LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Kusta Bukan Penyakit Kutukan dan Dapat Disembuhkan!

| 47 Comments

Lho..memangnya kusta masih ada di negara kita?

Itu yang sempat terbersit di benakku membaca sebuah flyer tentang acara live youtube Berita KBR bertajuk ‘Gaung Kusta di Udara’ yang merupakan kolaborasi dari KBR dan NLR Indonesia.

flyer Gaung Kusta di Udara

Ruang Publik KBR “Gaung Kusta di Udara”

Iya, memang sesempit itu perkiraanku. Karena sudah lama tak kulihat/dengar adanya penderita kusta di lingkungan kami, kukira memang sudah tak ada lagi. Ternyata perkiraanku itu salah. Aku baru tahu bahwa kusta masih ada di sebagian wilayah Indonesia ketika akhirnya aku mengikuti secara langsung diskusi Ruang Publik KBR lewat youtube pada Senin, 13 September 2021 lalu.

Berikut adalah beberapa catatan mengenai penanganan Kusta dan juga peran radio dalam diseminasi informasi publik yang kuperoleh setelah mengikuti acara tersebut.

Indonesia Belum Bebas Kusta

Ya, Indonesia belum bebas Kusta, sebuah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri mycobacterium leprae yang bersifat kronis dan progresif ini. Dari 34 provinsi yang ada di negara kita, baru 26 provinsi yang eliminasi kusta dan masih ada 8 provinsi yang belum, yaitu: Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Dari sejumlah 514 Kab/Kota yang ada di Indonesia, masih 113 Kab/Kota (21,9%) yang belum mencapai status eliminasi Kusta. Adapun jumlah penderita Kusta di Indonesia pada tahun 2020 tercatat sebanyak 16.700 orang. Jumlah ini lebih sedikit dari data tahun 2019 yaitu 17.439 orang. Menurut data yang ada, proporsi anak penderita kusta masih cukup tinggi yaitu 10% di tahun 2020 dan 11% di tahun 2019. Sedihnya, ternyata Indonesia masih ada di peringkat ke-3 kasus Kusta terbesar di dunia..hiks..

Data-data tersebut disampaikan oleh dr. Febrina Sugianto –Junior Technical Advisor NLR Indonesia- yang merupakan salah satu narasumber pada acara Ruang Publik KBR ‘Gaung Kusta di Udara’.

dr Febrina Sugianto

dr. Febriana Sugianto dari NLR Indonesia

Disampaikan pula bahwa penanganan Kusta di Indonesia masih terkendala karena banyak faktor dan salah satu penyebabnya adalah karena masih ada stigma di masyarakat yang menyudutkan orang-orang yang pernah menderita kusta (selanjutnya disebut OYPMK).

Hoax Tentang Kusta Sebabkan Stigma dan Diskriminasi Terhadap OYPMK di Masyarakat

Stigma merupakan sebuah istilah yang menyangkut pemikiran / pandangan / kepercayaan yang bersifat negatif yang diperoleh seseorang dari masyarakat / lingkungannya.

OYPMK tidak hanya menanggung sakit secara fisik namun seringkali juga secara psikologis, akibat adanya stigma dan diskriminasi terhadap mereka.

4 Hoax Tentang Kusta

dr. Febrina menyampaikan setidaknya ada 4 hoax yang berkembang di masyarakat terkait kusta ini yang mempengaruhi timbulnya stigma & diskriminasi ini, yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap OYPMK.

Keempat hoax tentang Kusta tersebut adalah sbb:

  1. Kusta disebabkan kutukan/dosa di masa lalu. Hoax ini dapat menyebabkan OYPMK merasa malu/takut keluar rumah, bahkan untuk berobat. Hal ini dapat berakibat penyakit lebih parah.
  2. Kusta mudah menular lewat sentuhan. Hoax ini menyebabkan ketakutan tertular bagi orang lain dan akibatnya OYPMK dikucilkan, alih-alih mendapat dukungan untuk pengobatan yang seringkali memakan waktu relatif lama.
  3. Kusta disebabkan oleh sanitasi yang buruk/tidak higienis/kurang menjaga kebersihan. Hoax ini pun dapat berakibat sama seperti kedua hoax sebelumnya.
  4. Kusta tidak dapat disembuhkan. Hoax ini dapat melemahkan semangat OYPMK untuk melakukan pengobatan dan kembali sembuh.

Dalam talkshow Ruang Publik KBR kemarin dijelaskan oleh dr. Febrina bahwa hoax ataupun mitos-mitos tersebut salah dan harus dihapuskan agar tidak menghambat penanganan Kusta.

Kusta tidak semudah itu menular hanya melalui perjumpaan/sentuhan singkat dengan penderita. Perlu ada kontak erat dengan penderita lebih dari 15 jam untuk dapat tertular. Dari 100 orang yang kontak erat dengan OYPMK hanya 5 terinfeksi, dan hanya 2 di antaranya yang bergejala. Demikian penggambaran tingkat penularan Kusta yang dijelaskan dr. Febrina.

Cara Penularan Kusta

Bagaimana penularan Kusta? (Sumber info : IG NLR Indonesia)

Kusta Dapat Disembuhkan

Salah satu hal yang ditekankan oleh dr. Febrina dalam talkshow kemarin adalah bahwa Kusta dapat disembuhkan. OYPMK perlu ditemukan agar dapat diobati dengan baik selama jangka waktu tertentu hingga sembuh.

Klasifikasi Penyakit Kusta

Selanjutnya dr. Febrina menjelaskan ada 2 klasifikasi / pengelompokan penyakit Kusta yaitu :

  • Paucibacillary. Paucibacillary -selanjutnya kita sebut PB- ini memiliki ciri adanya 1-5 lesi (bercak di kulit) yang terdistribusi asimetris (pada bagian tubuh tertentu misal kanan saja atau kiri saja). Terjadi hipopigmentasi (warna lebih muda dari bagian kulit lain). Pada lesi berwarna lebih muda ini terjadi mati rasa. Terjadi gangguan fungsi saraf setempat.
  • Multibacillary. Selanjutnya multibacillary ini kita sebut MB, mempunyai ciri adanya lebih banyak lesi yang ditemukan dan menyebar secara simetris, ada mari rasa dan saraf yang terpengaruh tidak hanya setempat, bisa saraf kiri, kanan maupun keduanya.

Menurut dr. Febrina, di Indonesia lebih banyak ditemukan OYPMK MB ini. Kedua jenis kusta ini dapat disembuhkan dengan pengobatan yang rutin.

Pengobatan Kusta

Sesuai dengan rekomendasi WHO, pengobatan Kusta dilakukan dengan regimen Multi Drug Therapy (MDT) yaitu kombinasi beberapa jenis obat yang direkomendasikan, dalam satu blister sesuai dengan jenis kustanya.

MDT ini dapat diperoleh di Puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya. OYPMK harus minum obat setiap hari, 1 blister/bln. Untuk PB diperlukan 6-8 blister untuk 6-8 bulan pengobatan sedangkan untuk MB memerlukan 12-18 blister untuk 12-18 bulan.

Tentang NLR Indonesia

NLR merupakan salah satu organisasi non pemerintah yang berdiri sejak 1967 di Belanda, dengan tujuan utama menanggulangj Kusta dan seluruh konsekwensinya.

Penanganan Kusta yang dilakukan NLR menggunakan pendekatan 3 zero yaitu:  zero transmission (nihil penularan); zero disability (nihil disabilitas); zero exlusion (nihil eksklusi).

Kerjasama NLR dengan Pemerintah Indonesia dimulai sejak Tahun 1975 dan sejak Tahun 2008 NLR bertransformasi menjadi entitas nasional agar kerja organisasi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia Bebas Kusta. Slogan NLR Indonesia : Hingga Kita Bebas Dari Kusta.

KBR dan Peran Radio Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Masyarakat

Pembicara lain dalam live youtube BeritaKBR kemarin adalah Malika, Manajer Program dan Podcast KBR. Oya acara Ruang Publik KBR “Gaung Kusta di Udara” ini merupakan salah satu acara dalam rangka Hari Radio Nasional yang diperingati setiap 11 September.

Malika dari KBR

Kantor Berita Radio (KBR) itu sendiri merupakan lembaga kantor penyedia berita radio independen yang pertama di Indonesia, yang berdiri sejak tahun 1999.

Seiring dengan makin maraknya perkembangan informasi di Indonesia, KBR juga mengambil sikap untuk berperan aktif dalam meningkatkan literasi informasi masyarakat melalui program-program yang dikemasnya.

Salah satunya melalui kerjasama dengan banyak pihak dalam mengangkat isu-isu marginal, termasuk mengenai kusta dan disabilitas  melalui Ruang Publik “Gaung Kusta di Udara” yang bekerjasama dengan NLR Indonesia ini.

Diharapkan melalui kerjasama ini media turut mewujudkan hak-hak kewarganegaraan kaum yang termarjinalkan ini, masyarakat lebih aware terhadap hal ini dan menghilangkan stigma-stigma maupun diskriminasi terhadap OYPMK.

Sahabat Lalang Ungu, itulah pengalamanku mengikuti diskusi Ruang Publik KBR yang kali ini bertema “Gaung Kusta di Udara”. Poin-poin pentingnya antara lain: (1) Kusta bukan penyakit kutukan. (2)  Kusta dapat disembuhkan. (3) OYPMK tidak boleh dikucilkan, justru harus didukung untuk mendapat pengobatan hingga sembuh.

Acara Ruang Publik KBR Gaung Kusta di Udara

Ruang Publik KBR “Gaung Kusta di Udara”

Apakah ada di antara Sahabat yang mempunyai pengalaman dengan penderita Kusta? Yuk bagi kisahnya di kolom komen ya.. Terima kasih..

Tulisan lain bertemakan kesehatan bisa dibaca di kategori Info Sehat .

47 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.