Anak yatim, mendapat perhatian yang besar di dalam Islam, terbukti dengan ditemukannya 12 surah dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang anak-anak yatim.
Dari sisi waktu hadirnya tuntunan tersebut, dapat dibedakan menjadi 2 periode yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Perlu diketahui bahwa peride Mekkah adalah periode peletakan dasar tuntunan agama dan uraian menyangkut akidah, sedangkan peride Madinah lebih banyak merupakan penerapan syariat agama.
Dalam periode Mekkah, uraian tentang anak yatim ditemukan dalam 7 Surah, yaitu : al-Fajr [89]:17, adh-Dhuha [93]:9, al-Balad [90]:15, al-An’am, al-Isra’ [17]:34, al-Kahfi [18]:82 dan al-Ma;un [107]:7 . Secara umum, tuntunan terhadap anak yatim yang turun pada periode Mekkah ini adalah tuntunan untuk memperhatikan sisi kejiwaan & akhlak mereka. Ini berarti, perhatian pertama yg perlu diberikan kepada mereka adalah memelihara mereka sehingga tidak terlantar atau terabaikan. Yang pertama dan utama adalah jangan sampai jiwa mereka terganggu sehingga mereka tumbuh berkembang membawa kompleks-kompleks kejiwaan. Kesan yang diperoleh dari tuntunan di periode ini adalah : KALAU TAK DAPAT MEMBERI BANTUAN MATERI, MAKA JANGAN BERLEPAS TANGAN, BERIKANLAH BANTUAN DALAM BENTUK NON-MATERI KEPADA MEREKA.
Selebihnya, dalam periode Madinah, tuntunan terhadap anak yatim lebih rinci. Dalam Surah an-Nisa’ [4] terdapat penekanan perlunya menjaga perasaan anak-anak yatim dan kaum lemah lainnya, tuntunan bagi wali / pengurus harta anak yatim untuk mengembangkan harta mereka yg belum mampu mengurusnya serta peringatan untuk tidak menyalahgunakan harta anak yatim yang ada dalam pemeliharaannya.
Mencermati tuntunan-tuntunan yang sudah diberikan pada kita… Mari, kita perbesar perhatian pada anak-anak yatim yang mungkin ada di sekitar kita… Selamat hari Jum’at, Sahabat… 🙂
***
Kutipan “Membumikan Al-Qur’an” – M. Quraish Shihab – Lentera Hati – 2011.
September 28, 2012 at 06:58
Makasih Mba Mechta sudah berbagi. Selamat hari jumat. 🙂
Sama-sama Dani… selamat hari jumat & siap2 weekend ya.. 😀
September 28, 2012 at 10:09
Alhamdulillah……
terima kasih Mbak… udah dapat siraman pagi
siraman cuma dikiit jadi tetep kudu mandi lho..haha…
September 28, 2012 at 10:37
baru ingin berangkat sholat jum’at ehh ada siraman rohani… terima kasih mbk
sama-sama Moenas… oya, apa ‘oleh2’ dari Jumatanmu tadi? 🙂
September 28, 2012 at 11:05
terima kasih udah mengingatkan ya 🙂
terima kasih kembali, Chi… terutama sih, mengingatkan diri sendiri 🙂
September 28, 2012 at 16:04
blogny gnti ini y skr bu?
yg detik gmn?
Iya Ri… yg detik masih ngambeg blom mau dibuka dasbornya, jadi ya terpaksa dianggurin saja..haha…
October 1, 2012 at 17:07
enakan wordpress kan? hihi
ternyata begituuh.. *ups maap ya mantan*
September 29, 2012 at 06:52
Maturnuwun Jeng, berbagi pengingat diri diberkati untuk sarana berbagi berkat. Salam
Maturnuwun sampun mampir, ibu 🙂
September 29, 2012 at 07:36
Jaman sekarang tidak semua anak yatim dng kondisi dhuafa ya Mb Mechta. Kalau utk mrk mungkin yg perlu diberi pperhatian adl sisi kejiwaannya saja. sementara utk anak2 yg tak memiliki ayah, memiliki tapi sang ayah kurang berfungsi, terus anak2 dari keluarga dhuafa, selayaknya jd perhatian kita semua 🙂
betul mbak Evi..tetap harus ada seleksi mana yg lebih membutuhkan ya… 🙂
September 29, 2012 at 10:31
Auntie…aku dr dulu penasaran dan smp skrg blom terjawab jg, kalo untuk anak yatim yg non muslim gimana ya?
kalau menurutku pribadi sih… boleh saja kalau memang lebih membutuhkan..tapi…kalau mengenai dalil2nya aku kurang tahu… mungkin ada teman2 yg bisa bantu?
September 29, 2012 at 11:41
Berat memang memelihara anak yatim, dan dalam beratnya itu mengandung pahala yang tiada terkira
ada yg bilang, jalan ke surga terjal & berliku, sedangkan jalan ke neraka tampak mulus dan tak memerlukan perjuangan..hehe…
September 30, 2012 at 02:33
Terimakasih atas siraman rokhaninya mbak. Semoga selalu ada tempat untuk anak yatim dihati kita semua. 😀
Terimakasih kembali mas… yg terutama menyiram diri sendiri sih..hehe…
September 30, 2012 at 10:34
setuju sangat dgn opinimu, Mechta
dalam bersikap, kita sebagai muslim telah dituntun dgn benar oleh Al-Qur’an dan hadist …
lalu, kenapa harus demo utk menunjukkan sikap?
ikuti saja apa yg telah digariskan oleh Al-Qur’an dan hadist, insyaAllah pasti selalu ada kebaikan ,aamiin
salam
demikianlah Bunda.. semoga kita semua bisa tetap mampu menyatakan sikap tanpa justru mncoreng nilai2 yg telah diajarkan junjungan kita .. 🙂 Terimakasih & salam kembali, Bunda…
September 30, 2012 at 10:44
waduh 😳
ini kayaknya bunda kok salah ya ngetik komennya , maksudnya utk artikel yg lain, bukan artikel yg ini Mechta 😳
hedeh…hedeh…tolong di delete saja ya Mechta ….
terimakasih ….
salam
gak papa Bunda…terima kasih sudah mampir lagi di sini 🙂
September 30, 2012 at 10:45
Nah, ini baru komen yang pas utk artikel anak yatim ini 🙂
terimakasih banyak karena telah mengingatkan ,Mechta
semoga kami selalu istiqomah untuk terus memelihara dan menyantuni anak yatim ,aamiin
salam
terima kasih juga Bunda… terutama sedang mengingatkan diri sendiri kok Bun 🙂