Abdurrahman bin Yazid meriwayatkan dari Abu Lubabah bin Abdul Mundzir bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
“Hari Jumat adalah penghulu segala hari dan hari yang paling agung di sisi Allah. Di sisi Allah, hari itu lebih agung daripada Hari Raya Fitri dan Hari Raya Kurban. Pada hari Jumat itu ada lima peristiwa penting : pada hari itu Allah menciptakan Adam, pada hari itu Adam wafat, pada hari itu ada suatu saat mustajabah, dimana tidak ada seseorang yang memohon sesuatu melainkan Allah akan mengabulkannya selama ia tidak memohon yang haram, pada hari itu kiamat akan terjadi, dan tidak ada malaikat yang dekat dengan Tuhannya, baik yang berada di langit maupun di bumi, melainkan ia merasa sayang kepada hari Jumat.”
Al-Faqih menceritakan dengan sanad yang dapat dipercaya dari Anas bin Malik r.a., ia berkata :
“Jibril a.s datang kepada Nabi Muhammad Saw. membawa benda seperti cermin putih dan di tengah-tengahnya ada bintik hitam. Nabi Saw. bertanya, “Apakah ini, wahai Jibril? ‘ Jibril menjawab, ‘Ini adalah hari Jumat yang Allah perlihatkan kepadamu agar hari itu menjadi hari raya bagimu dan bagi ummatmu sepeninggalmu nanti. Pada hari itu ada keistimewaan bagimu, dimana barang siapa berdo’a baik yang memang merupakan bagiannya pada hari itu, niscaya Allah akan memberinya, dan jika bukan bagiannya, maka Allah menyimpan buatnya (dan ia mendapatkan) yang lebih utama. Hari Jumat bagi kami merupakan hari tambahan, dan kami menyebutnya dengan penghuli segala hari.’ Beliau bertanya, ‘Kenapa demikian?’ Jibril menjawab, ‘ Karena Allah menjadikan suatu lembah di dalam surga yang di situ ada bukit kasturi yang putih. Jika hari Jumat tiba, para nabi berdatangan dan duduk di atas podium yang terbuat dari cahaya yang bertahtakan mutiara. Di belakang podium itu dikelilingi kursi-kursi dari cahaya, lantas orang-orang yang benar dan yang mati syahid berdatangan dan duduk di bukit tadi, lantas Allah berfirman, ‘Aku adalah Dzat yang telah memenuhi janji-Ku sendiri, dan aku telah menyempurnakan nikmat-Ku untukmu sekalian. Ini adalah tempat kehormatan-Ku, maka mintalah kamu sekalian kepada-Ku. ‘ Kemudian mereka berkata, ‘ Ya Tuhan kami, kami mohon keridaan-Mu dan surga.’ Allah berfirman, ‘ Keridaan-Ku adalah Aku tempatkan kamu di daerah-Ku dan Aku berikan kehormatan-Ku kepada kamu sekalian.’ Maka mereka memohon rida-Nya, lalu Allah mengabulkan, dan Allah memberikan lebih dari apa yang mereka inginkan dan bayangkan. Dan itu terjadi kira-kira antara masuknya imam sampai selesainya sholat Jumat. Pada saat itu dibukakan bagi mereka yang belum pernah terlintas dalam benak seseorang dan belum pernah dilihat oleh mata. Kemudian para nabi, orang-orang yang benar dan yang mati syahid, demikian pula para penghuni kamar kembali ke kamar masing-masing. Mereka merasa tidak ada yang lebih mereka perlukan lagi dibanding hari Jumat untuk menambah kemuliaan mereka. Oleh karena itu, hari Jumat dinamakan hari tambahan, dan pada hari itu kiamat akan terjadi. “
***
Dikutip dari Buku Tanbihul Ghafilin ( Nasehat bagi yang lalai ), Penyusun : Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, Penerjemah : Abu Juhaidah, Pustaka Amani – Jakarta.
***
Selamat mendulang berkat di hari Jumat, kawan.. 🙂
5 Comments
Leave a reply →