LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Mendulang ilmu di ambang senja

| 13 Comments

Aku memang seorang pemimpi.

Ya, aku sadar banget akan hal itu. Jangan-jangan, bahkan sejak kecil aku sudah suka bermimpi, hehe …

Ketika waktu terus bergulir, kusadari telah banyak mimpiku yang sudah terwujud -alhamdulillah- namun masih saja banyaaak mimpi baru yang muncul … Haha … emang dasarnya tukang mimpi kali yaa .. 🙂

Mempunyai impian juga membuatku lebih bersemangat untuk maju, terus berupaya agar dapat meraih mimpi-mimpi itu.  Tak peduli betapa saat itu tampaknya impianku tak akan terwujud, tak peduli cibiran orang kanan-kiri, aku terus bermimpi, bermimpi dan berusaha berjuang mewujudkan mimpi.

Saat awal memimpikan kesempatan bertamu ke tanah suci, aku sempat gamang.  Kondisi saat itu terasa tak memungkinkan terwujudnya mimpi itu. Ada memang yang seolah mentertawakan mimpiku, tapi alhamdulillah banyak juga yang mendukung terwujudnya mimpiku.  Aku menguatkan tekad, mulai mencanangkan mimpi dan mendisiplinkan diri menabung untuk mewujudkan mimpi itu.  Alhamdulillah, Allah memberi begitu banyak kemudahan hingga akhirnya aku dapat mewujudkan mimpi itu. Bahkan perwujudan mimpi itu kemudian menjadi jalan bagi terwujudnya mimpiku yang lain, ketika dengan menuliskan pengalaman tersebut berhasil terwujudlah mimpiku menerbitkan buku! 🙂

Mimpi lain yang sudah lama terpendam adalah meneruskan sekolah.

Ah, mungkin bagi orang lain ini hal kecil dan bukan sebuah mimpi yang harus diperjuangkan… Namun bagiku, ternyata keinginan itu tak mudah terwujud dan hanya menjadi impian semata selama ini.

Seingatku, sejak tahun terakhir kuliah di Kota Hujan dulu, sudah terbentuk suatu mimpi untuk kelak memperdalam ilmu sesuai dengan bidang studiku saat itu.  Rasanya masih banyak yang dapat kupelajari di bidang itu hingga kelak aku dapat lebih bermanfaat bagi lingkunganku maupun orang lain.

Namun sayang, keterbatasan dana membuatku tak mampu langsung mewujudkan keinginan itu.  Alhamdulillah lulus kuliah aku langsung masuk dunia kerja, namun hal itu tak membuatku lupa dengan mimpi itu. Sempat berburu beasiswa setelah masa dinas minimal terpenuhi, namun sayangnya jurusan-jurusan yang ditawarkan tak sesuai dengan bidang yang kuminati.  Untuk apa kuliah lagi jika di jurusan yang tak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan / tupoksiku? Mungkin ada yang menyebutku sok idealis, tapi biarlah … aku tetap bertahan dengan pendirianku, tak mau sekolah lagi jika hanya untuk gagah-gagahan, syarat kenaikan pangkat, dll.

Waktu berlalu, kesibukan di dunia kerja semakin membelengguku, batas usia menerima beasiswa terlampaui sudah, dan biaya sekolah mandiri belum juga berhasil terkumpulkan.  Ya sudahlah … aku mencoba untuk tetap menerima kenyataan itu dengan lapang dada, mungkin memang belum rezekiku untuk sekolah lagi.

Namun, mimpi itu masih saja ada, meski memang sudah terdorong jauuuuh hingga ke sudut hati.  Tetap bertahan meskipun beberapa kali telah terkalahkan oleh prioritas yang lebih tinggi.  Tetap bertahan hingga kini …

Dan beberapa waktu lalu, keinginan untuk mewujudkan mimpi itu kembali muncul.  Hasil obrolan dengan teman lama yang saat ini sedang sekolah lagi, memunculkan mimpi itu ke permukaan kembali.

Kenapa tidak sekarang saja sekolah lagi?

Ya, tanya itu muncul di hatiku, namun segera sesudah tanya itu muncul, bantahan segera pula muncul di sudut hati yang lain  : untuk apa sekolah lagi sekarang? tak ada keharusan untuk itu, usia juga sudah tak muda lagi … nggak malu dengan yang muda-muda??

Aku sempat ‘maju-mundur cantik‘ *eh .. Menimbang-nimbang lagi … Mengingat-ingat lagi tujuan awalku dulu ingin sekolah lagi … Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengambil kesempatan ini.  Mungkin memang inilah saat yang paling tepat bagiku untuk mewujudkan mimpiku satu ini.  Sedikit kelapangan dana dan waktu yang ada saat ini, adalah kesempatan emas yang harus kugunakan sebaik-baiknya.

Ya, terutama adalah waktu.  Beberapa kali kesempatan hadir untuk dapat mewujudkan mimpi itu, namun tanggung jawabku di pekerjaan tak dapat ditinggalkan.  Maka ketika akhir tahun lalu mendapatkan tambahan patner kerja yang mumpuni, kupandang itu sebagai salah satu jalan dari-NYA bagiku. Yaah, meskipun nantinya memang harus terkurangi waktu istirahat karena kuliahnya di akhir pekan, namun aku optimis -insya Allah- semua akan terkendali! Man Jadda Wajada …

Maka minggu lalu aku membulatkan tekad untuk mewujudkan mimpi yang lama terpendam, dengan secara resmi mendaftar di sebuah PTS di Semarang, di jurusan yang masih berkaitan dengan jurusan S1-ku dan sesuai tupoksi tentunya ….

Hari-hari yang akan datang memang tak akan mudah bagiku, kusadari benar hal itu. Aku akan harus kembali belajar menyesuaikan diri dengan kondisi baru ini, harus belajar membagi waktu dengan sebaik-baiknya agar perwujudan mimpiku ini tak mengganggu kewajiban utamaku, juga tak membuatku terhenti dari kegiatan menyalurkan hobby-ku … Oya, aku juga harus mulai mengencangkan ikat pinggang agar tabungan -yang tak seberapa itu- tak terkuras habis di akhir masa belajar nanti … hehe …

Bismillah, semoga Allah meridhoi langkah yang kuambil ini, memberikan kemudahan dan kelancaran hingga kelak aku dapat menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.  Aamiin …

Tekad sudah bulat, langkah sudah diayunkan, pantang surut ke belakang … Belajar, bukan hanya hak mereka yang muda-muda saja. Mendulang ilmu di ambang senja, siapa takut? 🙂

Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu”

13 Comments

  1. Pingback: Selapanan Wijikinanthi | Wijikinanthi

  2. Pingback: Alhamdulillah, Toga kedua di hidupku |

Leave a Reply to prih Cancel reply

Required fields are marked *.