… tenggelam…di Telaga Sunyi… bersama…cintanya yang murni…
Ah, sepenggal lirik dari lagu lama Koes Plus yang berjudul Telaga Sunyi, langsung bergema di benakku sepanjang kunjungan singkatku ke lokawisata di kawasan Baturraden itu..
Agak tidak mengenakkan sebenarnya, karena kesannya jadi ‘gimanaaa’… sementara sore sudah beranjak ke rembang petang di saat aku sampai di sana. Maghrib-maghrib, sepi, mendung, brrr…. bulu kudukku pun berdiri…
Hm, teman-teman tahu / sudah pernah mendengar lagu Telaga Sunyi yang dipopulerkan oleh Koes Plus ini? Kalau belum pernah tahu, nih ada kutipannya di sini :
Di kala Sang Bulan Purnama, bersinar di atas telaga
Terdengar suara menggema, melagukan balada tua
Reff : Kisah seorang putri / yang telah patah hati / lalu … bunuh … diri …
Tenggelam di Telaga Sunyi, bersama cintanya yang murni
Tenggelam di Telaga Sunyi, bersama cintanya yang murni …
Bukan sebuah lagu yang menggambarkan keindahan telaga, namun justru tentang kejadian tragis di Telaga Sunyi. Lirik yang sederhana dengan aransemen musik yang cenderung ngelangut itu diulang-ulang hingga makin menebalkan rasa sedih ketika mendengar lagu ini… Dan sedihnya lagi, lagu sedih ini otomatis terputar berulang-ulang di benakku sore beberapa waktu lalu, ketika aku akhirnya bisa menyaksikan sendiri Telaga Sunyi di Baturraden itu.
Telaga Sunyi, adalah salah satu dari banyak lokawisata yang ada di Kecamatan Baturraden Kab Banyumas. Senada dengan namanya, lokawisata satu ini memang berada jauh dari keramaian, menjadi salah satu bagian dari wisata alam Baturraden, terletak sekitar 2,8 km ke arah timur dari Lokawisata Baturraden / terminal baturraden. Bisa dikunjungi dengan menggunakan mobil, sepeda motor ataupun angkutan umum dari Terminal Baturraden, sekita 15 menit lah…
Sudah cukup lama aku ingin berkunjung ke Telaga Sunyi ini, jujur awalnya karena penasaran dengan lagu jadul Koes Plus itu, juga mendengan penuturan beberapa teman yang pernah ke sana. Tempat yang asyik untuk menyepi, kata mereka, hehe… Nah, ketika beberapa waktu lalu berkesempatan liburan di kawasan baturraden, maka langsung saja kuajukan lokasi ini sebagai salah satu destinasi wisata yang akan kami datangi. Tapi, sayangnya tidak semua anggota keluargaku antusias ingin ke sana. Sebagian besar ABG kami inginnya ke tempat yang ramai dan bisa berenang sepuas hati! Haha…
OK laah, akhirnya lokasi ini menjadi tempat perhentian terakhir di hari pertama wisata keluarga kami ke Baturraden kemarin, dan itu artinya sore hari! Akupun setuju karena perkiraan tak akan terlalu sore kami bisa menyelesaikan kunjungan ke 2 lokasi wisata pilihan para ABG itu, tapi ternyata…menjelang maghrib kami baru sampai di lokasi Telaga Sunyi! Alamaaak…
Lalu batal dong?
Nggak laah… Meskipun ada sejumput rasa was-was di hati -apalagi karena pak penjaga di sana sempat menyatakan kami pengunjung terakhir sore itu..hiks…- aku ditemani 2 adikku pun tetap membulatkan tekat menyusuri jalan setapak di tepi aliran sungai, menuju Telaga Sunyi, sementara ibu dan kakakku menunggu di mobil dan rombongan satu lagi langsung menuju hotel.
Awal menapaki jalan itu, aku langsung merasa senang, karena di bawah pepohonan besar nan rindang yang menaungi, ada deretan tanaman perdu yang seolah memagari jalanan setapak itu. Ah, sayang aku tak tahu nama tanaman perdu itu, tapi yang jelas bunga-bunganya yang mungil dan berwarna ungu langsung membuatku jatuh cinta! Yaiyalaaah, ungu gitu looh… hehe…
Suasana sepi sangat terasa, hanya terdengar suara gemericik air dan lirih suara kerikil ataupun ranting-ranting patah terinjak kaki-kaki kami yang melangkah agak tergesa, menyusuri aliran sungai berair jernih dan deras itu, menuju Sang Telaga Sunyi. Agak terganggu dengan ‘alunan’ lagu Koes Plus itu di benakku sepanjang jalan ke sana -karena membuat bulu kuduk merinding dan mikir yang ‘enggak-enggak’ -tapi berusaha kutepiskan dan fokus pada pemandangan indah di sekitar kami.
Kami berpapasan dengan beberapa pengunjung lain yang rupanya sudah selesai mengeksplor keindahan telaga sunyi itu, menilik dari wajah puas mereka dan kamera-kamera yang berayun di leher beberapa diantara mereka. Hihi..sok tahu amat ya aku? Mendung menggantung mungkin menyebabkan mereka bergegas meninggalkan telaga, sedangkan kami baru datang dengan semangat untuk melihat keindahan telaga, hehe…
Dan di ujung perjalanan pendek itu… tampaklah Sang Telaga Sunyi!
Ada sekelompok pengunjung lain yang sedang berfoto-ria di tepian telaga, membuat kami berhenti sejenak agak jauh menunggu mereka selesai berfoto, namun kondisi itu justru memberi kesempatan bagi kami untuk menikmati suasana sekitar, menyapa sepi di Telaga Sunyi itu.
Di ujung sana, ada sebuah aliran air di antara bebatuan besar di sebelah sungai yang agak ke atas posisinya, cukup deras mengalir turun, jatuh dengan cantik ke sebuah telaga yang nan jernih di bawahnya, sebelum kemudian mengalir lagi ke arah sungai berair bening berbatu-batu di posisi yang lebih rendah lagi.
Telaga di bawah air terjun / curug mini itulah yang namanya Telaga Sunyi. Menilik warna air yang jernih berwarna biru kehijauan (mungkin karena pantulan warna pepohonan di sekitarnya) serta tenang tak ber-riak, perkiraan kami telaga itu cukup dalam, dan ternyata menurut tulisan yang ada di sana, kedalaman telaga itu sekitar 5 meter.
Selain sekelompok pengunjung yang sedang berfoto-foto di sana, ada beberapa orang yang sedang memancing juga, di pojok sana, namun tak lama kami lihat mengemasi peralatannya, entah karena sudah dapat ikan, atau karena maghrib yang sudah menjelang.
Tiba-tiba suara gludug pertanda hujan terdengar mengusik kesunyian itu, adikku segera meminta kami untuk mengabadikan suasana di sekitar sana, segera setelah pengunjung sebelumnya menyelesaikan acara foto-fotoan mereka dan bergegas meninggalkan lokasi, dan suasana semakin terasa sunyi.
Hari semakin sore, mendung kian menggantung, menyebabkan kami tak bisa berlama-lama di Telaga Sunyi. Setelah mengambil beberapa foto, kami pun bergegas kembali ke tempat parkir, sementara udara terasa semakin dingin dan suasana semakin remang-remang. Sesampai di tempat parkir, rintik mulai menitik dan kami pun bergegas memasuki mobil dan meinggalkan lokasi menuju penginapan, diiringi hujan yang mulai menderas.
Sudah puas dan tidak penasaran lagi?
Hah…tidak juga! Asli aku belum merasa puas karena baru saknyukan alias hanya sebentar saja ada di sana. Langsung aku bejanji dalam hati untuk datang lagi lain kali, pagi / siang hari, dengan waktu yang lebih lama. Ya, mungkin saja di pagi / siang hari, sedikit aura mistis yang kami rasakan sore itu tak akan terasa..hehe…
Ya, aku memang masih penasaran dengan telaga yang satu itu, terlebih ketika dalam perjalanan pulang, kedua adikku sepakat bahwa ada aura yang ‘tidak biasa’ di sana : yang satu merasa melihat sesuatu melintas menyeberangi permukaan telaga, yang lain ‘hanya’ merasakan aura berbeda dan menyebabkannya ingin buru-buru meninggalkan tempat, meskipun tak melihat sesuatu yang tidak biasa. Aku? Hm, hanya merasa tak nyaman karena dingin dan terganggu dengan ‘serbuan’ lirik lagu itu yang memenuhi benakku…
Pernah ke Telaga Sunyi di Baturraden, teman? Bagaimana pengalamanmu di sana? Atau masih penasaran juga dengan Telaga Sunyi? share di kolom komen yaa…
11 Comments
Leave a reply →