Masih meneruskan informasi yg kudapat melalui leaflet yg dibagikan saat pelatihan pendamping KRPL kemarin dulu yaa…. kalau kemarin sudah menulis tentang bertanam seledri, kali ini tentang Budidaya Terong dalam pot.
Siapa yang belum mengenal Terong? Hm, tampaknya sebagian besar dari kita sudah mengenal salah satu jenis sayuran ini ya, atau bahkan mungkin menjadikannya sebagai sayuran kegemaran. Ya, Terong memang sudah umum dikonsumsi di masyarakat kita.
Selain dikonsumsi sebagai sayur, ada pula yang mengkonsumsinya sebagai obat wasir, bahkan karena kandungan senyawa solasodinnya, terong dikenal juga sebagai pencegah kehamilan.
Bertanam terong tak harus pada lahan yang luas, karena ternyata terong ini dapat ditanam juga dalam pot / polybag, sehingga pekarangan / teras sempit pun dapat digunakan untuk bertanam terong.
Syarat tumbuh
- Dapat tumbuh di dataran renda maupun dataran tinggi
- Suhu udara 22 – 30 derajat celcius
- Jenis tanah yg paling baik lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan mempunyai keasaman / pH antara 6,8 – 7,3
- Media tanam : tanah, pupuk kandan dan pasir / sekam
- Mendapat sinar matahari yang cukup
- Waktu tanam yg cocok pada awal musim kemarau
Pembibitan
- Rendam benih dalam air hangat kuku selama 10-15 menit, disarankan tambah dengan POC NASA dengan dosis 2 cc / liter air
- Bungkus benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama sekitar 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
- Sebagrkan benih diatas tempat persemaian menurut barisan. Jarak antar barisan 10-15 cm
- Tutup benih dengan lapisan tanah tipis
- Siram persemaian 2x sehari yaitu pada pagi & sore hari
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap untuk dipindahkan ke polibag / pot kecil
Penanaman
- Pilih bibit yang telah tumbuh subur dan normal, berumur 1-1,5 bulan atau telah berdaun minimal 4 helai
- Cabut bibit dari persemaian secara hati-hati agar akar tidak rusak
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak, lalu tanah disekitar lubang tanam dipadatkan
Pemeliharaan
- Penyiraman secukupnya
- Lakukan penyiangan gulma
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal / mati / terserang penyakit
- Pemasangan turus bambu berukuran 80-100 cm dan lebar 2-4 cm, dipasang lebih awal agar tidak mengganggu perakaran, ditancapkan secara individu dekat batang, kuatkan dengan ikatan
- Pemupukan sebaiknya dilakukan dengan pupuk organik. Jika diperlukan pupuk kimia, disarankan dilakukan dengan cara dikocor sebanyak 3,5 gr / liter air, kocorkan larutan pupuk sekitar 250 cc / tanaman
- Lakukan pemangkasan tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama, agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
Pengendalian hama
1.Kumbang daun (Epllachnaspp.)
- Gejala serangan : adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah. Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun & tinggal tulang-tulang daun saja.
- Pencegahan : semprot dengan Pestona atau Pentana + Aero 810 setiap 1-2 minggu sekali.
- Pengendalian : kumpulkan & musnahkan kumbang & lakukan pengaturan waktu tanam.
2.Kutu daun (Aphissp)
- Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada pucuk atau daun-daun muda
- Gejala : daun tidak normal, keriput / keriting / menggulung
- Pengendalian : mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, sebagai pencegahan semprot dengan Pentana + Aero 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali
3.Ulat tanah (AgrotisipsilonHufn)
- Bersifat polifag, aktif pada senja / malam hari
- Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga tanaman akan terkulai & roboh
- Pengendalian : kumpulkan & musnahkan ulat yg ada.
- Pencegahan : semprotkan Pestona atau Pentana + Aero810
4.Ulat Grayak (Spodopterailtura,F.)
- Bersifat polifag
- Menyerang dengan cara memakan daun hingga berlubang-lubang
- Pengendalian : atur waktu tanam & pergiliran tanaman
- Pencegahan : semprot dengan Natural Vitura
5.Ulat Buah (HeilcoverpaarmigeralHubn)
- Bersifat polifag
- Menyerang buah dengan cara menggigit / melubangi
- Pengendalian : lakukan pergiliran tanaman, waktu tanam & sanitasi tempat tanam
Pengendalian penyakit
1. Layu bakteri
- Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum.
- Bisa hidup lama dalam tanah
- Serangan hebat pada suhu cukup tinggi
- Gejala : terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
- Pengendalian : gunakan pestisida alami atau bila serangan sangat berat dapat gunakan pestisida kimia yang dianjurkan
2. Busuk buah
- Penyebab : jamur Phytophthorasp, Phomopssvexans, Phytiumsp.
- Gejala : bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah membusuk
- Pengendalian : gunakan pestisida alami atau bila serangan sangat berat dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan
Panen
- Petik buah pertama setelah berumur 3-4 bulan (tergantung jenis yg ditanam)
- Terong dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan
- Petik buah bersama tangkainya dengan tangan atau alat tajam
- Waktu panen yg tepat pagi / sore hari
- Pemetikan buah selanjutnya rutin tiap 3-7 hari sekali untuk buah yang siap petik.
Bagaimana…, mau mencoba menanam terong juga? 🙂
Sumber : Leaflet “Teknologi Budidaya Terong Dalam Pot” – Kantor Ketahanan Pangan – Kota Pekalongan.
23 Comments
Leave a reply →