LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Pengalaman Pertama Kami Kelola Budikdamber

| 55 Comments

“Assalamualaikum…. Mas Edy, niki Lelene..”

“Waalaikumsalam.. Oh, nggih Pak, maturnuwun. Kathah sing tumbas, Pak?”

“Alhamdulillah..lumayan, Mas. Saged kangge tumbas bibit malih”

“Alhamdulillah..mugi-mugi sukses nggih Pak”

“Aamiin..”

 ***

Itu adalah sepenggal percakapan adikku dengan pengurus KRPL Guyub Rukun kemarin, saat beliau mengantarkan Ikan Lele pesanan kami, hasil panen dari budidaya Lele dalam kolam yang menjadi salah satu kegiatan kelompok Kawasan Rumah Pangan Lestari -KRPL- di RT kami.

Tentang KRPL, bisa dibaca di tulisan yang ini.

Beberapa waktu sebelumnya keluarga kami juga telah melakukan budidaya Lele di rumah dengan menggunakan ember. Alhamdulillah sempat beberapa kali panen dan saat ini sedang menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum memulai budidaya Lele lagi. Nah, sementara adikku mempersiapkan calon kolamnya, aku akan tuliskan dulu pengalaman pertama kami membudidayakan ikan dalam ember.

Sekilas Tentang Budikdamber

Oya, apakah teman-teman sudah tahu tentang Budikdamber? Itu lho…istilah yang merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember, yang merupakan cara sederhana untuk membudidayakan ikan dan dapat diterapkan di rumah-rumah.

Budikdamber ( Sumber Ilustrasi : Budikdamber Official )

Budikdamber yang awalnya diinisiasi oleh Juli Nursandi -pakar, praktisi pertanian sekaligus dosen di Politeknik Negeri Lampung- ini merupakan penerapan inovasi teknologi pertanian akuaponik (yaitu polikutur ikan dan sayuran) dengan menggunakan ember sebagai tempat budidayanya.

Keunggulan dari Budikdamber ini adalah tidak serumit sistem akuaponik, hemat air, zero waste, menggunakan peralatan sederhana dan tidak menggunakan bahan kimia. Pengelolaan Budikdamber ini relatif mudah, bahkan bisa digunakan sebagai alternatif pembelajaran anak-anak sejak usia SD, tentunya dengan bimbingan orang dewasa.

Pengalaman Pertama Kami Kelola Budikdamber

Pemilihan Jenis Ikan & Sayuran

Setelah membaca beberapa tutorial pengelolaan Budikdamber (yang mudah kita cari di internet), hal pertama yang kami diskusikan adalah jenis ikan dan sayuran yang akan kami kombinasikan budidayanya.

Ada beberapa jenis ikan yang cocok untuk Budikdamber (yaitu yang tahan dalam kondisi oksigen rendah) a.l : Gabus, Gurame, Lele, Patin dan Betok (yang ini kami kurang mengenal jenisnya), akhirnya kami memilih Lele selain karena itu salah satu kesukaan kami, konon perawatannya relatif mudah. Maklum…pemula, tentu pilih yang mudah-mudah saja..😊

Begitu juga untuk jenis sayurannya, kami memutuskan memilih kangkung karena sudah terbukti paling mudah dirawat. Paling nggak rewel lah.. Dan olahan kangkung tentu juga menjadi kegemaran kami..

Bahan & Alat yang Dibutuhkan

Sarana Budikdamber

Beberapa sarana Budikdamber

Berikut ini adalah list bahan dan alat yang kemarin kami gunakan pada Budikdamber Lele-Kangkung :

  • Ember ( yang kami gunakan ukuran 35 liter)
  • Solder
  • Tang
  • Kawat ram
  • Gelas plastik bekas kemasan AMDK (10 gelas / ember)
  • Kain flanel
  • Media tanam (kami menggunakan Rockwool)
  • Tusuk gigi
  • Benih / bibit Kangkung
  • Bibit Lele
  • Pakan ikan (pelet)

Pada percobaan pertama kemarin kami menebarkan 100 ekor bibit Lele ukuran 4-5 cm yang dibagi dalam 3 ember. Sedangkan untuk kangkungnya kami menggunakan benih yang disemai pada Rockwool (karena sekalian semai untuk hidroponik) dengan jumlah 5-6 benih per gelas plastik.

Oya, kalau teman-teman ingin membuat sendiri pot hidroponik, inspirasinya bisa di lihat di tulisan satu ini.

Pembuatan Budikdamber Lele-Kangkung

Persiapan Media Tanaman

  1. Rendam benih kangkung semalaman hingga sprout (berkecambah) dan siap dipindah ke Rockwool.
  2. Potong Rockwool berbentuk kotak berukuran 2×2 cm, buat beberapa lubang di permukaannya (gunakan tusuk gigi), masukkan benih kangkung yang telah sprout ke masing-masing lubang. Semprot dengan air dan tata pada wadah yang diisi sedikit air. Biarkan dalam kondisi bagian bawah Rockwool terendam air hingga daun mulai muncul, siap untuk dipindahkan ke gelas plastik.
  3. Potong-potong kain flanel dengan panjang sekitar  dua jengkal dan lebar 1-2 cm
  4. Dengan menggunakan solder buat lubang-lubang di bagian bawah gelas.
  5. Masukkan kain flanel ke dalam gelas lalu keluarkan kedua ujungnya menjuntai melalui kedua lubang tersebut.
  6. Masukkan Rockwool berisi kangkung muda, siap untuk ditata pada permukaan ember.

Persiapan Media Budikdamber

  1. Persiapan tempat untuk gelas plastik pada bagian atas ember.  Pada percobaan kemarin adik membuat 2 variasi tutup untuk menempatkan gelas-gelas plastik berisi kangkung : (1) bagian atas ember ditutup kawat ram dengan 10 lobang sebagai tempat gelas wadah kangkung. (2) bagian tutup ember dibuat 10 lubang untuk tempat gelas-gelas plastik berisi kangkung.
  2. Isi air ke dalam masing-masing ember hingga batas leher ember (sekitar sejengkal dari permukaan atas ember), diamkan 1-2 hari.
  3. Masukkan bibit Lele ke dalam ember, diamkan lagi 1-2 hari.
  4. Pasang gelas-gelas plastik yang telah berisi bibit-bibit kangkung, pastikan ujung flanel terendam air.

    Posisi wadah tanaman di Budikdamber

    Pastikan sebagian ‘sumbu’ flanelnya masuk ke air

Pemeliharaan Budikdamber Lele-Kangkung

Kami memulai Budikdamber ini pada 26 Juni 2020 lalu, dan sempat merekam perkembangannya hingga panen beberapa kali, terakhir pada Oktober 2020 lalu.

Hari 1 Budikdamber Mechta

Hari pertama Budikdamber Lele-Kangkung

Budikdamber ini kami letakkan di lokasi yang terkena sinar matahari, yang baik bagi pertumbuhan kangkungnya. Untuk Lele kami memberikan pakan secara rutin 3x sehari pada jam yang diusahakan sama. Ukuran pakan menyesuaikan dengan pertumbuhan Lele. Oya, dilakukan pengurasan setiap 4 hari sekali agar oksigen untuk ikan tetap terjaga.

Berikut ini beberapa foto perkembangan Kangkung dan Lele pada Budikdamber Lele-Kangkung yang pertama kali kami coba ini.

Budikdamber Mechta

Pemberian pakan Lele diusahakan pada jam yang sama setiap hari

 

H14 Budikdamber

Hari ke-14 Budikdamber Lele-Kangkung

Ibu pun antusias melihat perkembangan Budikdamber Lele-Kangkung

 

Kangkung Budikdamber 3 Minggu, ‘kutilang’ mereka..hehe

Panen pertama Kangkung setelah 4 Minggu, selanjutnya berulang setiap kali Kangkung sudah ‘gondrong’, meskipun dari pengamatan kami kondisi Kangkung pada Budikdamber ini tidak sebagus pada hidroponik biasa. Kangkungnya kutilang alias kurus-tinggi-langsing, tidak segemuk yang dibudidayakan sendiri dengan hidroponik.

Panen Lele pertama pada Bulan Agustus 2020, saat kita merayakan suasana kemerdekaan dalam kondisi pandemi. Dimasak lalu disajikan a la prasmanan bersama masakan lain dari warga, diambil oleh perwakilan masing-masing keluarga lalu dibawa pulang ke rumah.

Lele Budikdamber

Panen pertama di Hari Kemerdekaan RI Th 2020

Catatan kecil hasil uji coba Budikdamber Lele-Kangkung

*Tentang Pertumbuhan Kangkung

  • Penempatan gelas untuk media Kangkung lebih tepat pada bagian tutup ember yang dilubangi dibandingkan pada kawat ram yang dilubangi, karena memudahkan bongkar-pasang saat pengurasan.
  • Pertumbuhan Kangkung  kurang bagus, mungkin karena hanya mendapatkan nutrisi dari buangan Lele, tidak ada nutrisi tambahan.
  • Penanaman Kangkung dari bibit dengan media Rockwool sepertinya kurang sesuai, pada Budikdamber berikutnya akan dicoba dengan menggunakan batang Kangkung dewasa, dengan media arang batok kelapa (seperti ilustrasi dari Official Budikdamber di atas).

*Tentang Budidaya Lele dalam ember

  • Pembuatan lubang pembuangan air pada bagian bawah ember (dengan penambahan keran) mungkin lebih memudahkan proses pengurasan. Akan dicoba pada Budikdamber berikutnya.
  • Tingkat bertahan hidup Lele pada uji coba pertama kami ini relatif rendah, kurang dari 40% saja. Mudah-mudahan pada Budikdamber berikutnya survival rate-nya akan meningkat.
  • Bila tujuan Budikdamber untuk konsumsi keluarga saja (tidak butuh panen serentak dalam jumlah banyak), maka bila ada lebih dari 1 ember, jangan ditanam serentak, melainkan diberi jarak waktu tanam budikdamber antar ember, sehingga kebutuhan keluarga tercukupi secara kontinyu tanpa terjeda persiapan tanam budikdamber berikutnya.
  • Pengelolaan Budikdamber yang relatif mudah ini bisa melibatkan seluruh anggota keluarga, dapat menjadi alternatif kegiatan bersama yang akan makin meningkatkan interaksi anggota keluarga.

Salah satu hasil olahan Lele Budikdamber

Nah, Sahabat Lalang Ungu, itulah cerita pengalaman pertama kami dalam mencoba mengelola Budikdamber Lele-Kangkung. Apakah di antara kalian ada yang ingin mencoba juga, atau bahkan sudah pernah mencobanya? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen ya.. Terima kasih..

Tambahan info dari Pak Juli Nursandi (Official Budikdamber) :

  • Kondisi Kangkung yang ‘kutilang’ kemungkinan disebabkan 2 hal : (1) Kurang Sinar Matahari. (2) Terlalu sering ganti air.
  • Untuk pengurasan dilakukan 4-14 hari sekali, tergantung apakah ikan sudah banyak muncul ke permukaan.
  • Cara pengurasan / buang kotoran sebaiknya hanya membuang lumpur yang ada di bag bawah saja.

***

Keterangan :

*niki = ini

*Kathah sing tumbas = banyak yang membeli

*Saged kangge tumbas bibit malih  = bisa untuk membeli bibit lagi

*mugi-mugi = semoga

 

55 Comments

  1. Pingback: Memelihara Ikan di Ember Plastik – Lapak Serba Info

Leave a Reply to Nia Nurdiansyah Cancel reply

Required fields are marked *.