[Fiksi] Lalang Ungu. Malam terasa sepi, meski belum begitu larut. Suara hujan di luar terdengar samar, ditingkah suara penyiar televisi yang sedang memberitakan dimulainya pemberian vaksin baru kepada beberapa pejabat dan tokoh masyarakat. Setelah menyimak berita itu beberapa saat, wanita yang sebelumnya bersandar nyaman sambil menonton televisi itu beranjak dari sofa, mematikan televisi, lalu melangkah menuju kamar terdekat.
Perlahan diketuknya pintu kamar itu, menunggu sejenak, lalu membukanya masih dengan perlahan. Di dalam, lampu kamar masih menyala terang, sehingga mudah baginya menemukan sosok mungil yang duduk di depan meja belajar, yang hanya menoleh sebentar menyambut kedatangannya, lalu kembali bertopang dagu dan menatap ke dinding kosong di depannya.
“Kenapa, Sayang? Bunda kira kau buru-buru masuk kamar setelah makan malam tadi karena ada PR atau sudah mengantuk..” tanya wanita itu sambil mendekat lalu mengelus lembut rambut putrinya.
“Nggak papa kok, Bun.. Lagi suntuk saja,” jawab gadis kecil itu enteng. Sejenak kemudian dia berdiri dan menggandeng bundanya ke arah tempat tidur. “Temani aku sebentar, ya Bun..” pintanya.
Sang ibu mengangguk, sambil tersenyum kecil menuruti permintaan putrinya, berdua mereka kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur berseprei bunga-bunga nuansa merah muda khas kesukaan sang gadis.