LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Aku, Lily & Impian…

| 8 Comments

“Reee….lihat deh… Bagus, ya?” tanya Lily tiba-tiba sambil meletakkan sebuah majalah dengan halaman terbuka di atas meja yang kuhadapi.

“Rumah lagi? “

“Iya lah…. Tapi yang ini bener-bener keren lho, Re.. Tuh lihat penampilan depan, samping ataupun belakangnya.. Mantap, kan?”

Kupasang muka serius sambil membolak-balik halaman salah satu majalah yang memuat gambar-gambar rumah cantik yang dikagumi Lily.  Memang bagus rumah itu, tidak mewah namun sangat tepat seperti rumah impian Lily. Tapi..

“Iya, aku tahu…pasti kamu mau bilang : mahal! Iya kan?” Lily pasang wajah cemberut.

“Buat referensi saja sih gak papa, Ly… “

Yo wis, pokoke kamu dah lihat rumah impianku…”  sambil meninggalkan senyum manisnya, ia pun berlalu menuju ruang kerjanya di divisi sebelah.

***

“Aku kirim gambar bagus yang pasti kau suka” itu sms dari Lily yang kubaca siang ini.  Hm, rumah lagi kah? Bergegas kubuka emailku mencari kiriman gambar darinya.

Ternyata kali ini sebuah gambar MOGE gagah  yang sudah lama kuimpikan, lengkap dengan latar belakang pemandangan yang menawan. Sebentar kemudian sms nya masuk lagi ke HPku.

“Gimana… apik to?”

“Iyaa…. Uapik, cah ayuuu… Pemandangannya juga mantap.  Dapat dari mana?

“Biasalah… hasil browsing sana-sini… Pas banget dengan impianmu kan, Re?”

“Heeh… kamu memang paling tahu apa yang kumau, Ly..”

“Ya iyalah… Lily, gitu looh…”

Hahaha…. Tak sadar kutertawa lepas membaca balasan pesan dari si kocak itu.  Terbayang mimik mukanya seolah dia mengucapkan kata-kata itu langsung di hadapanku, dan bukannya dari Ibu Kota tempat dia dinas dua hari ini.  Ah..Lily memang ngangeni..

***

“Mas Lare, kata Kak Lily undangannya yang cantik itu hasil disain njenengan, to?” kata Nuning yang tiba-tiba saja masuk ke ruanganku.

“Kenapa, mau pesen juga?” selorohku.

“Mau juga sih, kalau mas nggak keberatan… Eh tapi mas, awalnya kukira kalian itu berpasangan lho.  Wong sak kantor ini, pasti kaget ketika menerima undangan Kak Lily dan tak ada nama mas di sana..”

Ah…ada yang tercubit di hati ini mendengar kata-kata Nuning, tapi alhamdulillah aku terhindar dari keharusan merespon perkataannya itu ketika suara melengking Pak Agus -Bos Nuning- memanggil si centil yang langsung kabur kembali ke habitatnya itu.

Yang tersisa hanya senyum kecut di bibirku.  Ah, Lily…banyak impian kita yang sama, namun kita tak berhak menjalaninya bersama….

 ##

Sebenarnya fiksi ini ingin kuikutsertakan pada proyek menulis buku yang diprakarsai Pakdhe pada kategori  Kumpulan Cerpen bertema MIMPI  yang DOnya Neng Orin tea… tapi, karena belum sampai 500 kata sudah mentok idenya, jadi batal deh… Biar hasil belajar nulis fiksi ini ngga mubazir, kupajang saja di sini.. hehe…  Sekalian woro-woro, buat teman-teman yang berminat ikutan, langsung merapat ke TKP  sebelum DLnya tgl 31 Mei 2013 ya… 😀

8 Comments

Leave a Reply to Orin Cancel reply

Required fields are marked *.