Akhir pekan yang lalu, kami berkesempatan mendampingi adik-adik fasilitator pemberdayaan yang mengikuti pelatihan di Baturraden. Ya, sebuah tempat wisata alam yang berhawa sejuk di Kab. Banyumas itu…
Saat beristirahat diantara 2 sessi materi pelatihan, kami duduk-duduk di teras Aula Hotel Moroseneng itu, dan tiba-tiba perhatianku tertambat pada sebuah pohon rimbun di sebelah Aula Bakula itu.
Buatku pohon itu terlihat unik, karena warna daunnya yang tidak biasa -berwarna hijau di bag atas dan coklat keemasan di bagian bawah daun- juga karena tampak lebat berbuah. Buah-buahnya nan hijau pating grandhul menggemaskan.
Maka aku pun mendekati pohon itu, dan ketika melihat dari dekat buah-buah berbentuk bulat berwarna hijau nan mulus itu, sekeping ingatan terlontar ke masa lalu. Hey, apakah itu benar buah SAWO IJO yang dulu menjadi kegemaran kami saat kanak-kanak di Salatiga???
Seorang teman mendekat, dan mengatakan bahwa itu buah KERPEL, yang akrab dengan kesehariannya di masa kecil di Boyolali. Ah, mana yang benar ya?
Kamipun menyamakan persepsi..(halaah…istilahnya..hehe…). Seingatku, buah itu tidak bisa dikupas karena berkulit tipis dan bergetah. Kami memakan daging buahnya yang kenyal berwarna putih lembut dengan cara disendok setelah buah itu dibelah / dilubangi ujungnya. Ternyata temanku itupun menyatakan hal yang sama. Hm…tampaknya kami sedang memperbincangkan jenis buah yang sama namun menyebut dengan nama lokal yang berbeda rupanya.
Kebetulan ada beberapa pekerja yang ada di sekitar situ. Kami tanya, apa nama pohon buah itu. Mereka menyebutnya SAWO MANILA. Halaah…beda lagi?? hehe… Penasaran kami pun meminta mereka mengambil beberapa buah yang sudah cukup matang. Alhamdulillah.., bapak-bapak yang baik hati itupun naik dan memetik beberapa buah untuk kami. Ini dia penampakannya…
Naah, ternyata betul perkiraan kami bahwa buah itu adalah buah yang akrab dengan masa kecil kami, namun saat ini agak sulit ditemui lagi. Hanya saja kami menyebutnya dengan nama yang berbeda.
Hasil pencarian di Google menyebutkan bahwa buah itu bernama latin Chrysophyllum cainito dan mempunyai nama lokal yang cukup beragam. Ada yang menyebutnya Sawo Ijo / Sawo Hijau / Sawo Duren / Kenitu / Aprikus / Sawo apel / Apel umbel / Sawo manila.
Selain nikmat dimakan sebagai buah segar, ternyata buah dari famili Sapotaceae ini ternyata juga mempunyai manfaat bagi kesehatan kita, sebagaimana disebutkan dalam salah satu artikel di tanamanobatq.blogspot.com yaitu :
- Menurunkan kadar gula darah
- Mengurangi gejala rematik dan nyeri otot ( rebusan daun )
- Mengurangi dahak dan menyembuhkan batuk ( rebusan kulit kayu )
- Penambah tenaga dan obat kuat bagi kaum pria ( rebusan kulit kayu )
Untuk mendapat manfaat tersebut, disebutkan bahwa caranya adalah dengan merebus kulit kayu / daun / bijinya, dan diminum selagi hangat. Demikian informasi yang bersumber dari berbagai tulisan tersebut.
Nah.. itu dia cerita tentang si Sawo Ijo yang ternyata mempunyai banyak nama lokal lainnya. Yang jelas, aku senang karena bisa merasakan kembali manis lembutnya buah ini sambil mengingat memori indah di masa kecil. Bagaimana denganmu, kawan? Punya kenangan juga dengan buah ini? oh ya..apa sebutanmu untuk buah ini ? 🙂
September 24, 2015 at 11:02
Iihhh…baru tau kalo ada sawo ijo.. lucu ya mungil2 gitu 🙂
September 24, 2015 at 11:16
Enak lho Say… Maniiis… 🙂
September 24, 2015 at 11:48
aku penasaran sama kenitu, belum pernah makannya mbak
cuma kata seorg teman blogger banyak pohonnya di daerah kemayoran,
aku nggak pernah tau padahal dulu sering banget lewat situ
September 24, 2015 at 14:49
Enaaaak mbak Monda.. Buah kesukaan kami saat kecil.. Daun pohonnta berwarna khas..jd mudah dikenali pohonnya..
September 24, 2015 at 14:51
Iya mba Lidya.. Sawo sbg penurun kdr gula br sy ketahui dr rekan yg sakit gula… Obat yg enak klo bgt yaa…
September 24, 2015 at 16:02
Oo ini yang disebut Sawo Manila ya Mbak Mechta. Pernah makan namun waktu itu tak tahu namanaya 🙂
September 24, 2015 at 16:18
Betul mba Evi, mnrt Google itu salah satu nama buah ini… Bgmn mba, suka jugakah dg rasa buah ini? 🙂
September 24, 2015 at 22:35
Mirip apel ya, Mbak? Aku belum pernah lihat Sawo Ijo atau Sawo Manila ini. Biasanya ya sawo berbulu itu. Pernah ada tanam di halaman, tapi belum juga ngerasain karena dicolong terus sama tikus atau burung.
September 25, 2015 at 16:21
Ya mba, mirip apel dr penampilan luarnya, mgkn itu sebabnya ada yg nenyebutnya Sawo Apel hehe.. Wah punya pohon sawo ya..smga bisa merasakan hsl panennya suatu hr nanti 🙂
September 25, 2015 at 16:23
Seperti sy tuliskan di atas…rasanya manis dan lembut…. 🙂
September 25, 2015 at 19:22
Kami menyebutnya juga sawo ijo Jeng, getahnya jadi tantangan tuk incip kesegarannya ya. Karena sering jumpa lupa mensyukuri bahwa pohonnya semakin langka, jadi penyemangat untuk pelestariannya. Selamat berakhir pekan Jeng
September 25, 2015 at 20:29
Ah, di Salatiga masih banyakkah buah ini, Bu Prih? Syukurlah bila bgt… 🙂 Selamat berakhir pekan ugi, Bu… Salam kagem keluarga..
September 26, 2015 at 09:46
belum penah coba buah ini mba, penasaraaan….
September 26, 2015 at 18:27
Naah…mudah2an di Semarang & sekitarnya mba Dedew bs menemukannya.. Atau mau main ke Baturraden? Hehe…
September 26, 2015 at 11:35
Itu aku nyebutnya juga sawo ijo, enak banget ya mbak. Sayang isinya sedikit.
September 26, 2015 at 18:30
*toss dulu dg mba Wati…
Eh klo nemu lagi di Semarang, boleh tuh dioper ke mba Dedew biar ga penasaran hehe…
September 27, 2015 at 14:11
Khusus Sawo ijo ini, saya sudah lamaaaa tak menemukannya.. Klo sawo biasa alhamdulillah masih sering menikmatinya.. Mba Ely penggemar sawo juga ? 🙂
September 27, 2015 at 18:18
Senang bila bisa menuntaskan kepenasaran teman.. hehe…
September 6, 2018 at 04:52
baru tahu itu bisa dimakan, saya lihat pohonnya di depan pendapa Wakil Bupati Banyumas atau eks Kantor Walikota Purwokerto. buahnya lebat kemaren. saya kira hanya pohon kayu biasa.
September 7, 2018 at 13:59
Mudah2an pohon buah yg sama ya ..hehe..