Hai Sahabat Lalang Ungu, kembali kuteruskan cerita pengalaman kami mengikuti paket Umrah Plus Turki 17 hari ya.. Kali ini cerita pengalaman saat di Madinah, khususnya ziarah ke Raudhah.
Tentang Raudhah
Apa itu Raudhah?
Raudhah (Taman Surga) adalah sebuah area di dalam Masjid Nabawi Madinah yang terletak di antara rumah Rasulullah SAW (yang sekarang menjadi makam beliau) dan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah. Area Raudhah yang luasnya sekitar 330 m2 ini ditandai dengan tiang-tiang putih dengan motif tertentu (bunga mekar dan garis-garis emas), merupakan area yang mustajab untuk berdoa di Masjid Nabawi ini.
Aku pribadi dulu ‘menandai’ area Raudhah melalui warna karpet hijaunya yang (sebelumnya) berbeda dengan karpet lain di masjid Nabawi yang berwarna merah -tapi ternyata sekarang semua karpet Nabawi berwarna hijau- dan penanda lain bagiku adalah bentuk lampu gantungnya yang antik dan khas, berbeda dengan lampu di bagian Nabawi lainnya.
Rasulullah SAW sendiri yang menyebut nama area ini sebagai taman surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang artinya : “Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Itu sebabnya area ini menjadi tujuan yang selalu ingin dikunjungi oleh setiap jamaah Masjid Nabawi, termasuk tamu Allah jamaah haji ataupun umrah dari segala penjuru dunia.
Siapa saja yang boleh ziarah ke Raudhah?
Semua jamaah baik laki-laki maupun perempuan boleh berziarah ke Raudhah apabila telah mendapatkan izin / sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, baik menggunakan Tasreh maupun mendaftar dengan aplikasi.
Tempat ziarah laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan tirai-tirai berwarna putih yang relatif tinggi sehingga tidak tercampur antara jamaah laki-laki dan perempuan serta tidak dapat saling melihat. Saat terakhir kami berkunjung ke Raudhah, jamaah perempuan masuk melalui pintu 37.
Kapan waktu Raudhah dibuka untuk jamaah?
Khusus untuk jamaah perempuan, raudhah tidak dapat dikunjungi sewaktu-waktu, melainkan hanya 3x saja setiap harinya yaitu : ba’da subuh, ba’da dhuhur dan ba’da Isya. Sedangkan untuk jamaah laki-laki dapat berkunjung setiap waktu bahkan saat waktu sholat wajib tiba jika sedang berada di Raudhah bisa melaksanakan sholat di sana.
Apa yang dilakukan jamaah di dalam Raudhah?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Raudhah ini adalah tempat yang mulia karena di sinilah Rasulullah SAW melakukan ibadah, memimpin sholat, menerima wahyu, dan di tempat ini juga para sahabat rasul beribadah.
Itu sebabnya umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak doa dan ibadah di area mulia ini. Bisa melakukan sholat (baik wajib maupun sunnah), zikir, iktikaf, dll.
Namun perlu diingat bahwa ada banyaaak jamaah yang ingin melakukan hal yang disunnahkan tersebut dengan tempat yang sangat terbatas, sehingga kita harus berbagi waktu dengan jamaah lain. Tidak jarang jamaah harus berebut waktu dan tempat saat di Raudhah ini. Itu sebanya kita harus selalu menjaga dan menahan diri agar tidak tersakiti apalagi menyakiti jamah-jamaah lainnya
Bagaimana cara memasuki Raudhah?
Untuk dapat memasuki Raudhah dapat melalui 2 cara, yaitu :
- Menggunakan Tasreh (surat izin) dari Muasassah, yang biasanya telah diurus sebelumnya oleh biro travel/PPIU dan didampingi oleh muthawif (bagi rombongan jamaah laki-laki) atau muthawifah (bagi rombongan jamaah perempuan)
- Mendaftar online melalui aplikasi NUSUK dan masuk / berziarah secara mandiri sesuai dengan waktu yang telah dipilih dan disetujui lewat aplikasi tersebut.
Tentang Aplikasi NUSUK
Beberapa hari sebelum berangkat di WAG rombongan kami diumumkan oleh team leader (TL) untuk masing-masing mengunduh aplikasi NUSUK dan mendaftar ke Raudhah melalui aplikasi itu pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan.
Sebelumnya memang sudah kami dengar kabar bahwa ada aturan terbaru Pemerintah Arab Saudi yang membatasi frekuensi ziarah ke Raudhah per jamaah yaitu 1 tahun sekali, untuk menghindari kepadatan pengunjung pada suatu waktu tertentu.
Apa itu aplikasi NUSUK?
Aplikasi NUSUK disediakan oleh Kerajaan Arab Saudi, digunakan untuk mendaftar secara online bagi jamaah yang akan melakukan ziarah ke Raudhah di Masjid Nabawi ataupun yang akan melakukan ibadah umrah di Masjidil Haram.
Bagaimana cara mendaftar ziarah Raudhah melalui NUSUK?
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk mendaftar ziarah ke Raudhah melalui aplikasi NUSUK:
- Menginstal aplikasi NUSUK melalui playstore atau appstore
- Terdapat pilihan bahasa, kita bisa memilih untuk menggunakan bahasa Inggris.
- Selanjutnya pilih “New User” lalu “Visitor”
- Berikutnya isikan data diri : nomor visa; nomor paspor; tanggal lahir; kebangsaan; nomor telepon; alamat email dan password yang dipilih.
- Cek email dan catat kode verifikasi OTP 4 digit yang dikirim, masukkan ke kolom dalam aplikasi
- Login ke aplikasi lalu pilih “Prophet’s Mosque Services” atau pilih yang kotak hijau bertuliskan Rawda
- Centang pada kotak “Apply for Noble Rawda – Men/Women”
- Pilih tanggal dan jam/waktu yang diinginkan
- Pilih “Issuing Permit” dan akan muncul QR code
- Datang ke pintu yang telah ditentukan pada waktu yang telah dipilih sebelumnya
- Siapkan QR code untuk dipindai oleh petugas
- Siap memasuki Raudhah dengan tertib
Pengalaman kami ziarah Raudhah Menggunakan Tasreh
Umumnya jamaah umrah yang tergabung dalam rombongan biro travel / PPIU masuk ke Raudhah dengan menggunakan surat izin / Tasreh yang telah diurus sebelumnya oleh biro tersebut.
Dalam Tasreh tercantum jumlah dan identitas jamaah dalam rombongan tersebut, beserta waktu kunjungan yang telah disepakati. Tasreh ini dipegang oleh pendamping jamaah (muthawif/muthawifah) untuk ditunjukkan ke petugas pada pintu masuk / sebelum antrian.
Rombongan kami kemarin melakukan ziarah Raudhah pada tanggal 25 April 2024. Untuk jamaah perempuan pada pagi hari dengan didampingi ustadzah Ummi Nur dan jamaah laki-laki pada siang hari setelah sholat dhuhur.
Alhamdulillah, ziarah Raudhah pagi itu amat sangat nyaman kami rasakan. Sejak dari hotel ustadzah membimbing kami menuju pintu 37 sambil menyampaikan hal-hal yang harus kita ketahui tentang Raudhah, tata cara yang baik berziarah di sana, larangan-larangannya dll, yang ditutup dengan doa bersama sebelum mulai mengambil antrian.
Proses masuk ke Raudhah kami jalani dengan tertib, tahapan demi tahapan, dan alhamdulilah rombongan kami bisa masuk dan melakukan sholat-sholat Sunnah maupun doa di Raudhah dalam keadaan yang benar-benar nyaman. Tanpa desak-desakan, waktu tak terlalu singkat, bahkan askar perempuan yang menjaga mengingatkan kami untuk tidak berlama-lama di sana (karena masih banyak jamaah lain yang menunggu giliran) pun dengan lembut, tanpa bentakan-bentakan keras apalagi main tangan. Subhanallah…
Saat akhirnya kami keluar dari Raudhah..hati terasa sangat bahagia dan penuh rasa syukur atas kondisi kami mendapatkan banyak kemudahan dan kenyamanan dalam ziarah saat itu. Tak henti puji syukur terlantun dari bibir kami sambil melangkah keluar masjid sesuai arahan petugas. Sungguh kali itu adalah kesempatan ziarah Raudhah terbaik dari yang pernah kujalani beberapa kali sebelumnya.
Pengalaman kami ziarah Raudhah Menggunakan NUSUK
Malam harinya, bagi jamaah yang sudah berhasil mendaftar lewat NUSUK diperbolehkan untuk melakukan ziarah kembali ke Raudhah namun kali itu secara mandiri, tanpa didampingi muthawifah. Pengalaman kami pagi hari sebelumnya menjadi acuan bagi kami yang akan masuk Raudhah lagi malam itu.
Jadwal kami sesuai pada aplikasi adalah jam 22.30-22.59 oleh karena itu sebelum jam 10 kami ber-12 orang sudah bersiap menuju pintu 37. Terimakasih kepada mas Jefri TL kami yang berbaik hati mendampingi dari hotel hingga ke depan antrian pintu 37.
Sesuai arahan, menjelang jam 22.30 kami sudah masuk ke antrian setelah petugas memindai barcode pada HP kami masing-masing. Selanjutnya kami memasuki masjid dalam antrian yang panjang. Rupanya, pengunjung malam itu jauh lebih banyak daripada pagi hari tadi.
Sayangnya, pengalaman indah paginya tidak kami dapatkan lagi di malam itu. Entah mengapa, jamaah yang buanyaaak itu sejak awal sudah tampak tidak kondusif. Terjadi serobotan-serobotan antrian, bahkan saat akhir memasuki area Raudhah amat sangat tidak kondusif. Dorong mendorong cukup brutal dari jamaah dengan berbagai ukuran fisik. Yang tinggi-tinggi besar bercampur dengan jamaah yang relatif mungil-mungil seperti dari Asia Tenggara. Haduuuh…sangat berat perjuangannya malam itu, bahkan para askar putri itu pun terasa relatif lebih keras dan kasar di malam itu 🥺
Demikianlah…malam itu kami mendapat pengalaman yang jauh berbeda dari kondisi pagi harinya. Pengalaman buruk. Entahlah.. mungkin Allah mempunyai maksud tertentu memberikan pengalaman tersebut kepada kami setelah nikmat yang kami terima pagi harinya. Mungkin agar kami tak menjadi jumawa, atau agar kami semakin pandai bersyukur. Yang jelas kami tetap bersyukur atas kedua kesempatan yang sudah kami terima, dan berharap semoga kelak masih mendapatkan kesempatan lain dengan pengalaman yang lebih baik. Insyaallah…
Sahabat Lalang Ungu, demikianlah ceritaku kali ini tentang pengalamanku mengikuti umrah plus Turki 17 hari khususnya saat ziarah Raudhah di Masjid Nabawi Madinah. Kesimpulan pribadiku : lebih memilih ke Raudhah dengan Tasreh dan pembimbing, karena saat menggunakan NUSUK kita benar-benar harus siap untuk mandiri dalam segala hal. Sampai jumpa di cerita berikutnya ya..
Pingback: Catatan Umrah Plus Turki 17 hari (3): Madinah, Makkah, Thaif |