LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Tak hanya ada batik di Kota Pekalongan

| 15 Comments

Kota Batik di Pekalongan, bukan Jogja bukan Solo.…” itu adalah penggalan lirik lagu Slank ( Sosial Betawi Yo’i) yang menggambarkan bahwa Kota Pekalongan identik dengan Kota Batik.  Ya, memang Batik bisa dikatakan denyut nadi perekonomian Kota Pekalongan. Belanja Batik? Ya… di Pekalongan saja… Pasar Setono adalah salah satu pusatnya 🙂

Jlamprang - salah satu motif batik Pekalongan

Jlamprang – salah satu motif batik Pekalongan

Belajar tentang Batik? Ada Museum Batik di Kota Pekalongan, tempat menyimpan koleksi Batik nan indah dan juga ada sesi workshop bagi pengunjung yang ingin belajar membatik di sini. Selain itu, ada pula Kampung Batik yaitu di Kauman dan Kergon / Pesindon.  Di sana, wisatawan tak hanya dapat memborong aneka produk batik namun juga dapat belajar membatik pada para pengrajin di kedua kampung batik itu.  Masih berkaitan dengan batik, adapula Kampung Canting di Landungsari, di sini para seniman membuat canting-canting ataupun cap-cap sebagai perlengkapan membatik, tidak hanya dalam ukuran sebenarnya namun juga souvenir-souvenir canting / cap nan cantik untuk dijadikan oleh-oleh dari Kota Pekalongan.  Oya, di Kota Pekalongan juga diagendakan Pekan Batik Nusantara yang diselenggarakan setiap tahun  pada tgl 1-5 Oktober sejak tahun 2007.

Kerajinan Cap Batik

Kerajinan Cap Batik

Selain ‘Batik’, yang terkait erat dengan kata Pekalongan adalah Sega Megana.  Ya, masakan yang terbuat dari cacahan nangka muda yang diurap dengan bumbu kelapa itu merupakan ikon kuliner Kota Pekalongan.  Dibungkus daun -istilah Pekalongannya : ditum– Sega Megana dilengkapi dengan gorengan tahu / tempe, telur dadar, mihun ataupun tempe yang dihoreg-horeg… makin maknyuss bila dilengkapi dengan krupuk useg / mie useg.

Megana & Mi Useg : murah meriah & ngangeni

Megana & Mi Useg : murah meriah & ngangeni


Mungkin itu makanan yang paling membuat kangen bagi para perantau dari Pekalongan, hehe… Meskipun tentunya masih ada pula kuliner khas lainnya, mis : Soto Tauto, Soto Kebo, Pindang Tetel, Nasi Uwet, dll….

Sebagai daerah pantai, maka wisata alam yang ditawarkan di Kota Pekalongan antara lain Pantai Slamaran dan Pantai Pasir Kencana. Selain itu, saat ini sedang dikembangkan pula wisata kawasan mangrove di Kec. Pekalongan Utara.

Selain wisata alam, Kota Pekalongan juga menawarkan wisata budaya dan wisata religi / ziarah.  Makam Sapuro seringkali menjadi tujuan para peziarah karena terdapat makam Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas. Masjid kuno Sapuro juga merupakan masjid yang sering didatangi para peziarah.

Untuk wisata budaya, jangan ketinggalan tradisi syawalan yang diramaikan dengan lotisan dan pemotongan lopis raksasa terutama di Kel. Krapyak Lor dan Krapyak Kidul yang dikenal juga dengan istilah krapyakan, dan diadakan seminggu setelah Lebaran.  Ada pula tradisi Pek Chun yang dilakukan oleh kaum Tionghoa di Kota Pekalongan pada perayaan tahun baru cina / imlek.  Biasanya diramaikan dengan Pentas Seni Barongsay dan kesenian lainnya.

Saat ini, Pemerintah Kota Pekalongan sedang menggalakkan upaya-upaya inovasi baik oleh dinas instansi maupun oleh masyarakat dengan penerapan Sistem Inovasi Daerah (SIDA).  Pameran Inovasi & Kreativitas Pembangunan serta Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) menjadi agenda rutin setiap tahun untuk mewadahi hasil kreativitas para inovator yang ada di Kota Pekalongan. Alhamdulillah, Posyantek Mitra Pantura Kota Pekalongan mendapatkan Juara I pada Gelar TTG Nasional tahun 2013 lalu 🙂

Sirup Mangrove : salah satu hasil kreativitas warga Pekalongan

Produk Mangrove : salah satu hasil kreativitas warga Pekalongan

Jadi demikianlah…. masih banyak potensi yang ada dan sedang dikembangkan di Kota Pekalongan, tidak hanya Batik saja, meskipun sesuai Perda Kota Pekalongan No. 5 Th 1992 : sesanti Kota Pekalongan adalah ‘ Pekalongan Kota BATIK ‘, yaitu menuju terwujudnya kota yang  Bersih – Aman – Tertib – Indah dan Komunikatif.

Ke Pekalongan yuuuk… 🙂

15 Comments

  1. Pingback: Belanja Tenun Pekalongan, yuuk… |

Leave a Reply

Required fields are marked *.