Alhamdulillah… sekarang keseharianku sudah ‘normal’ kembali… hm, belum sepenuhnya pulih seperti sediakala sih, tapi minimal sudah membaik semuanya. Ini hari ke-3 aku beraktvitas kembali setelah cuti sekitar 10 hari kemarin.
Ya, setelah ketar-ketir karena harus mondhok , akhirnya 2 minggu lalu aku memberanikan diri karena itu satu-satunya cara bila ingin sehat kembali. Oya, terima kasih untuk teman-teman tersayang yg komen di posting curhat waktu itu, dukungan & doa kalian juga salah satu yang menguatkanku lho!
Senin malam, 23 Sept 2013 aku mulai menjalani rawat inap di sebuah RS di kotaku, lalu keesokan harinya, Selasa 24 Sept 2013 menjalani operasi laparoskopi untuk membuang si usus buntu yg meradang itu, ditambah 2 hari berikutnya, lengkaplah pengalaman pertamaku mondhok alias menjalani rawat inap di RS, selama 3 hari itu.
Dan sesungguhnya, ada banyak hikmah yang bisa kuambil dari peristiwa itu. Yang pertama adalah bahwa rasa takut sebelum menjalani sesuatu yg baru adalah wajar, namun ketakutan yang berlebihan sangatlah tak perlu. Ternyata, mondhok tak seseram yang kubayangkan semula. Memang pada malam pertama itu aku tak bisa tidur, namun itu lebih karena mengkhawatirkan operasi esok harinya… (bahkan tensi yg biasanya 100-110, malam itu melonjak jadi 150 ! haha…).
Dan hikmah berikutnya adalah bahwa, dukungan dan perhatian dari keluarga, sahabat, kerabat, sangatlah berarti bagi kita, itu pula yang pada akhirnya membuatku mampu menjalani pengalaman kemarin dengan baik.
Awalnya memang hanya keluarga yang tahu bahwa aku akan menjalani operasi kecil itu, akupun tak mengharapkan kakak-adik bisa kumpul semua karena tinggal berpencar di beberapa kota. Lalu 1 orang sahabat & 1 orang rekan kantor kuberitahu tentang rencana itu karena harus menitipkan beberapa pekerjaan. Jadi kukira, hanya beberapa orang saja yg akan menemaniku di RS.
Ternyata, alhamdulillah, ibu dan kakak-adik bisa bergiliran datang, meluangkan waktu menemaniku selama 3 hari itu. Dukungan semangat, juga tawa canda dari mereka sangat membahagiakan hati. Ketika sadar dari pengaruh obat bius, melihat wajah-wajah terkasih tersenyum manis….sangat melegakan! Bantuan tulus mereka saat aku belum sanggup mengurus diriku sendiri, sangat besar artinya!
Kemudian sejak hari kedua di RS hingga beberapa hari setelah aku beristirahat di rumah , aku dikejutkan dengan kedatangan rombongan bergantian : Bu Boss, rekan-rekan sekantor, teman-teman petugas lapangan, adik-adik fasilitator, teman ngerumpi & jalan-jalan, kerabat, dll…. Mereka meluangkan waktu menjengukku, mendoakan kesembuhanku dan mengingatkanku untuk benar-benar beristirahat kali ini…agar segera sehat & beraktivitas bersama lagi.
Pertolongan Allah selalu dekat, itu yang kuyakini. Dan kemarin, ketika tiba waktu untuk meninggalkan rumah sakit, tiba-tiba saja seorang sahabat menelpon, memberitahukan bahwa ia dan suaminya akan menjemputku pulang, sehingga aku dan keluarga tak harus repot lagi mencari kendaraan untuk pulang. Subhanallah…
Ya Allah…. sungguh kusyukuri anugerah-MU ini… Begitu banyak orang yang menyayangiku & memperhatikanku… 🙂
Demikianlah, ternyata pengalaman mondhok kemarin, membukakan mataku pada nikmat-nikmat yang harus dan akan terus kusyukuri : nikmat sehat, nikmat kasih-sayang, nikmat persahabatan, dan beribu nikmat lainnya….
Tulisan ini adalah ungkapan rasa terima kasih yg tulus untuk keluarga, sahabat, teman, semuanya…. Alhamdulillah Ya Allah…
Pingback: Pengalamanku Berobat dan Menjalani Rawat Inap di Masa Pandemi |