LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Waspada! Penipu Mengaku Costumer Care Bank

| 53 Comments

Waspada! Penipu Mengaku Customer Care Bank. Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga tetap sehat dan berbahagia ya… Juga tetap waspada dan menjaga kesehatan karena pandemi belum berlalu. Selain itu, kita juga harus  waspada terhadap berbagai modus penipuan yang entah kenapa akhir-akhir ini sering terjadi. Salah satunya yang akan kuceritakan kali ini, pengalamanku tertipu costumer care palsu dari sebuah bank pemerintah.

Tertipu Akun Palsu Bank di Twitter

Lho, kok bisa? Bagaimana ceritanya tuh?

Jadi gini, beberapa waktu lalu aku membuktikan quote bahwa emosi itu dekat dengan lalai dan tak waspada. Semua berawal dari aku yang harus segera melakukan transaksi perbankan dan menggunakan akun internet banking (IB) salah satu bank.

Ternyata, transaksi tak dapat dilaksanakan karena sudah dialihkan ke model pelayanan virtual lain, yang berarti aku harus mengunduh aplikasi, mendaftar, bla bla bla, yang waktu itu kurasa sangat ribet dan mengesalkan karena ada tenggat waktu saat itu. Maka emosilah aku di pagi menjelang siang itu.

Berawal Dari Tweet Komplain

Teringat pengalaman dulu saat ada masalah dengan pelayanan bank tersebut dan melakukan komplain melalui akun twitter bank tersebut dengan hasil penyelesaian yang relatif cepat, maka dalam kondisi masih emosi aku pun melakukan komplain dengan cara yang sama.

Tak berapa lama, tweet komplainku itu dijawab, berturut-turut oleh banyak akun seolah-olah customer care dari bank tersebut. Jawaban berupa permintaan maaf atas ketidak nyamanan dan mengarahkanku untuk mengontak nomor whatsapp tertentu.

Akun BRI Palsu di twitter

Dua dari banyak reply tweet komplainku. Akun-akun itu PALSU!

Berlanjut Komunikasi Via WhatsApp

Nomor WA Penipu

Ini salah satu nomor WA Penipu itu. Saat SS ini logo yg digunakan dari BNI, berbeda dengan waktu itu.

Sambil mengerjakan pekerjaanku yang sempat tertunda aku tak berpikir panjang dan langsung menghubungi salah satu link tersebut. Suara seorang pria dengan nada resmi khas CS menyambut, menanyakan permasalahan. Menyatakan bahwa ada permasalahan pada rekeningku yang akan dibantu penanganannya dari pusat.

Entah karena masih diliputi emosi sehingga aku tak teliti dan ceroboh, atau karena kepandaian komunikasi dari ‘petugas’ tersebut, mengarahkanku menyebut nomor rekening, jumlah saldo akhir (kubilang aku lupa berapa tepatnya saldo akhir saat itu), dll hingga akhirnya memberitahukan akan ada nomir tertentu yang akan dikirim lewat SMS yang akan memberi akses untuk membetulkan error pada sistem rekeningku.

Aku sungguh tak menyadari bahwa yang error sebenarnya otakku, yang manut saja pada arahan itu. Saat kubuka pesan SMS dari bank, jelas kubaca tulisan di sana bahwa kode tersebut rahasia, bahkan ada sesuatu di pikiranku yang menyatakan ada yang salah meski aku tak yakin itu apa, namun aku abai akan semua itu.

Kubacakan untuknya deretan angka kode tersebut, adapun tulisan jumlah dana yang tertera di sana salah kupahami sebagai saldo rekeningku saat itu. Orang itu kemudian menyatakan bahwa kode ternyata sudah hangus dan memintaku membaca kode lain yang akan terkirim kemudian.

Pesan berikutnya muncul, dengan model pemberitahuan yang sama namun angka kode dan jumlah dana tertera di sana juga berbeda. Seakan alarm di benakku berbunyi makin keras. Aku tak segera membacakan kode itu, karena berpikir: kenapa jumlah saldonya berbeda dengan yang pertama?? Sementara di ujung sana orang itu mendesak untuk segera membacakan kode itu.

Lalu ketika aku tak segera merespon, ia menanyakan nomor rekeningku di bank lain. Kutanya untuk apa? Jawabnya untuk membetulkan sistem yg rusak, dana harus dipindahkan dulu ke rekeningku lainnya. Alarm di benakku semakin meraung-raung. Aku kemudian bilang akan ke bank langsung saja, dan dia masih dengan nada resmi nan sopan mempersilahkan sambil meminta untuk menghubungi nomor itu kembali bila ada masalah.

Setelah itu aku baru sempat membuka kembali twitter, menemukan banyak balasan tweet komplainku sebelumnya, dan salah satunya adalah sbb:

Tanggapan BRI asli

Ini tanggapan dari akun asli, perhatikan √ birunya. Sayang terlambaat..

Ya Allah, fix aku benar-benar telah tertipu! 😓

Kucek lagi pesan SMS tadi, dan baru saat itu mataku terbuka: itu bukan pesan berisi data saldo di rekeningku, melainkan persetujuan pemindahan dana dari rekeningku! Jumlah yang kukira saldo di rekeningku itulah sejumlah dana yang akan ditransfer.

Alhamdulillah.. Ya, meskipun aku telah kebobolan sejumlah dana saat pesan pertama lolos, aku tetap bersyukur Allah masih menghindarkanku dari kerugian lebih besar melalui keraguanku pada saat pesan kedua sampai. Aku pun segera menuju kantor cabang bank tersebut untuk melaporkan kejadian dan mengganti ATM, password, dll.

Pelajaran Penting dari Kasus Ini

Hari itu ada pelajaran sangat penting yang kuperoleh :

  1. Emosi hanya akan mengaburkan akal sehat dan menghilangkan kewaspadaan.
  2. Jangan pernah melakukan komplain terbuka yang terkait rekening kita melaui akun sosmed bank. Jika terpaksa, pastikan dulu akun itu resmi/verified (centang biru) dan lakukan lewat DM.
  3. Nomor OTP adalah RAHASIA. Waspada bila ada pihak lain yang meminta nomor ini.
  4. Langsung berhubungan dengan CS bank terkait secara tatap muka dalam penyelesaian masalah adalah yang terbaik.

Demikianlah Sahabat Lalang Ungu, cerita kecerobohan / kurangnya kehati-hatianku yang menyebabkan aku menjadi mangsa empuk para penipu yang menjaring mangsanya melalui chat komplain akun bank di sosmed. Rupanya telah banyak kurban lainnya hingga salah satu akun twitter (Drone Emprit) membahasnya juga pada utas di akunnya kemarin, meskipun yang dibahas di sini bank berbeda.

Utas Ismail Fahmi

Utas Ismail Fahmi di Twitter, tentang penipu dengan akun palsu bank di medsos.

Sekali lagi pesanku, waspada pada akun palsu bank yang ada di sosial media. Cek dan kroscek sebelum melakukan komunikasi lebih lanjut, sangatlah diperlukan. Ada yang pernah alami hal yang sama? Yuk, ceritakan di kolom komen ya.. Terima kasih..

Baca Juga : Modus Lama

53 Comments

Leave a Reply to Lulu Khodijah Cancel reply

Required fields are marked *.