Anak adalah harapan keluarga. Kehadirannya dalam sebuah keluarga sangatlah dinantikan. Peristiwa kelahiran dalam suatu keluarga hampir selalu menjadi peristiwa bahagia yang tak hanya dinikmati oleh keluarga inti itu namun juga oleh keluarga besarnya. Ya, karena buah cinta kasih yang merupakan penerus suatu keluarga itu merupakan ‘harta’ yang tak ternilai harganya.
Oleh karena itu, kesehatan & kesejahteraan anak adalah merupakan hal utama dalam sebuah keluarga. Bukankah banyak orang-tua yang mengorbankan kebutuhannya atau kebutuhan sekunder keluarga demi pemenuhan kebutuhan kesejahteraan anak yang merupakan salah satu kebutuhan primer keluarga?
Lalu bagaimana bila anak harapan keluarga itu divonis mengidap suatu penyakit dengan harapan hidup yang kecil prosentasenya? Kanker misalnya…
Ya, Kanker adalah salah satu penyakit menyeramkan yang ternyata tak hanya ditemukan pada orang dewasa, namun juga pada anak-anak. Beberapa waktu lalu saya sempat melihat sebuah tayangan di youtube tentang anak-anak penderita kanker yang sedang menyampaikan harapannya masing-masing.
Usia anak-anak dalam tayangan itu beragam, berkisar dari 8 – 15 tahun. Mereka berusaha tersenyum sambil satu persatu menyampaikan harapannya, namun masih tampak gurat kesedihan di wajah mereka. Ya…, siapa yang dapat menjamin anak-anak itu sempat mewujudkan impian / harapan mereka? karena nyatanya, saat ini mereka sedang mengidap kanker -yang telah sama-sama kita ketahui – merupakan penyakit yang belum banyak diketahui pengobatannya.
Di lain waktu aku semakin trenyuh ketika menyaksikan video lain tentang anak-anak penderita kanker ini. Beberapa dari mereka memperlihatkan fisik yang sangat mengenaskan. Sebagian besar tak mempunyai rambut -karena efek kemoterapi yang harus mereka jalani- bahkan ada balita penderita kanker mata yang sangat mengenaskan hati. Duuh… mengalir air mata ini melihat anak-anak itu… Kita yang hanya orang luar saja merasakan kesedihan yang mendalam, tak terbayangkan perasaan ayah-ibu dan keluarga mereka : kerlip asa mereka seolah memudar… hiks…
Berdasarkan beberapa artikel yang kubaca kemudian tentang kanker anak ini, ada 8 jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada anak-anak, yaitu : Leukimia ( kanker darah ), tumor otak, retinoblastoma (kanker bola mata), limfoma maligma ( kanker kelenjar getah bening), neuro blastoma (kanker syaraf), tumor wilms ( pada ginjal), Rabdomio sarkoma (pada otot) dan Osteo sarkoma (pada tulang).
Dari kedelapan jenis kanker itu, leukemia merupakan yang paling banyak dijumpai, dengan gejala yang sering ditemukan a.l pucat, demam, perdarahan yg tak jelas sebabnya, nyeri tulang dan pembengkakan perut.
Salah satu artikel itu menyebutkan bahwa saat ini baru 1 jenis kanker pada anak yang telah dapat dideteksi secara dini, yaitu kanker bola mata / retino blastoma. “Lihat Merah” adalah nama dari deteksi dini kanker bola mata ini, yang menggunakan alat bernama ophtalmoscope yaitu suatu alat untuk melihat bagian dalam dari mata anak yang diperiksa.
Penyakit ini biasanya ditemukan pada anak Balita, sehingga pemeriksaan dini pada Balita anda sangatlah dianjurkan. Saat pemeriksaan, Balita anda dapat duduk di pangkuan anda, di depan pemeriksa (tidak harus dilakukan oleh dokter khusus di rumah sakit besar, namun juga dapat dilakukan di Puskesmas yg mempunyai alat ini ). Bila mata Balita yang diperiksa itu dalam kondisi normal maka pemeriksa ( melalui ophtalmoscope ) akan dapat melihat warna merah terpantul dari mata si anak. Jika pemeriksa tak menemukan pantulan warna merah itu maka ia akan menganjurkan anak agar diperiksa ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap peralatannya.
Kita semua tentu tidak mengharapkan Balita kita menderita penyakit apapun, namun jika memang itulah ujian yang menimpa keluarga kita, setidaknya dengan ditemukan sejak dini, akan dapat ditangani secara dini pula. Kemungkinan untuk sembuh insya Allah akan lebih besar pula.
Pengobatan kanker bervariasi berdasarkan jenis penyakit dan tingkat keparahan kasusnya. Bedah, radioterapi, kemoterapi, terapi target dan terapi hormonal adalah cara-cara dalam penatalaksanaan kanker. Namun sayangnya, seringkali biaya untuk pengobatan penyakit ini tidaklah murah, sementara penyakit ini tidak memilih tingkat ekonomi keluarga penderitanya.
Dalam salah satu video tentang anak-anak penderita kanker ini, dikatakan oleh Pandji Pragiwaksono bahwa dari data di RS Darmais, 80-90 % pasien kanker anak tergolong tidak mampu, sementara biaya per kemoterapi bisa mencapai 8-15 juta rupiah. Memang ada bantuan dana dari pemerintah melalui Program Jamkesmas misalnya, namun tetaplah itu terbatas sifatnya.
Untunglah, banyak diantara kita yang tergerak meringankan beban keluarga mereka, baik itu secara pribadi maupun melalui yayasan / organisasi sosial, misalnya Ronald McDonald House Charities (RMHC) yaitu sebuah organisasi yang sangat perhatian pada program-program peningkatan kesehatan & kesejahteraan anak di seluruh dunia.
Namun bukan cuma mereka saja yang bisa, lho… kita juga bisa! Yuuk.. mari kita nyatakan kepedulian kita pada keluarga yang kerlip asanya sedang meredup ini… salah satunya melalui pemberian pesan penyemangat pada anak-anak melalui www.stripesforlove.com dan bercerita melalui Blog masing-masing.. mudah bukan? Yuuk…capcus..ga pake lama !
***
Sumber bacaan :
www.dharmais.co.id/index.php/kanker-pada-anak.html
www.deteksidini.wordpress.com/2013/07/05/kemotherapi-pada-pasien-kanker-berdasarkan-data-who-2003/
http://www.parenting.co.id/article/balita/8.jenis.kanker.anak.part.i/001/003/319
http://www.parenting.co.id/article/balita/8.jenis.kanker.anak.part.ii/001/003/320
6 Comments
Leave a reply →