Selamat Jalan…

Masih terngiang di telingaku

nada nada lembut tutur sapa mu

dan masih terbayang di ruang pandangku

raut wajah dan senyummu untuk ku

Sungguh..terasa begitu pedihnya

saat kusadar kau tak lagi ada

baru terasa kini sungguh berarti

kehadiranmu selama ini

Selamat jalan, Oh..Sayang..

Kau menghadap Illahi..

bawa kasih dan doaku:

semoda damai tentram di sisi-NYA..

***

Catatan:

Untaian kata ini kutulis di September 1996, setelah kepergian Mbah Putri, salah satu sosok terdekatku. Kehilangan besar pertamaku yang menyisakan ruang kosong di hati sejak saat itu hingga kini. Untaian kata yang masih sering kusenandungkan, terutama saat-saat kangen beliau dan orang-orang terkasih yang telah mendahului. Seperti saat ini..

Maturnuwun, Ibuk…

Buk, 22 Desember telah datang lagi

Seperti biasa, kemeriahan perayaan Hari Ibu bahkan telah mulai sejak beberapa hari lalu

Kemeriahan yang dulu pun kami hadirkan untukmu dan tak pernah gagal menerbitkan senyum di wajahmu, namun 2 tahun terakhir ini kemeriahan yang sama sukses membuat banjir air mataku

Hari Ibu ke-3 tanpamu ini masih begitu menyesakkan bagiku, Buk

Tak ada lagi ulasan senyum dan binar matamu menyambut ucapan Selamat Hari Ibu dan ungkapan rasa syukur kami…

Ya Allah..kangen sekali sama Ibuk! 😭

Kali ini, rasa syukurku memilikimu sebagai ibuku, hanya bisa kuwujudkan lewat bisikan doa-doa terbaik untukmu

Namun rasa banggaku karena telah terlahir dari wanita lembut namun perkasa sepertimu, tak terbasuh oleh deras air mata yang terus menerus membanjir ini

Tak akan pernah terhapus selamanya 💜

Bukmatur nuwun sanget untuk semuuuuaaa yang telah Ibuk berikan pada kami selama ini.. Kasih sayang, didikan, dukungan dan terutama doa-doa tulusmu untuk kami.  Terima kasih untuk semuaaaanya yang telah membentuk kami menjadi versi terbaik kami saat ini

Ibuk, Selamat Hari Ibu, Srikandi ku..

Duh Gusti, Dalem Lingsem

Telung puluh

Tanggal pungkasan ing wulan iki, sesuk wis methuki wulan anyar : wulan pungkasan taun iki

Ora kerasa, telung atus telung puluh papat dina wis tak lakoni ing taun iki

Njuk apa sing wis tak asilke sing migunani kanggo liyan saklawase sewelas wulan iki?

Duh Gusti Pangeran Ingkang Maha Agung…dalem lingsem…

Matur sembah nuwun kagem sedaya kanikmatan ingkang sampun kaparingaken dalem

Ugi nyuwun gunging pangaksami amargi dalem dereng saged dados tiyang sae, ingkang tansah migunani kangge tiyang sanes kados sakmestinipun

Gusti Pepunden Dalem,

Mugi-mugi benjing lan dinten-dinten saklajengipun, dalem taksih dipun paringi kesempatan saged dados tiyang ingkang langkung sae ugi langkung manfaat kangge tiyang sanes. Aamiin.

Sebuah puisi tentang Kali

KALI ASEM BINATOER

Di kala jiwa anak

mengendap merayap

menggapai cita kelak dewasa

Kali Asem Binatoer

adalah teman bercanda ria

teman berenang bersama udang

teman menyelam bersama ketam

Tiada sampah tiada limbah

air mengalir menyapa sawah

agar padi menguning menjadi berkah

Kali Asem Binatoer

walau katanya kau punya makna asam yang hina dina

tapi duka tak pernah kau rasa

bersama sampan dan ikan sebagai teman setia

Kali Asem Binatoer

kini engkau telah tertipu oleh manusia-manusia dungu

yang membuang sampah, membuang limbah

tapi mereka katakan membawa berkah

Kali Asem Binatoer

kini airmu yang mengalir menyusuri depan istana raja

telah berubah warna

bersama racun yang kelak bisa membawa bencana…

( Muchsin – Tepi Asem Binatoer, 26-2-2015 )

*** Continue reading “Sebuah puisi tentang Kali”

Pagi di ujung Februari

Bersama mentari pembuka hari ini,

kembali kulantunkan syukurku pada NYA :

atas semua nikmat terkecap dan semua uji penguat hati,

semua bahagia yang mencerahkan serta duka yang menyadarkan,

semua mimpi yang menginspirasi,

juga realita penuh makna

Bersama mentari penanda pagi ini,

kembali kulantunkan doa-doa penuh pengharapan :

semoga semakin tegar menapaki jalan yang digariskan-NYA,

semakin pandai mengukir senyum para tercinta,

semakin bermanfaat bagi sesama,

dan semakin baik dari diri yang sebelumnya

Bersama terbitnya mentari penanda bilangan kali ini,

alhamdulillah Ya Rabb …

Pagi_laran

Setangkup rindu untukmu…

With Bp-Ibu

Bapak, ini tahun ke-16 kepergianmu…

tapi rasanya baru kemarin kami melepasmu..

dan bulir-bulir kenangan indah bersamamu masih terpatri di hatiku :

~saat aku bermanja-manja padamu…

~saat kutemukan ketenangan dari kata-kata bijakmu…

~saat kau luangkan waktumu mengantar jemputku di sore hari…

~saat panjang lebar berdiskusi denganmu…

~saat-saat kebersamaan kita.

Bapak, ingatkah dengan foto ini?

Foto bersama ibu saat kepulanganku pertama semenjak jadi anak kost, bertahun lalu…

liburan reuni setelah perpisahan pertama kita, ya Pak…

kali pertama kujalani hidup jauh darimu, memendam rindu padamu, namun kau selalu menguatkanku meski hanya lewat telpon-telpon collect-call…

Bapak…, setelah 16 tahun kepergianmu :

aku masih merindumu!

“Foto ini untuk memperingati Hari Ayah Nasional dan diikutsertakan dalam Lomba Foto Blog “Aku dan Ayah” di Surau Inyiak”

Yang Kedua dan Keempat

Ketika iseng melihat-lihat tulisan-tulisanku di rumah maya yang ini, khususnya pada kategori ‘buku ku’, sempat mengerutkan kening ketika hanya menemukan 2 tulisan -yaitu tentang buku solo pertamaku & buku antologi pertamaku- sementara aku merasa telah mendokumentasikan beberapa antologi lain yang juga memuat karyaku.

Ternyata eh ternyata…. yang satu kutuliskan di blogdetikku, sementara 2 buku lagi memang belum sempat kuulas di sini..hihi… *pikuuun…

Jadi -tanpa bermaksud pamer- aku akan menuliskan 2 buku yang tertinggal itu kali ini, untuk melengkapi dokumentasi pribadiku tentang beberapa buku yang -Alhamdulillah- telah terbit pada tahun 2014 ini dan memuat tulisanku.

Buku pertamaku yaitu Notes from Mecca terbit Bulan Februari, bulan yang sama saat kuterima buku antologi pertamaku yaitu Blogger Punya Mimpi yang merupakan Kumpulan Cerpen dari warga Warung Blogger.

Yang Kedua

Adapun buku antologi kedua ku adalah Harmoni yang merupakan antologi Warung Blogger pula, namun kali ini berupa Kumpulan Puisi.

HARMONI - Antologi Puisi Warung Blogger.
HARMONI – Antologi Puisi Warung Blogger.

Berkolaborasi dengan 34 kawan lain dalam buku ini sungguh merupakan suatu kebanggaan bagiku.  Ke-80 untaian kata indah ini dikelompokkan dalam 5 Bagian yaitu : Mengetuk Pintu-Mu ; Cintamu Sesejuk Embun ; Bisikan Alam ; Kasidah Nyeri dan Zamrud Cinta Untuk Nusantara.  Hm, dengan membaca judul-judul bab itu tidakkah kalian penasaran akan puisi-puisi yang terangkum di dalam masing-masing bab itu, teman? Continue reading “Yang Kedua dan Keempat”

BerPUISI yuuk….

Terkadang…

terasa seperti…

menggelayuuut

nikmati… atau lepaskan saja!

melayaaaang

rasaku… anganku…

hmmmm…

aduuuh…

***

Teman, menurut kalian… apakah, untaian kata di atas itu bisa disebut puisi ?  Atau apa sebenarnya yang disebut dengan puisi itu ? 

Menurut Wikipedia, Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.  Masih dari Wiki, dinyatakan bahwa beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.

Ah, entahlah… definisi yang paling tepat silahkan dicari sendiri ya… tapi kalau buatku pribadi, yang namanya puisi adalah untaian kata yang bermakna, menyuarakan opini ataupun isi hati.  *halaaah… sok tau banget ya gue.. hehe…

Oya, kenapa hari ini nulis tentang puisi ? Tak lain dan tak bukan karena ternyata hari ini, 26 Juli 2013 merupakan Hari Puisi Nasional, sebagaimana telah dideklarasikan sejak 22 November 2012 di Pakanbaru, dan konon berdasarkan hari kelahiran Chairil Anwar, Sang Penyair kondang yang tepat pada tanggal 26 Juli ini (eh, kukira dulu Chairil Anwar ini lahirnya Pebruari..hehe).

Nah, bagaimana denganmu teman…?  Yang suka membaca / menulis puisi, silahkan angkat tangan…. Kita ramai2 ber PUISI yuuk… 🙂

 Catatan :

Untaian kata diatas mungkin bukanlah termasuk puisi, setidaknya pada awalnya tidak dimaksudkan sebagai puisi,  karena sejatinya itu hanyalah  pesan berbalas dari 2 orang iseng saja…hehe…