LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Belajar bangkit dari kisah DR. Sri Manullang

| 14 Comments

 Ev-Is-A

  • Judul Buku : Everything Is Alright – Sekuntum Mawar Untuk Negeri
  • Penulis : DR. Sri Damayanty Manullang
  • Editor : Herlina P. Dewi
  • Desain Sampul : Ike Rosana
  • Layout Isi : Diandracreative
  • Proof Reader : Tikah Kumala
  • Jenis Buku : Memoar – Kisah Inspiratif
  • Jml Halaman : xxxii + 388 hlm
  • Penerbit : Stilleto Book

 

Awalnya, ketika memilih buku ini di antara tumpukan buku-buku terbitan Stiletto Book di sebuah toko buku, aku tertarik pada sampulnya dan mengira telah menemukan sebuah buku perjalanan biasa.  Ya, sampul depan -yang menggambarkan sebuah kota / daerah bersalju- telah menggiringku pada kesimpulan awal itu.  Lalu ketika aku melihat sampul belakangnya -yang tak kalah cantik dengan gambar Menara Eifell- dan membaca apa yang tertulis di sana, barulah aku sadar bahwa buku (lumayan tebal) yang kupegang itu memang sebuah buku perjalanan, namun bukan buku perjalanan biasa.

Tepatnya itu buku tentang  perjalanan hidup seorang perempuan cantik bergelar HDR (Doktor besar) yang mampu bangkit dari kegagalannya dan sedang bertekad mentransfer ilmu Competitive Intelligence  –yang telah dipelajarinya bertahun-tahun di Prancis- sebagai mawar persembahannya bagi ibu pertiwi tercinta.

Hah.., apa pula ilmu itu? Belum pernah dengar….  Hampir saja aku meletakkan kembali buku itu, namun paragraf pertama yang kubaca di sampul belakang buku ini sangat menggelitikku :

Life must be continued and be meaningful.  Itulah pedoman yang menjadi semangat Sri Damayanty Manullang untuk beranjak meninggalkan frustasi setelah mengalami kegagalan pada april 2009, gagal menjadi anggota legislatif dan gagal dalam urusan cinta.  Ketidak mampuan memilih tinggal di Indonesia untuk urusan tanggung jawab ilmu atau di Prancis untuk urusan cinta telah membuat air matanya turun seperti hujan deras di bulan Desember.

Ya, aku penasaran ingin mengetahui bagaimana dia bisa bangkit setelah kegagalan double  yang dialaminya itu? Apa kiat-kiatnya? terapi apa yang telah berhasil membuatnya survive ?

Maka akupun melahap buku setebal 388 halaman itu…  Diawali dengan penuturannya tentang masa berkabung yang harus dialaminya setelah pasti mendapati kenyataan bahwa ia gagal masuk ke Senayan di April 2009.  Setelah 3 minggu mengeram diri di rumah pasca kegagalan itu, ada kejadian-kejadian manis yang menguatkan hatinya ketika akhirnya ia harus berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitarnya.

Lalu ada cerita panjaaaang tentang masa kecil hingga remajanya di kampung daerah Toba- Samosir, Sumatera Utara, masa kuliahnya di Medan, hingga awal kedatangannya di Paris – kota impiannya- yang merupakan perwujudan cita-cita yang tersimpan sejak kecil : merantau ke tempat yang jauh. Dan tentu saja perjuangannya memperdalam ilmu hingga meraih gelar Doktor besar di sana.

Tak ketinggalan ceritanya tentang masa-masa kampanye di Dapil yang sulit, persaingan antar caleg -meskipun satu partai – hingga puncaknya ketika pada hari H pemilihan legislatif itu ia menerima kabar buruk : terjadi kesalahan kirim surat suara sehingga pada surat suara yang akan dicontreng di daerahnya, namanya sama sekali tak tercantum!

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kegagalan yang dirasakan Sri Manullang saat itu bukan hanya karena gagal menjadi anggota DPR RI namun juga karena kehilangan cintanya.  Steve -tunangannya saat itu- tidak mendukung langkah-langkah yang diambilnya dan hubungan yang tinggal selangkah lagi ke perkawinan itu kandaslah sudah 🙁

Selama mengikuti penuturannya lewat kata demi kata di buku ini, aku merasa kecil.  Aku seringkali merasa mendapat ujian besar dalam kehidupanku, namun jika aku yang harus menjalani ujian yang harus Sri Manullang jalani ini, aku tak yakin apakah aku akan sanggup bangkit setelah kejatuhanku itu.  Salut untuknya!

Tidak, tak hanya dia yang patut diacungi jempol.  Orang-orang terdekatnya, ibu, keluarga, sahabat-sahabatnya… semua berperan besar dalam memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan baginya untuk bangkit.  Dukungan orang-orang terdekat dan terapi yang tepat adalah beberapa kunci keberhasilannya mengalahkan frustasi.

Dan ternyata, menulis adalah salah satu terapi yang digunakannya untuk bangkit dari kejatuhannya itu. Salah satu cara yang didapatnya setelah membaca Buku berjudul Malas tapi Sukses  karya Fred Gradson yang menjadi buku panduannya ketika menjalani masa sulit ( dan aku jadi penasaran juga dengan buku ini.. hehe..). Oya, ada terapi lain mengatasi stres yang dituliskan juga di buku ini, yang dilakukan oleh adiknya -yang menjadi tim sukses dan juga terdampak dari kegagalannya di pemilihan legislatif itu- bertani! 🙂

Demikianlah, kisah perjalanan hidup Sri Manullang, si anak kampung dari Toba-Samosir yang berhasil mendapatkan gelar Doktor besar serta menjadi pengajar dan peneliti di Prancis ini, benar-benar telah mengajarkan sesuatu padaku.  Tidak hanya belajar bangkit dari keterpurukan atas kegagalan, namun juga belajar tentang kehangatan cinta keluarga, persahabatan, dan semangat serta kegigihannya saat mencari & menerapkan ilmu yang dipelajarinya.

Tak adakah kekecewaanku pada buku ini? Hm, ada sih… namun hanya kekurangan kecil tak berarti. Yang pertama, aku agak terganggu dengan gaya bercerita yang meloncat-loncat antara masa kini dan masa lalu yang kutemui pada beberapa bab.  Yang kedua, aku bisa ikut merasakan keindahan lingkungan masa kecilnya karena deskripsinya yang bagus di bagian kisah ini, namun kehidupannya di Paris dan Marseille kurang dideskripsikannya dengan detil sehingga  aku tak bisa ikut menikmati lingkungan di sana.. hehe… Masalah-masalah kecil saja, bukan?

Nah… demikianlah… aku sangat menikmati membaca buku Everything Is Alright – Sekuntum Mawar Untuk Negeri ini, bagaimana denganmu, teman?

14 Comments

  1. Pingback: Ngadem di Museum Batik Pekalongan |

  2. Pingback: 4 Hal Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Atasi Mager Ngeblog

Leave a Reply

Required fields are marked *.