Pagi belum beranjak siang, ketika kami beristirahat setelah bersama-sama mengikuti acara kerja bakti -di lahan bekas lokasi Pasar Sentiling Pekalongan- yang merupakan salah satu kegiatan pada puncak acara Bulan bakti Gotong Royong Masyarakat ( BBGRM) di Kota Pekalongan pada akhir bulan lalu.
Sambil beristirahat di tepi Kali Loji, pandangan kami tertuju pada lalu lintas yang sudah mulai ramai melintasi kedua jembatan di atas sana. Ya, saat ini memang terdapat 2 buah jembatan yang melintang diatas Kali Loji / Kali Kupang dan menghubungkan Kawasan Jetayu (alun-alun utara Kota Pekalongan) dan Jl. Sultan Agung Pekalongan. Nah, tahukah teman, salah satu dari kedua jembatan tersebut, merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Pekalongan, lho….
Tepatnya adalah jembatan yang tampak lebih ringkih dan berada di sebelah kanan ( dari arah Lap Jetayu ). Konon, Brug Loji ( Jembatan Loji ) tersebut dibangun pada sekitar tahun 1908 pada masa kolonial Hindia-Belanda, merupakan sarana penyeberangan sepanjang sekitar 90 m yang menghubungkan kawasan pemerintahan saat itu dengan kawasan Loji ( Lodge ) yang terletak berseberangan dibatasi Kali ( sungai ) Loji / Kali Kupang tersebut.
Jembatan tua itu memang sudah mengalami beberapa kali renovasi namun pagar dan tiang-tiangnya masih dipertahankan. Untuk menjaga kelestarian cagar budaya ini, jembatan masih difungsikan namun hanya boleh dilewati oleh Becak, sepeda dan sepeda motor saja.
Adapun mengenai kondisi sungai nya itu sendiri, memang jauuuuh dari kondisi yang sering diceritakan generasi terdahulu. Air sungai yang konon pernah jernih dan bersih sehingga sering digunakan untuk berenang / bermain oleh anak-anak di masa lalu, saat ini telah berubah warna karena pencemaran yang terjadi. Sayang sekali..
Untuk mengembalikan keindahan dan kebersihan sungai Loji ini, memang telah banyak dilakukan kegiatan gotong-royong bersih sungai oleh masyarakat melalui komunitas-komunitas, a.l Komunitas Peduli Kali Loji ( KPKL ) -dipimpin Ibu Titiek Nuraeni- yg secara berkala rutin mengadakan kegiatan bersih sungai, tidak hanya di Kali Loji namun juga di sungai-sungai lain di Kota Pekalongan.
Jumat pagi di akhir Bulan April yang lalu, kembali terlihat kegiatan resik-resik kali yang dilaksanakan oleh para relawan KPKL bekerjasama dengan aparat setempat. Bravo, KPKL…. !!! 🙂
Semoga, aktivitas yang patut diacungi jempol ini menginspirasi seluruh masyarakat Kota Pekalongan -tidak hanya penduduk sekitar sungai- untuk terus aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar sungai dan menjaga sungai dari pencemaran baik oleh sampah, limbah rumah tangga maupun limbah industri. Semoga …
Pingback: Menelusuri Jejak Sejarah Arjati di Kota Pekalongan (2) |