Hai Sahabat Lalang Ungu, setelah kemarin menuliskan Catatan Umrah Plus Turki 17 hari tentang aktivitas di Medinah dan Mekah, kali ini akan ku lanjutkan untuk hari terakhir di Mekah hingga hari pertama di Turkiye ya..
Delapan hari sejak keberangkatan atau setelah empat hari menikmati ibadah dll di Mekah, akhirnya kami sampai di hari terakhir di sana. Hari Rabu, 1 Mei 2024 adalah pagi terakhir kami di Mekah.
Pagi itu sekitar pukul 3 pagi kami berkumpul di lobby hotel, sebelum bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf Wada’ / Thawaf perpisahan yang diteruskan mengikuti jamaah sholat Subuh.
Kembali banjir air mata saat berdoa selesai sholat Subuh terakhir kami di pelataran Ka’bah waktu itu. Rasa syukur dan doa-doa penuh harapan terlantun sepenuh hati. Ya Allah, semoga KAU izinkan kami untuk kembali berkunjung ke rumah-MU ini di masa yang akan datang. Aamiin..
Pulang kembali ke hotel, sarapan dan berkemas, lalu check out dari hotel Grand Al Massa yang telah menjadi rumah kami selama 4 hari sebelumnya itu, sekitar pukul 10 pagi. Dari hotel kami menuju Jeddah, untuk meneruskan perjalanan ke Turkiye.
Alhamdulillah, rombongan kami mendarat dengan selamat di Bandara Istanbul Turkiye pada tanggal 1 Mei 2024 sekitar jam 9 malam. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, bertemu dengan Bei Ahmed pemandu kami, rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel dan akhirnya menutup hari itu dengan istirahat di Clarion Hotel.
Keesokan harinya, setelah sarapan kami memulai trip di Turkiye dengan menggunakan bus, tujuan pertama adalah Kota Bursa, yang terletak di Barat Laut Turkiye. Kota ini merupakan pusat administrasi Provinsi Bursa dan merupakan kota terpadat keempat di Turkiye.
Di kota ini kami singgah di salah satu pusat oleh-oleh Turki. Di sini kami berkenalan dengan Turkish Delight, Baklava, Saffron, dll. Ternyata yang namanya Turkish Delight atau lokum itu adalah manisan/dessert khas Turki yang terbuat dari gel pati dan gula dengan aneka isian. Disajikan dalam bentuk kotak/kubus kecil-kecil dan rasanya muaniiiis… Selain itu ada pula baklava yaitu semacam pastry lapis berisi kacang yang disiram dengan sirup kenari. Isian dan topping nya pun bermacam-macam.
Nah untuk saffron memang aku sudah sering mendengar namanya sebagai rempah yang sering digunakan sebagai obat tradisional, namun belum pernah melihat wujudnya. Ternyata, saffron ini adalah putik bunga Crocus sativus yang berbentuk benang-benang halus berwarna merah terang. Harganya lumayan juga, sekitar 100 lira per gram. Setelah diseduh dengan air panas, warna air berubah menjadi kuning cerah sedangkan untuk rasa air tetap biasa/tawar. Khasiatnya? Sok..gugling deh.. 🙂
Dari Bursa kami melanjutkan perjalanan ke Kota Kusadasi, sebuah kota di tepi pantai yang juga dekat dengan tempat-tempat wisata bersejarah. Di kota ini kami beristirahat di Hotel Seven for Live.
Sekitar jam 6 sore kami sampai di Hotel Seven for Live di Kusadasi, dan baru sadar bahwa di sana itu masih sore. Maghrib nya pun baru sekitar jam 8 malam waktu setempat. Setelah bersih-bersih, makan malam, dan menjalankan kewajiban lain kami pun menutup cerita hari itu dengan istirahat. Lumayan juga perjalanan hari itu, 10 jam lebih dari Istanbul sampai Kusadasi.
Sahabat Lalang Ungu, sampai di sini dulu ya cerita perjalanan kami kemarin. Insyaallah dilanjutkan ceritanya di tulisan-tulisan berikutnya. Sampai jumpa…
Cerita-cerita umrah/haji lainnya bisa baca di sini ya…atau kalau mau baca cerita jalan-jalan bisa baca di kategori ini.
Pingback: Catatan Umrah Plus Turki 17 hari (5): Jaket Kulit, Ephesus dan Pamukkale |