi
November 27, 2019 at 17:56
Salam kembali, Kak..
November 27, 2019 at 03:31
menjaga dan merawat itu yang akdang sulit ya
November 27, 2019 at 17:52
Betul sekali,Kak.. perlu niat dan usaha keras serta sarana prasarana yg memadai tentunya
November 27, 2019 at 06:58
sedih kalo lihat ada bangunan bersejarah yg dibiarkan sampai rusak krna ga dirawat. lihat foto2 bangunan jaman dulu yg terawat krna dipugar jadi seneng. kalo lihat langsung berasa kayak mesin waktu terlempar ke masa lalu 🙂
November 27, 2019 at 17:52
Betul..seolah bisa membayangkan suasana di jaman keemasan banginan itu..
November 27, 2019 at 14:18
Dari dulu pingin ke Pekalongan cuma demi batik. Kini, jadi tahu bakal bisa melihat apa aja.
November 27, 2019 at 17:49
Ah..ayoook..main2 ke Pekalongan..
November 27, 2019 at 14:58
Salah satu destinasi wisata yang aku suka, berkunjung ke cagar budaya. Tempat-tempat penuh sejarah dan arsitektur yang berkarakter banget. Sedih banget di Palembang pernah ada pasar yang bangunannya autentik dan cuma ada dua di Indonesia harus dihancurin karena mau dibangun apartment.
November 27, 2019 at 17:49
Duh sayaaang..apakah belum masuk bangunan yg harus dilindungi waktu itu?
November 27, 2019 at 16:12
Sayang banget sebenarnya melihat bangunan-bangunan lama dan bersejarah dibiarkan begitu saja. Aku salah satu penggemar bangunan lama dan bersejarah jadi terusik.
November 27, 2019 at 17:48
Betul…sayang sekali klo bangunan tua mangkrak..
November 28, 2019 at 07:23
Bangunan cagar budaya kalau dirawat dengan baik jadi saksi sejarah yang pastinya berguna banget untuk dinikmati anak cucu kita nanti ya Mbak.. semoga seluruh bangunan cagar budaya di Indonesia bisa dilestarikan.
November 28, 2019 at 15:09
Aamiin..semoga y mba..
November 29, 2019 at 07:48
Baca artikel ini, saya jadi penasaran dengan kota Pekalongan. Ternyata banyak cagar budayanya ya. Bisa dijadikan tujuan wisata nih, suatu saat nanti.
Btw, foto paling atas itu depo kereta jaman dulu ya. Iya tuh, depo kereta sering terabaikan karena tempatnya terpencil dan jadi gudang. Padahal kalau dibikin bagus, bisa jadi tempat wisata juga ya.
November 29, 2019 at 09:46
Oh itu Depo semacam bengkel kereta gitu ya mba? Saya malah blom th itu apa..hihi..
November 29, 2019 at 15:07
Setuju banget, Cagar Budaya harus dijaga atau dialihfungsikan supaya tidak hancur. Bagaimana pun juga, cagar Budaya salah satu warisan sejarah bangsa, wajib dijaga keberadaannya.
November 29, 2019 at 17:41
Yup begitulah..
November 29, 2019 at 16:24
pernah ke pekalongan sekali pas SD dan gak inget apa apa. ternyata banyak tempat-tempat bersejarahnya juga ya..
November 29, 2019 at 17:41
Ayoook…ke Pekalongan lagiii…
November 30, 2019 at 22:21
Aku belum pernah ke Pekalongan. Kagum ama bangunan² lama. Dulu itu bangunnya berapa lama yah?
Kalau ke D’Tjolomadoe pernah sih. Sayang engga berfungsi lagi…
December 1, 2019 at 22:57
Bentuk bangunan cagar budaya sebetulnya banyak yang bagus. Cuma memang gak semua nasibnya beruntung. Banyak bangunan yang terlihat gak terawat
December 1, 2019 at 23:16
Pekalongan tuh unik banget dengan warisan budaya dan bangunan cagar budayanya yang memikat, cocok banget untuk wisata ya…semoga makin terawat cagar budayanya..
December 2, 2019 at 09:20
Bangunan Cagar Budaya itu indah & kuat ya. Tapi kalau ga dirawat ya Sami mawon. Smoga semuanya tetap lestari
December 2, 2019 at 10:39
Wah, ternyata ada banyak kawasan bangunan cagar budaya di Pekalongan ya. Kalo ke sana pengen eksplor area Jetayu, Pecinan, dan kampung Arab. Di Bandung juga banyak mbak, Bandung memiliki bangunan art-deco terbanyak!
December 2, 2019 at 18:31
Indonesia bagunana atau spot wisata cagar wisatanya memang banyak sekali ya mbak. Sudah menjadi kewajiban kita juga untuk menjaganya.
December 3, 2019 at 19:04
Setuju..
December 4, 2019 at 17:57
kalau masuk bangunan lawas gitu aku tuh kaya kembali ke masa lalu, seolah-olah kaya time traveler gitu mba. haha, ngayal ya