Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon, dan terjatuh.
“Aduhh!” jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan.
Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, “Aduhh!”.
Dasar anak-anak, ia kemudian berteriak lagi : “Hei! Siapa kau?”
Jawaban yang terdengar : “Hei siapa kau?”
Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, “Pengecut kamu!”
Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa.
Ia lalu bertanya kepada sang ayah, “Ayah, apa yang terjadi?”
Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, “Anakku, coba perhatikan.”
Lelaki itu berkata keras, “Saya kagum padamu!”
Suara di kejauhan menjawab, “Saya kagum padamu!”
Sekali lagi sang ayah berteriak “Kamu sang juara!”
Suara itu menjawab, “Kamu sang juara!”
Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti.
Lalu sang ayah menjelaskan, “Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah kehidupan.”
Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakan kita. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita .
~Bila kita ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ciptakan cinta di dalam hati kita.
~Bila kita menginginkan kemampuan tinggi, maka tingkatkan kemampuan itu.
~Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kita berikan kepadanya.
Dan Ingatlah.!
Hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan diri kita . HIDUP ADALAH CERMIN.
***
Keterangan : Dikutip dari materi berjudul “Cerita dari Gunung” salah satu bahan bahasan dalam sebuah pelatihan fasilitator yang pernah kuikuti. Tidak diketahui, siapa pencetus awal kisah ini… Sengaja ku tulis ulang di sini sebagai salah satu catatan kecil bagi diriku, dan mudah-mudahan ada manfaatnya bagi teman-teman juga…
July 11, 2013 at 06:38
So true Mba Mechta. Merasakan hal yang sama. Orang yang suka mengeluh akan setiap hal, semua orang disekitarnya akan mengeluhkan dia/komplain dengan sikapnya. Pengalaman di kehidupan nyata bilang seperti itu. Hehehe. Makasih Mba Mechta.
mudah2an bermanfaat ya Dan… 🙂
July 12, 2013 at 15:17
wah .. bener bgt Dan, pernah merasakan soalnya 🙂
naah.. ditunggu tulisannya ttg pengalaman itu, mbak… atau sudah? 🙂
July 16, 2013 at 19:39
pengalamanya ketemu org yg suka mengeluh mbak, diberi bantuan byk orang tetep sj mengeluh , kekurangan ini itu, dan kenyataannya jadi sama mbak, mereka merasa selalu kekurangan dlm hidupnya
sama sekali tidak mensyukuri apa yg telah di dapat ya mbak… menyedihkan 🙁
July 11, 2013 at 07:48
Seorang ayah yang tidak hanya bijak, tapi juga cerdas; dan aku pun ikut memungut pelajaran darinya. Sungguh, makasih banyak ya…
trimakasih kembali, Pak.. mudah2an catatan kecil ini bermanfaat…
July 11, 2013 at 08:40
Kalau begitu harus mengicapkan yang baik jadi akan diikuti dengan hasil yang baik juga ya
‘rumus’nya begitu Jeng… mari kita coba 🙂
July 11, 2013 at 10:20
makasih sudah berbagi mbak.
benar sekali, seperti kalau di fisika kan ada aksi maka akan ada reaksi
sama-sama, mbak Nanik… semoga ada manfaatnya ya… 🙂
July 11, 2013 at 11:54
Terima kasih Diajeeng berbagi sari keindahan kehidupan, yap hidup adalah cermin. Selamat beraktivitas
Sami2, Ibu… mudah2an ada manfaat yg bisa diambil… Selamat beraktifitas juga kagem Bu Prih.. 🙂
July 11, 2013 at 14:54
Ayahnya hebat. Mengajarkan kepada hal yang positif, menuntuk anak untuk selalu berkata baik. . . 🙂
dan kita bisa ikutan nyimak penuturan si ayah hebat ini, ya Idah… 🙂
July 11, 2013 at 15:04
Subhanallah, jadi melihat ke dalam diriku sendiri. Rasanya masih banyak pantulan-pantulan yang tidak tepat dalam kehidupanku.
Makasih mbak Mechta
Sama-sama, mbak Niken… alhamdulillah jika catatan kecil ini ada manfaatnya ya… 🙂
July 12, 2013 at 04:05
konsep idealnya memang begitu
tapi pada kenyataannya jarang yang beneran bisa begitu..
setidaknya kita bisa berupaya utk mendekati kondisi ideal ya.. 🙂
July 12, 2013 at 06:24
selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan,
bila ada salah kata, salah baca, salah tulis dan salah komentar..mohon dimaafkan lahir batin…salam 🙂
trimakasih, Pak Har… selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadan juga untuk Pak Har dan keluarga.. 🙂
July 14, 2013 at 08:05
kisah tentang gema ini memang sangat menginspirasi…semoga kita selalu menggemakan hal2 positif dalam kehidupan kita…salam 🙂
Insya Allah…. Salam juga utk Pak Har & keluarga ya…
July 12, 2013 at 07:49
Bermanfaat sekali, Mechta…trima kasih sudah diingatkan kembali tentang hakekat hidup itu sendiri.
Semua akan memantul laksana cermin.
Jadi, mari kita sebarkan banyak kebaikan agar kebaikan itu juga yang kembali pada kita 🙂
setuju sekali, Mbak Irma… menyebarluaskan kebaikan sebagai bagian dari ibadah kita ya mbak… 🙂
July 12, 2013 at 15:18
setuju banget mbak, hidup adalah cermin 🙂
trima kasih mbak Ely 🙂
July 12, 2013 at 23:25
sukaaa dengan artikelnya. pelajaran yang diberikan hampir sama dengan ‘kita menuai apa yang kita tanam’ ya mbak …
terima kasih, mas… intinya memang seperti itu ya.. 🙂
July 13, 2013 at 08:27
Selalu berpikiran positif dan berbuat baik…maka kita akan mendapat kebaikan.
Mengapa jika kita berteman dengan orang yang suka mengeluh, kita akan ikutan stres….
setuju ibu…, berpikiran positif & berbuat baik itu utama ya.. 🙂
July 13, 2013 at 08:33
Berarti… kebaikan akan mendapatkan kebaikan ya, Mbak. 🙂
Insya Allah begitu, Tya… eh, Akin 😀
July 13, 2013 at 08:49
Menarik sekali Mbak. Sesuatu yang hampir sering kita temui ternyata menyimpan sebuah makna yang dalam.
Terima kasih, Yuni…. Kadang karena sering ditemui jadi tak tampak istimewa, hehe…
July 14, 2013 at 09:38
Bener banget Mbak… geman membuat kita menyadari apa yang kita lakukan akan berbalik kepada kita lagi. Selamat menunaikan ibadah puasa ya Mbak Mechta..
Kadang2 kita bersungut-sungut saat menerima sesuatu yg kurang baik, lupa mengingat-ingat, jangan2 suatu saat lalu kita lakukan hal yg sama ke org lain… ah…begitulah manusia… Trimakasih, Mbak Dani.. selamat libur juga utk mbak & keluarga 🙂
July 15, 2013 at 01:47
Hidup gue berantakan, mungkin karna gue jarang bercermin! Kadang gue ngaca di spion motor, tapi itu terlalu kecil. Gue jadi nganggep diri gue kecil. Kadang gue juga ngaca di pelek motor, malah amburadul, merat-merot, dan gue yakin itu bukan gue!
Gue cuma bercermin waktu gue pengen ngerasa ganteng aja. Padahal gak ngaca pun gue udah ganteng!
Tapi gue gak pernah ngaca tentang kelakuan dan perilaku gue. Mungkin karna itu gue musti beli lemari gede yg ada cermin gedenya!
pesenku mung siji… aja nganti tuku kaca retak yo….pangling ngko, gantengmu ilang… lan aja ngasi ‘buruk muka cermin dibelah’ haha…
July 15, 2013 at 15:30
setuju Mba…apa yg kita peroleh hari ini adalah cerminan atau investasi perbuatan kita beberapa tahun yang lalu..Kalo investasinya baik ya alhamdulillah tapi kalo buruk yah istigfar dan memohon ampun 😀
jadi pengingat agar selalu hati2 dalam bertindak / berkata ya Ronal 🙂
July 16, 2013 at 10:07
Iya Mba bener..:D
July 16, 2013 at 17:12
uhuk uhuk.. bang ronal bisa bijak juga ya..
*tapi asmie setuju kok mbak dengan nya, investasi masa lalu dipetiknya sekarang…* 😀
awas lhoo… klo gak setuju sama Ronal, gak dimasakin… hehe… Apa kabar, Asmi? 🙂
July 15, 2013 at 23:25
setuju bgt, Mbak. Kita kadang terlalu sibuk lihat yg lain, sp lupa bercermin
terlalu sibuk mengomentari yg lain sehingga lupa melihat bayangan sendiri.. begitu ya, Chi? 🙂
July 15, 2013 at 23:27
Dan sy jd inget kata2 sindiran “Ngaca dulu, deh!”. Kalo dipikir2 emang bener, ya, Mbak 😀
jadi.. kalau ada yg komen begitu mestinya kita berterima kasih krna sdh diingatkan ya.. hehe..
July 16, 2013 at 15:03
keren deh ayahnya
untung ada ayah keren ini ya… jadi kita bisa ikutan nebeng ndengerin.. hehe…
July 17, 2013 at 19:20
Apik mbalik apik.. olo yo mbalik olo ya mbak Mechta. sekalipun di dunia sudah berbuat baik, tapi mendapat hasil sebaliknya. Jangan kecil hati toh ranking itu akan dibagikan saat kita diatas kan?
ada yang Maha menilai dan Maha mengetahui…. begitu ya, Cak ? 🙂
July 24, 2013 at 12:07
Betul itu mba, terima kasih ya udah sharing.
terimakasih kembali, mbak Santi 🙂
July 29, 2013 at 16:04
Salam kenal ya mba.
pertama kali mendengar cerita ini sih pas mendengarkan Andrie Wongso. 🙂
memang benar tuh… apa yang kita ucapkan dan lakukan ke sekitar kita akan selalu kembali kepada kita.
Salam kembali, Ryan… sama Ryan… aku juga mendengarnya dari Tutor kami… dan sengaja share di sini sekaligus sebagai pengingat diri 🙂