LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

3 Waktu di 3 Tempat ibadah di Ibu Kota

| 4 Comments

Beberapa hari lalu, kami ditugaskan mengikuti konsultasi di Ibu Kota. Karena jadwalnya tak terlalu pagi, akhirnya kami berdelapan memutuskan untuk berangkat dari kota kami malam hari, menggunakan Kereta Api yang sampai di sana sebelum subuh lalu pulangnya akan menggunakan Kereta Api sore.

Nah, alhamdulillah, pada kesempatan itu kami mendapat pengalaman melaksanakan 3 waktu ibadah di 3 tempat yang berbeda. Naah… 3 tempat ibadah itu yg akan kuceritakan kali ini yaa..

Yang pertama adalah waktu subuh di Masjid Istiqlal.  Kami sampai di stasiun Gambir pada pukul 03.30 WIB.  Karena di stasiun saat itu tak kami temukan tempat makan sahur maka kami pun mencari di tempat lain, kemudian menuju ke Masjid Istiqlal untuk melaksanakan sholat subuh.

Istiqlal di dini hari

Istiqlal di dini hari itu

Cantiknya Masjid Istiqlal di dini hari itu.  Sayangnya tak sempat berlama-lama memotret keindahan itu, karena waktu subuh akan segera menjelang. Meskipun, di sekitar masjid itu masih terlihat cukup banyak  pengunjung yang sedang bersantap sahur di sana.

Kamipun menuju tempat wudhu di lantai dasar. Kran wudhunya tidak berjajar-jajar sepanjang dinding seperti yang biasanya terlihat di banyak masjid, namun dikelompok-kelompokkan secara melingkar -dari jauh terlihat seperti deretan roket, hehe- dalam area yang berhadapan dengan deretan kamar mandi / toilet dan dibatasi dinding terbuka & bangku-bangku beton.

Tempat wudhu di Istiqlal

Tempat wudhu di Istiqlal

Setelah bersuci kamipun menuju ke lantai atas untuk bergabung dengan jamaah lain melaksanakan sholat subuh berjamaah di sana. Sesudahnya, kami sempat mengikuti kultum subuh yang disampaikan oleh salah satu imam masjid Istiqlal, sambil mengagumi interior indah masjid agung itu.

Pada siang harinya, setelah melaksanakan konsultasi di TNP2K yang berlokasi di depan Sekretariat Wakil Presiden di Jl. Kebon Sirih, kamipun mampir ke Masjid yang ada di lingkungan Sekretariat tersebut untuk menjalani waktu dhuhur di sana.

Masjidnya tak terlalu besar, tapi interiornya cantik.  Terdiri dari 2 lantai di mana lantai atas adalah untuk jamaah wanita.  Dari lantai atas itulah kami menikmati cantiknya interior masjid itu sambil leyeh-leyeh bersandar saka masjid beralaskan karpet nan lembut.

 

Interior unik Masjid di lingkungan Sekret. Wapres di Jl. Kebon Sirih

Interior cantik Masjid di lingkungan Sekret. Wapres di Jl. Kebon Sirih

Di lantai bawah terlihat mihrab imam dengan dinding berhiaskan kaligrafi dan hiasan keramik nan cantik, lalu pada atap tepat di tengah-tengah masjid terpasang sebuah lampu besar berdisain unik dan tak ketinggalan ada disain unik dari dinding yang ada di lantai 2 itu…

 Setelah Subuh dan Dhuhur, maka Waktu terakhir yang kami lewati di Ibu Kota hari itu adalah Waktu Ashar , tepatnya di lingkungan Stasiun Gambir. Ya, jadwal kereta kami adalah jam 17.00, namun sebelum waktu ashar acara resmi sudah selesai. Ada teman yang mengusulkan untuk mengisi waktu jalan-jalan ke mall, namun aku dan beberapa teman lain merasa malas.

Akhirnya, sore itu kami memutuskan langsung menuju Stasiun gambir meskipun jadwal keberangkatan masih 2 jam lebih.  Kami menunggu di musholla yang letaknya di pinggir parkiran stasiun besar itu.

Mushollanya tak terlalu besar, terdiri dari 2 ruang yang terpisah -dengan pintu masuk yang berlawanan arah- untuk jamaah pria dan wanita. Aku tak tahu bagaimana di bagian pria, namun di bagian wanita ruang sholat itu meskipun sederhana, namun cukup bersih dan rapi.

Suasana di Musholla Stasiun Gambir sore itu

Suasana di Musholla Stasiun Gambir sore itu

Hanya ada 1 kipas angin di dinding yang bekerja keras dalam usahanya memberikan kenyamanan di dalam ruang (sekitar) 4 x 5 m itu.  Memang usahanya tak terlalu mampu menghalau semua kegerahan di sore itu, namun alhamdulillah… tetap di syukuri adanya angin semilir yang berasal dari kipas itu.

Di pojok ruangan ada rak kecil berisi beberapa Al Qur’an dan di samping kiri belakang ada rak berisi mukena warna-warni yang tergantung rapi. Ya, kalau biasanya di masjid / musholla lainnya mukena-mukena di tumpuk begitu saja di almari / rak khusus, maka rupanya di musholla ini mukena-mukena itu ditata secara berbeda. Terlihat rapi dan lebih menarik.

Beragam aktifitas yang dilakukan pengunjung musholla sore itu. Ada yang berbaring di pojokan -entah tidur betul atau hanya tidur-tiduran saja- ada yang asyik menyelesaikan tugas dengan laptopnya, ada yang berbincang dengan sesama pengunjung, ada yang iseng melihat-lihat saja suasana sekitar, namun alhamdulillah, di tengah suasana cukup gerah itu masih ada pengunjung yang larut dalam kekhusukan membaca kalam Illahi.  Subhanallah…

Itulah ceritaku tentang 3 Waktu yang kami jalani di 3 tempat berbeda di sudut-sudut Ibu Kota pada suatu hari di Bulan Ramadhan.  Oya, dari pengalaman pagi – sore itu, alhamdulillah aku sempat merekam 2 momen untuk kuikutkan di hajatannya Pak Nh Her . Sudah ikutan juga kan? Belum? Waah… ayo buruan, DLnya tg 26 Juli 2014 jam 23.59 lhooo. Yuuk..capcuus…! 🙂

4 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.