LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Belanja Oksigen di Rumah Pohon Tombo Bandar

| 41 Comments

Lalang Ungu. TOMBO. Pernah dengar kata itu? Kalau dalam bahasa Jawa, arti dari kata ‘tombo’ adalah ‘obat’. Ternyata, di daerah Bandar Kab Batang Jawa Tengah, ada desa yang bernama Tombo, yang ternyata benar-benar bisa menjadi obat, khususnya bagi para penderita ‘kurang piknik’ seperti diriku..hehe…

Konon kabarnya, di Desa Tombo itu terdapat sebuah tempat wisata yang cukup nge-hits, yaitu Rumah Pohon. Nah, sudah lama diriku yang kurang piknik ini ingin sekali menikmati pemandangan alam nan indah dari suatu perbukitan yang menjadi salah satu daya tarik dari wisata satu ini. Rumah pohon ini di daerah perbukitan yang masih asri dan bebas polusi, nah…tempat yang pas buat belanja oksigen banyak-banyak, bukan? 😀

Beberapa kali berencana datang ke sini dengan teman-teman yang berbeda, namun belum juga kesampaian, hingga akhirnya di libur Hari Raya Idul Adha yang lalu justru aku berkesempatan mengunjungi lokasi itu dengan keluarga tercinta. Alhamdulillah…

Kami sengaja berangkat pagi dari rumah ( Kota Pekalongan ) agar tak terlalu siang sampai di sana, karena berdasarkan informasi dari rekan yang sudah ke sana, tidak nyaman mengunjungi lokasi wisata ini di bawah terik matahari, hehe…

Perjalanan menuju lokasi yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Batang ini terbilang lancar. Sebelumnya aku telah mencari informasi ancer-ancer ke lokasi ini, dan ternyata memang tak terlalu sulit untuk ditempuh. Dari arah pusat kota Batang menuju ke Pasar Bandar, lalu belok kanan menuju Binagarut, dan mulailah jalan menanjak berkelok-kelok namun relatif baik kondisi jalannya. Dan sebelum sampai di Kolam Renang Binagarut itu ada pertigaan, ambil yang arah menanjak ke kiri dan luruuus…saja, sampai memasuki Desa Tombo.

Nah, setelah melalui batas Desa Tombo kami mulai celingukan mencari penunjuk arah ke Rumah Pohon Tombo. Memang ada papan-papan penunjuk arah itu, namun menurutku kurang besar sehingga harus ekstra memperhatikan kanan-kiri jalan untuk dapat menemukannya..hehe… Jam belum menunjukkan pukul 10 pagi ketika akhirnya kami sampai di sebuah tanah yang cukup lapang, yang rupanya digunakan sebagai area parkir lokawisata ini. Alhamdulillah…

Area parkir yang cukup luas

Gerbang Masuk ke Rumah Pohon

Loket masuk yg sederhana.

Setelah membeli tiket seharga Rp. 5.000,- / orang untuk rombongan kami, maka kami pun mulai memasuki jalur masuk di sebelah kanan loket sebagaimana yang disarankan oleh petugas tiket, ketika melihat ada Lansia dan Balita dalam rombongan kami. Jalur itu lebih landai dibandingkan jalur lain yang lebih menanjak, begitu kata Si bapak Petugas. Terima kasih, bapak…

Jalan santaaaiii…

Setelah berjalan perlahan-lahan alias sangat santaaaiiii selama sekitar 15 menit -diselingi berhenti beberapa kali karena banyak tanaman / bunga-bunga liar yang menarik untuk diabadikan- maka kami pun sampai di puncak bukit kecil itu. Ah, itu dia salah satu Rumah Pohonnya!

Untuk sampai ke Rumah Pohon itu, kita harus menuruni anak-anak tangga di jalan setapak yang menurun tidak terlalu curam sebenarnya, namun bagi pengunjung yang membawa Balita disarankan untuk tetap waspada dan tidak melepas sendiri karena pagar pembatasnya sangat sederhana.

Anak-anak tangga menuju Rumah Pohon 1

Ibu dan kakak-kakakku memilih untuk tetap di atas, duduk-duduk menikmati pemandangan sekitar dari sebuah gazebo yang ada di sana, sementara aku dan beberapa anggota rombongan lainnya memilih untuk turun sampai di Rumah Pohon itu. Lha yo, jauh-jauh datang mau ke Rumah Pohon, masa hanya melihat dari jauh saja? hehe…

Ada 2 rumah pohon yang ada di lokasi ini. Yang pertama kami kunjungi adalah yang di arah sebelah kiri. Tidak terlalu lebar ruang di dek kayu yang mengitari pohon ini, sehingga bisa dibayangkan bila pengunjung padat maka sangat tidak nyaman untuk menikmati pemandangan dari atas sana.

Di rumah pohon 1

Setelah puas berpose-pose, akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan pohon pertama itu, untuk menuju ke Rumah Pohon kedua, yang sekilas tampak lebih besar di arah kanan dari rumah pohon pertama ini.

Rumah pohon 2 di kejauhan…

Kembali kami harus menuruni anak-anak tangga ala kadarnya, menuju ke rumah pohon yang kedua. Harus hati-hati berjalan di jalan setapak yang cukup curam di beberapa tikungan ini. Untung saat itu cuaca cerah, kubayangkan bila habis hujan maka akan makin licin karena hanya anak tangga alami, batu dan tanah saja.

Tiatiii…bisa kepleset lhoo…

Tapi, menyenangkan juga berjalan-jalan di sana, karena pepohonan rindang dan banyak tumbuhan di kanan-kiri jalan. Aneka pakis liar tampaknya ada di sini… Duuh, inginnya sih menikmati satu persatu..namun harus terus melihat langkah kaki sehingga tak berani jalan dengan tengak-tengok..hehe…

Hm, sejuuk… Belanja oksigen sepuas-puasnyaaa…

Taraaa….akhirnya sampai juga di Rumah Pohon yang kedua…

Rumah pohon yang kedua ini memang lebih besar dari yang pertama, namun dek kayu yang mengitarinya juga tak jauh beda luasnya dengan yang pertama, kurasa bila pengunjung padat akan kurang nyaman pula di sini, hehe… Ah, untung kami datang cukup pagi, belum banyak pengunjung lain sehingga bisa agak bebas mau foto-foto narsis, foto-foto pemandangan atau sekedar memuas-muaskan diri menghirup udara bersih sebanyak-banyaknya di sana…

Sejauh mata memandang…hijauuuu….

Pose-pose di Rumah Pohon 2

Setelah puas di rumah pohon kedua ini, kamipun bersiap menuju ke atas, juga karena pengunjung lain mulai berdatangan. Hm, kalau tadi mesti hati-hati saat menuruni anak-anak tangga menuju ke rumah pohon, maka mau kembali ke atas harus menyiapkan mental dan lutut karena naiknya cukup menanjak! 😛

Sesampai di atas -dengan nafas cukup ngos-ngosan– kami pun langsung bergabung di gazebo, selonjoran mengistirahatkan kaki-kaki yang telah bekerja keras siang itu..hehe… Menikmati minuman & snack yang dibawa dari rumah, menikmati celoteh Sisi imut, dan bertukar cerita lucu dengan ibu, kakak-adik dan para kemenakan. Duuh, senang rasanya…berkumpul di tempat yang sejuk dan bebas polusi seperti itu…

Sayang kami tak bisa berlama-lama di sana, karena kakak-kakak harus kembali ke kota masing-masing sore itu, maka kami pun bergegas meninggalkan gazebo itu, menyusuri jalan setapak kembali menuju area parkir. Tak lupa menyempatkan diri berhenti sana-sini untuk mengabadikan keindahan yang ditemui…

Kulakan foto-foto cantik yuuuk…

Oya, meskipun kami telah puas menikmati oksigen banyak-banyak di sana, tapi oksigen tidak mengenyangkan, sodara-sodara…! Haha… Maka dalam perjalanan pulang kami pun mampir di sebuah tempat makan di daerah Bandar itu.

Kedai Dahar Bumbu Kampung / Bengkel Kopi adalah nama tempat makan yang kami kunjungi siang itu untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Letaknya di Jl Raya Sidomulyo Sedayu Bandar.  Menu makanan dan minumannya cukup cocok bagi kami, dan yang unik adalah banyak spot-spot pepotoan di tempat makan ini. Bahkan di belakang rumah makan ini ternyata juga ada Bandar Tridi, tempat pepotoan yang kekinian. Sayang kemarin tidak sempat mengunjungi.. mudah-mudahan lain kali..

Di Bengkel Kopi Bandar

Nah, itu dia cerita jalan-jalan kami berbelanja oksigen ke Rumah Pohon di Desa Tombo, yang benar-benar bisa menjadi tombo bagi sakit kurang piknik kami..hehe… Masih pengen ke daerah Tombo lagi, karena masih ada yg belum sempat dikunjungi, a.l Kedai Kopi Tombo dan Wisata Agronya… Teman-teman sudah pernah kah ke sini? Atau ke rumah pohon semacam ini? Yuk, bagi kesannya di kolom komen yaa…

41 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.