Lalang Ungu. “Kenangan masa kecil yang paling membekas di ingatan” merupakan tema arisan link Blogger Gandjel Rel yang kami dapat minggu ini, dari mba Anjar Sundari & mba Nia Nurdiansyah.
Hm…apa ya, kenangan masa kecilku yang tak terlupakan??
Banyaaaak…hehe.. Alhamdulillah aku dibesarkan di tengah keluarga yang hangat dan penuh cerita sehingga rasanya begitu banyak pengalaman hidup berkesan sepanjang masa kecil, masa remaja bahkan di masa dewasa ini.
Salah satunya adalah saat kami merayakan hari ulang tahun dari anggota keluarga kami. Ya, meskipun sederhana -hanya dihadiri keluarga inti saja- selalu ada acara peringatan hari lahir masing-masing anggota keluarga yang saat itu berjumlah delapan orang : Mbah Putri-Bapak-Ibu-lima anak. Eh.. HUT Si Mbah tidak dirayakan ding..karena kami tidak tahu kapan tepatnya hari kelahiran beliau, hehe…
Pebruari, Maret, Juni, Agustus dan Nopember adalah bulan-bulan kelahiran kami. Agustus dan Nopember spesial karena kedua kakak perempuanku lahir di Bulan Agustus sedangkan kedua saudara lelakiku (kakak & adik) lahir di Bulan Nopember 🙂
Hari ulang tahun memang merupakan salah satu hari yang selalu kunanti-nanti di waktu kecil. Selain karena hari itu Simbah & Ibu masak istimewa bagiku juga karena akan ada Apel merah kesukaanku!
Haha…receh sekali ya kebahagiaanku… Tapi saat itu memang sesederhana itulah sumber bahagiaku! Alhamdulillah..
Bagaimana dengan kado ulang tahun?
Naah…inilah hal lain yang berkesan bagi kami. Bapak-ibu membiasakan kami untuk memberikan kado spesial bagi yang berulang-tahun. Bukan berbentuk barang berharga lho…melainkan berbentuk sumbangan lagu!
Jadi, di keluarga kami setiap acara ulang tahun adalah ‘pentas seni’ . Masing-masing anggota keluarga (kecuali Simbah) akan menyanyikan sebuah lagu bagi yang berulang tahun sebelum / sesudah mengucapkan selamat dan doa bagi yang ulang tahun.
Pilihan lagu bebas, tergantung kesukaan masing-masing penyanyi. Syukurlah koleksi lagu anak saat itu banyak, jadi tidak kehabisan lagu..hehe… Ada yang berganti-ganti lagu setiap tampil, ada pula yang nyanyi lagu ‘wajib’. Bukan lagu wajib dalam arti lagu nasional ya…lagu ‘wajib’ yang dimaksud di sini adalah lagu andalan alias itu-itu saja! 😀
Oya, dalam perkembangannya tidak hanya boleh menyanyi saja. Hadiah itu boleh diganti dengan permain musik (biasanya Bapak & mbak keduaku yang milih ini), bisa juga diganti pembacaan puisi eh saat itu kami menyebutnya deklamasi..
Selanjutnya, untuk mendokumentasikan acara ulang tahun itu, kami berpotret bersama (dengan kamera jadul merk Kodak yang bentuknya kotak itu) dan Bapak juga merekam jalannya acara dengan tape recorder kecil. Foto dan kaset-kaset itu di kemudian hari menjadi harta yang sangat berharga bagi keluarga kami.
Kebiasaan merayakan ulang tahun dengan ‘pentas seni’ a la keluarga kami itu -seingatku- berlangsung sejak aku TK hingga lulus SD. Setelah itu, ‘pentas seni’ berhenti. Rupanya, kami sebagai remaja sudah mulai malas menyanyi di muka umum (meskipun hanya keluarga sendiri). Alhamdulillah tradisi kumpul keluarga di hari ulang tahun masih tetap ada, hanya kado lagu pun tergantikan dengan barang.
Acara ulang tahun spesial itu kemudian setelah kami dewasa sering menjadi bahan kangen-kangenan saat kumpul bersama. Menyanyikan kembali lagu-lagu kami saat itu -terutama lagu wajib dari masku- , mengingat masakan / makanan kegemaran masing-masing yang selalu ada di acara ultah, mengingat hal-hal kecil lain yang bikin heboh waktu itu, dan mendengarkan kembali suara kanak-kanak kami (sebelum kasetnya rusak termakan usia), selalu saja mampu menerbitkan rasa bahagia di hati kami dan syukur tak terkira atas kehangatan keluarga yang kami rasakan. Alhamdulillah…
Menceritakannya kembali pada generasi ketiga keluarga kami tentang kenangan indah itu, menikmati rasa ketertarikan mereka, juga membuat kami merasa bahwa hal sederhana tersebut ternyata banyak bermanfaat bagi pembentukan kepribadian kami.
Secara tidak langsung, orangtua kami menggunakan seni untuk memperlembut jiwa kami, menguatkan kebersamaan, saling menghargai dan menyayangi serta memupuk rasa percaya diri untuk tampil dengan kemampuan masing-masing. Maturnuwun sanget, Bapak-Ibu…. *mbrambang
Teman, itulah sekelumit kenangan masa kecilku yang paling membekas di hati. Bagaimana denganmu, teman? Ada pengalaman tak terlupakan dari masa kecilmu? Share di kolom komen yaa…
May 11, 2017 at 08:41
Keren bangeet tradisinya mba, selain bikin akrab juga bikin pede dan bakat terasah yaa…seruu…
May 11, 2017 at 09:13
Iya mba Dew…kami baru menyadarinya saat sudah dewasa.. Tapi sekarang mau menerapkan hal sama ke anak-anak agak syusyaah… Beda jaman kali yaa..hehe..
May 11, 2017 at 08:42
Keren bangeet tradisinya mba, selain bikin akrab juga bikin pede dan bakat terasah yaa…seruu…mau deh contooh..
May 11, 2017 at 09:15
Mangga dicoba mba Dew.. Asyik lho mendengarkan kembali (eh kalau sekarang malah bisa menonton kembali momen itu via video) di masa depan…
May 11, 2017 at 09:03
Acar ulang tahun dimasa kecil itu selalu bermakna ya mbaa
May 11, 2017 at 09:16
Betul mba Novi… Membekas hingga masa dewasa biasanya.. 🙂
May 11, 2017 at 09:12
Pasti sangat berkesan ya mbak Vita…terkenang selalu…
May 11, 2017 at 09:16
Alhamdulillah mbak Tanty… Itu salah satu hal selalu kami syukuri dalam hidup ini…
May 11, 2017 at 09:22
Wah…bersyukur sekali ya punya keluarga yang harmonis dan memiliki jiwa seni termasuk ayah bundanya. Hal itu harta yang tak ternilai harganya
May 11, 2017 at 09:41
Ya mbak Nur.. Alhamdulillah.. Kami sangat bersyukur karenanya…
May 11, 2017 at 09:26
Alhamdulillah ya mbak Mechta saat itu sudah bisa merekam lagu-lagu meskipun dengan tape recorder kecil, sehingga bisa diputar lagi sebagai kenang-kenangan 🙂
Kalau saya moment kumpul dan sangat berkesan itu waktu Lebarab, mbak. Karena kami waktu itu, semasa smp, makan lontong opor bersama-sama dan kami juga abadikan dengan kamera fuji yang masih pakai film gulungan jadul hehe..
Bahkan saat ini kamera itu masih ada tapi nggak tahu masih bisa dipakai nggak 🙂
May 11, 2017 at 09:43
Alhamdulillah ya mbak.. kita masih bisa membuka kenangan indah masa kecil kita.. Oya, sekarang harta kami tinggal foto2 yang sudah menguning sedangkan kaset sudah tak bisa lagi diputar…
May 11, 2017 at 09:44
Betul mba Nia.. jadi bahan ledekan juga saat ini…mengingat salah satu kakak yg nyanyinya itu2 saja… tapi bagaimanapun kami bersyukur pernah mengalami saat2 bahagia bersama…
May 15, 2017 at 10:43
So sweet banget yaa Mba kenangannya…
June 11, 2017 at 04:43
terima kasih… pasti begitu pula masa kecilnya mb Nia ya..
May 11, 2017 at 09:52
Wahaha unik yaa kadonyaa. Nanti kalo aku ultah kadoin lagu yaaa
May 12, 2017 at 18:22
Boleeeh… Nada dasar ‘do’ yaa.. (do ra krunguuu…) hehe…
May 11, 2017 at 10:19
Kereeeen..pentas seni.
Cobain kapan2 ah..Bikin drama mini gitu yaaa.
Inspiratif banget nih mbak ..
May 12, 2017 at 18:23
Pentas ala ala Bunsal.. Ngadeg nggejejer trus nyanyi dg sepenuh hati (meski nada lari sana-sini…) hehe..
May 11, 2017 at 10:59
menyenangkan tapi haru saat mengenangnya ya mbak. kehangatan dan perhatian keluarga itu lo yang paling penting
May 12, 2017 at 18:24
Betul mbak Dini.. Suka kangen dengan keseruan masa kecil…
May 11, 2017 at 15:10
mbak nyanyiin lagu apa waktu itu..?
kreatif ya bapak ibu bikin perayaan kecil seperti ini, ulang tahun selalu meriah jadinya ya
May 12, 2017 at 18:25
Awalnya tentu ‘Satu2 aku sayang Ibu’ & ‘Cicak di dinding’ .. Lagu wajib Balita era itu..haha…
May 11, 2017 at 20:33
Terharuuu,,,hangat banget
Aku ga pernah ada perayaan, tanggal aja gda yg saling inget
May 12, 2017 at 18:27
Ssst..sini bisikin ke aku, Nok Ayu… Ntar tak ingat2 selalu deh.. Atau mau dinyanyiin juga?. Boleeh.. Lagunya Dalam Hati saja yaa..hehe..
May 11, 2017 at 21:27
Manis sekali pengalaman masa kecilnya Mbak Tanti. Pentas seni di hari ulang tahun dan diabadikan oleh kodak dan tape recorder. Mestinya selama acara berlangsung meriah sekali ya, penuh gelak tawa dan tepuk tangan…
May 12, 2017 at 18:28
Haha..betul mba Evi.. Tepuk tangan paling keras tiap kali aku & adek berusaha nyanyi meski cadel..haha…
May 12, 2017 at 00:26
Berkesan banget nih mba tiap ultah, nggak hanya bagi yang merayakan hari lahir. Tapi juga saudara kandung, kenangan yang tak terlupakan 🙂
May 12, 2017 at 18:29
Alhamdulillah mba Wati..jadi kenangan indah bagi semua anggota keluarga..
May 12, 2017 at 11:08
Kadonya unik banget, Mbak. Lagu ya. Lah pada pinter nyanyi semua dong anggota keluarga, Mbak. Sayang, makin besar malah sudah berganti ya kadonya, pada malu2 kucing nih pasti.
May 12, 2017 at 18:32
Rupanya begitu, Ika.. Kalau saat masih kecil2 pada semangat tampil..eh audah ABG malah rasa malu nya yg lbh besar..hehe..
May 12, 2017 at 16:49
Seru ya bisa pentas ala2 gitu, pasti pada excited buat nampilin sesuatu. Sok2 rahasia gt juga ga mba? Hehe…
May 12, 2017 at 18:33
Nggak pakai rahasia2an mbak.. Namanya jg anak2 blom tahu rahasia2an..malah latihan bareng2.. *hihi..latihan bareng ditonton bareng jugak..
Paling yg kejutan hadiah barang dari Bapak-ibu..
May 13, 2017 at 02:18
Masa kecil memang menyenangkan, jadi keinget jg masa kecil . .kunbal y
June 11, 2017 at 04:04
Indahnya masa kecil kita…
May 13, 2017 at 14:30
Wah, saya belum pernah ulang tahun dg nasi tumpeng. hihi
June 11, 2017 at 04:45
coba atuh bikin sendiri.. atau pesan di katering? hehe..
May 13, 2017 at 14:48
bahagianya, Mbaa.. aku belum pernah ngerayain ultah Mba..hehe..
June 11, 2017 at 04:44
Perayaannya sebenarnya g terlalu penting ya mba..cuma salah satu bentuk perhatian saja..
May 14, 2017 at 09:55
masa kecilku …. ohh.. hmm… gitu deh
June 11, 2017 at 04:43
apapun itu..pasti ada hikmah yg bisa diambil kan ya? 🙂
May 17, 2017 at 10:51
Jadi ingat dulu waktu Tk ibu juga mendokumentasikan suaraku saat lagi nyanyi di kaset. Di mana ya sekarang? Btw, ide kadonya unik banget mbak 🙂
June 11, 2017 at 04:42
Terima kasih mbak.. Hayuk coba dicari masih ada ga kasetnya..hehe..
May 19, 2017 at 07:19
Kebersamaan istimewa di HUT istimewa ya Jeng. Luar biasa cara alm Simbah dan Bapak marajut seni dalam keluarga. Sekarang didaurulang kah dalam keluarga Eyang? Salam hangat
June 11, 2017 at 04:41
Sekarang agak sulit mendaur-ulangnya, Ibu.. Beda jaman klo kata ABG2 kami..hihi.. sayang sebenarnya…
May 19, 2017 at 11:40
Keren nih mba tradisi perayaan ultahnya, blm pernah nemu yg pake kado lagu gini. Bisa nih dijadiin ide dengan bentuk kado yg sedikit dimodif untuk keluarga kecilku 😉
June 11, 2017 at 04:40
Ah, senangnya bila bisa dijadiin ide.. Insya Allah lebih cetar setelah dimodif ya, Dik…
May 20, 2017 at 09:17
Jd inget dulu jaman kecil kalo ulang tahun aku minta selalu dirayakan hahhaa…paling ga dapet kado lah dr mama papa kakak n adik. Sampai sekarang aku yg paling apal ulamg tahun amggota keluarga n selalu kasih hadiah terutama saat ultah mama
June 11, 2017 at 04:39
Aku bahagia saat mendapat perhatian dari keluarga jadi akupun ingin mereka bahagia dg perhatianku di ultah mereka.. minimal hafal saat2 istimewa mereka ya…
May 21, 2017 at 06:59
ulang tahun memang selalu menjadi acara yang ditunggu2 setiap anak ya budeee
June 11, 2017 at 04:38
Betuuul… apapun bentuknya sebenarnya suasana & kebersamaan itu yg paling berkesan ya mba Indri…
May 22, 2017 at 12:16
baik anak kecil atau orang dewasa akan terharu saat diberi kado apalagi dirayain ya mba
June 11, 2017 at 04:37
Nah, betul itu… kesannya terbawa hingga lamaaaa…. 🙂
May 30, 2017 at 13:28
Keren…bisa nih dipraktekin dirumah :D.. aq pernah dibikinin nasi kuning sama ibu dan dibikinin replika ayam dr telur ayam dan puyuh..
June 11, 2017 at 04:33
nah, pasti berkesan banget tuuh…
June 11, 2017 at 04:42
Kesannya terbawa hingga dewasa ya…
Pingback: Menjelang Ulang Tahun Mayang |