Ada apa dengan motor ibu itu ? Apakah kehabisan bensin, atau ban-nya kempes?
Ya, mungkin itu pertanyaan yang hinggap di benak kita ketika melihat seorang wanita menuntun sepeda motor-nya sepanjang gang, alih-alih mengendarainya.
Itu pula sekelumit tanya yang sempat terbersit di hati kami ketika hari minggu pagi menjelang siang kemarin, kami menyaksikan kejadian itu. Tanya di hati makin mengemuka ketika tak hanya ibu itu seorang yang kami lihat menuntun motornya sepanjang gang pagi itu. Ada pula seorang bapak, ibu-ibu lainnya bahkan beberapa anak muda yang melakukannya. Tak mungkin ada kejadian ‘bocor ban berjamaah’ saat itu bukan???
Ternyata … memang tak ada yang salah dengan kondisi motor masing-masing mereka. Mereka sengaja melakukan hal itu karena mematuhi aturan bersama warga yang telah ada sejak lama : dilarang mengendarai sepeda motor di semua jalan lingkungan / Gang yang ada di Kelurahan Sukun Kota Malang.
Semua warga mentaati aturan bersama yang telah dibuat, demi terwujudnya keamanan & ketertiban lingkungan. Itu adalah salah satu pelajaran berharga yang kami dapat ketika beberapa hari lalu berkesempatan mengunjungi BKM Sukun Jaya yang ada di Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Selain disiplin warga dalam mentaati aturan bersama tersebut, kami juga terkagum-kagum dengan penataan lingkungan di Kelurahan yang terdiri dari 9 RW dan 110 RT tersebut. Salah satunya adalah penataan lingkungan RW 03 yang juga dikenal sebagai “Kampung Terapi”.
Kenapa disebut Kampung Terapi?
Dengan luas sekitar 1000 m2 dan jumlah penduduk sekitar 800 jiwa ( 40-an KK ) menjadikan wilayah RW 03 Kelurahan Sukun ini salah satu pemukiman yang relatif padat. Jalan-jalan lingkungan / Gang yang ada di RW ini relatif sempit, diapit oleh rumah-rumah penduduk yang padat di kanan-kirinya. Namun anehnya, menyusuri jalan-jalan di lingkungan ini tetap terasa nyaman. Sama sekali tak ada rasa ‘sumpeg‘ yang seringkali timbul jika kita ada di lingkungan yang padat penduduknya. Apa rahasianya?
Foto-foto berikut ini mungkin bisa lebih berbicara …
Bersih, rapi dan hijau. Tiga kata itulah yang terkait dengan kondisi yang kita lihat dari foto-foto di atas, bukan ? Tak harus tanaman mahal nan eksotis, tanaman hias / TOGA yang ‘biasa-biasa saja’ bisa tetap cantik -bahkan tanpa pot-pot cantik- asalkan terpelihara dengan baik 🙂
Banyak jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang di tanam warga di sana. Sebagai bahan pelajaran bagi warga ataupun masyarakat luas, tak lupa dicantumkan nama tumbuhan dan manfaatnya, dalam kertas-kertas penanda yang meskipun sederhana namun tak mengurangi nilainya.
Jalan / Gang -gang yang ada memang sempit, namun tak nampak kekumuhan di sana. Tatanan batu-batu kecil nan putih yang membujur di tengah semua akan Gang langsung menarik mata kita. Itulah rupanya yang menjadikan kampung ini terkenal sebagai KAMPUNG TERAPI.
Ya, itu batu-batu putih itu adalah batu-batu yang sering digunakan sebagai terapi pijat. Di kampung ini, setiap warga bisa melakukan terapi pijat telapak kaki kapanpun dia ingin, tanpa harus keluar biaya alias gratis! Ya, tinggal lepas alas kaki dan berjalan-jalan -atau ada yang berlari kecil juga- di atas tatanan batu-batu putih yang ada di lingkungan mereka. Sehat tak harus mahal! Begitu rupanya salah satu motto mereka 🙂
Penanaman nilai-nilai gotong-royong, cinta kebersihan & cinta lingkungan hijau rupanya terus menerus dilakukan, melalui wahana-wahana pertemuan rutin warga yang ada, tak hanya kepada penduduk dewasa, anggota Karang Taruna bahkan sejak usia pra-remaja sudah dikenalkan dengan hal tersebut. Tak heran bila hal itu akhirnya mendarah-daging pada setiap warganya, kondisi lingkungan mereka telah membuktikan hal itu.
Selain melihat secara langsung lingkungan mereka, kami juga diterima dengan baik dan berdiskusi langsung dengan para penggiat pembangunan tersebut, khususnya pengurus BKM Sukun Jaya, Ketua RW, kader penghijauan, dll.
Dari hasil diskusi tersebut, dapat kami simpulkan bahwa ada beberapa kunci keberhasilan kegiatan penataan lingkungan di Kel. Sukun ini, yaitu :
- Perencanaan integratif yang dilaksanakan secara berjenjang, sejak tingkat RT hingga Kelurahan.
- Kebersamaan antar lembaga masyarakat yang ada dalam melaksanakan setiap kegiatan. Kegiatan BKM misalnya, tidak hanya dilaksanakan secara eksklusif oleh anggota BKM saja namun melibatkan unsur lembaga lainnya, misal : LPMK, PKK, Karang Taruna, dll.
- Kedisiplinan semua warga dalam melaksanakan aturan bersama yang telah disepakati.
- Keteladanan tokoh masyarakat meningkatkan kepedulian dan partisipasi warga masyarakat lainnya dalam melaksanakan program / kegiatan dari, oleh dan untuk warga.
Demikianlah, ada banyak ‘oleh-oleh’ yang kami dapatkan hasil kunjungan singkat pada hari minggu yang lalu di Kelurahan Sukun. Terima kasih seluruh pengurus BKM Sukun Jaya dan tokoh masyarakat kelurahan Sukun yang telah menerima & membekali kami dengan hal-hal berharga tersebut. Semoga kita dapat selalu saling berbagi menuju sukses bersama! Insya Allah …
Warga SUKUN yang Suka Rukun untuk Membangun…, sampeyan sedaya pancen luar biasa ! 😀
9 Comments
Leave a reply →