LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Menuntaskan Rasa Penasaran di Pasar Karetan

| 28 Comments

Lalang Ungu. Hai teman… Januari sudah sampai di pertengahan niih.. Semoga teman2 tetap sehat dan bahagia yaa.. ๐Ÿ™‚

Hm…hari minggu, hari pasaran. Ke Pasar Karetan asyik niih… Oya, teman-teman sudah tahu / mendengar tentang Pasar Karetan? Eh jangan salah yaaa… Ini bukan nama pasar yang menjual segala jenis karet-karetan lhooo.. Haha…

Ok deh, biar nggak kelamaan bingungnya, ku kasih tahu saja niih… Pasar Karetan adalah satu dari tujuh Destinasi Digital yang sudah ada di Indonesia, merupakan bentuk kegiatan digital sociopreneurship yang menggabungkan community online & offline juga sebagai pertemuan netizen (GenPI) dan masyarakat selaku pelaku ekonomi.

Lha…apa pula itu Destinasi Digital?

Menurut Menteri Pariwisata Bp Arief Yahya, yang dimaksud dengan Destinasi digital (digital destination) adalah destinasi wisata yang instragamable atau bagus bila diunggah ke media sosial. Target dari destinasi digital ini adalah kaum milenial ( 19-40 th) yaitu untuk memenuhi self esteem / kebutuhan untuk diakui.

Pasar Karetan di Radja Pendapa Camp

Nah, selain Pasar Karetan, 6 destinasi digital lain yang telah ada di negara kita ini adalah : Pasar Tahura ( Lampung ), Pasar Kakilangit ( Jogja ), Pasar Baba Boentjit ( Palembang ), Pasar Siti Nurbaya ( Padang ), Pasar Mangrove ( Batam ) dan Pasar Pancingan ( Lombok ).

Kembali ke laptop eh Pasar Karetan, sebenarnya sudah cukup lama aku merasa penasaran dengan destinasi digital yang satu ini. Sejak dilaunching pertama kali pada akhir Oktober lalu, aku sudah ingin menyaksikan secara langsung kemeriahan pasar ngehits ini. Sayangnya ada saja kesibukan yang menyita waktuku di hari minggu yang menjadi hari operasional pasar ini.

Alhamdulillah, pertengahan Nopember lalu aku berkesempatan menuntaskan rasa penasaranku terhadap Pasar ย Karetan ini. Sepulang dari suatu acara di Semarang, minggu pagi kami sengaja mruput pulang ke Pekalongan agar bisa mampir ke Boja.

Ya, Pasar Karetan diadakan setiap hari minggu dari jam 06.00 – 11.00 berlokasi di tepi hutan karet Ds Segrumung Meteseh Boja. Dari Semarang kota perjalananku memakan waktu sekitar 1 jam, karena harus beberapa kali bertanya sesampai kami di Boja. Hm, karena -waktu itu- Pasar Karetan masih relatif baru sehingga belum banyak penduduk setempat yang tahu ketika kutanyakan tentang lokasi pasar ini, tapi ketika kutanyakan arah ke Segrumung Meteseh. Mungkin ada baiknya papan penunjuk menuju Pasar Karetan tersebar juga di luar lokasi Segrumung, sehingga mempermudah pencarian (khususnya bagi yang awam google map sepertiku…) ๐Ÿ™‚

Waktu menunjukkan hampir pukul 8 lebih ketika akhirnya kami masuk ke wilayah Ds Segrumung…menyusuri jalan yang relatif sempit, melewati permukiman, kebun-kebun dan persawahan, hutan karet dan akhirnya sampai di…..lapangan!

Lapangan untuk parkir mobil pengunjung

Hahaha…iya, ternyata kami diarahkan memasuki sebuah lapangan yang rupanya digunakan sebagai tempat transit pengunjung. Pengunjung tidak diperkenankan menggunakan mobil pribadi hingga ke lokasi pasar, karena konon jalannya relatif sempit. sedangkan untuk pengendara motor bisa sampai ke lokasi. Lha, trus ke sana nya gimana dong??

Mobil odong-odong adalah jawabannya. Pengunjung dipersilakan naik ke mobil odong-odong yang sudah standby di sudut lapangan itu, dan begitu mobil penuh langsung berangkat menuju lokasi. Hmm…aroma keseruan sudah mulai terasa niih…

Transportasi menuju lokasi Pasar Karetan

Sekitar 10 menit menaiki mobil odong-odong itu, kami pun akhirnya sampai di lokasi Pasar Karetan. Asri dan sejuk…itulah kesan pertama yang kutangkap saat itu. Tepat sebelum memasuki pintu gerbang Radja Pendapa Camp, di sebelah kiri terlihat pepohonan karet yang dihias dekorasi sederhana namun eye catching! Yang mau pepotoan langsung ngantri deh ๐Ÿ™‚

Suasana kebun karet, spot yang laris untuk pepotoan

Setelah melewati pintu masuk, yang pertama kita tuju adalah meja penukaran Duit Kayu. Ya, transaksi yang dilakukan di Pasar Karetan ini menggunakan ‘mata uang’ khusus yang disebut Duit Kayu (tapi dari plastik..hehe..), terdiri dari pecahan 2,5 ; 5 dan 10 yang setara dengan nominal Rp2.500,- ; Rp5.000,- dan Rp10.000,- Oya, jangan khawatir menukarkan kebanyakan karena bila di akhir kunjungan ternyata masih tersisa Duit kayu nya, kita dapat menukarkan kembali di meja tersebut sebelum pulang.

Alat tukar di Pasar Karetan

Setelah menukarkan uang secukupnya kami pun memasuki lokasi pasar..eh tapi sebelumnya pepotoan lagi di booth yang disediakan tepat sebelum pintu masuk.. Hehe..mumpung masih sepiii.. ๐Ÿ™‚

Harum kolak hangat nan menggoda menyambut langkah-langkah kaki kami memasuki lokasi. Hm..maklum, dari rumah belum sarapan jadi ya godaan itu langsung disambut dengan hangat.. Semangkuk kolak ubi + nangka yang hangat dan manis pun langsung berpindah lokasi ke perut kami. Haha..anggap saja isi bahan bakar sebelum jalan-jalan di dalam pasar! ๐Ÿ˜€

Sambil menikmati kolak hangat yang disajikan dalam mangkok gerabah, mataku tak lepas dari keramaian di sekitar. Ya, namanya juga pasar ya..ramai orang jual-beli tentunya. Banyak penjual banyak pilihan…

Suasana Pasar Karetan

Apa sih yang dapat kita temui di Pasar Karetan ini?

Ada buanyaaaak..laaah.. Tentunya ada aneka kuliner tradisional. Tak hanya kolak ubi seperti yang kami nikmati saat itu, ada pula aneka bubur, aneka camilan tradisional juga menu-menu sarapan yang cukup berat, misalnya pecel / janganan, Nasi Jagung dengan urap dan lauk khasnya, Nasi kuning, Dawet, gubuk kopi, dll. Selain kuliner, ada pula permainan tradisional misalnya egrang,engklek / sundah mandah,ย dll. Oya ada stand khusus panahan juga lho..

Stand Panahan

Aneka kegiatan itulah rupanya yang menarik perhatian masyarakat sehingga pengunjung selalu penuh tiap hari minggunya. Seperti saat kami ke sana beberapa waktu lalu. Masih cukup pagi, tapi pengunjung sudah ruameee… Siap-siap ngantri di tiap stand nya. Apalagi dengan adanya tema khusus di setiap minggunya. Misalnya tema ‘menari’ pada pasar ke-8 atau tema ‘keroncong’ pada minggu ke-10 dan kabarnya minggu ke-11 ini ada tamu khusus yaitu Putri Maritim Lingkungan 2017. Hm…pasti makin ruamee…

Spot-spot foto instagramable yang menjadi salah satu syarat destinasi digital memang telah dipenuhi di Pasar Karetan ini. Terdapat banyaaak spot-spot foto kece yang sangat menunjang untuk pepotoan dan diunggah di medsos. Selain itu, penyelenggaraan pasar dengan suasana yang tradisonal antara lain dalam penataan tempat / dekor, penyajian makan-minum, hingga pakaian yang digunakan sebagian besar penjual juga merupakan nilai plus bagi pecinta pepotoan.

Spot-spot cantik yg instagramable

Menurutku, Pasar Karetan ini benar-benar tempat asyik untuk hunting foto hingga membuat vlog yang sedang booming di kalangan kaum milenial alias anak-anak muda kekinian. Juga merupakan destinasi wisata yang bisa jadi pilihan bagi keluarga. Tidak hanya anak-anak muda saja yang akan mendapatkan keasyikan berkunjung ke Pasar Karetan, seluruh anggota keluarga dari semua lapisan usia akan mendapatkan keseruannya masing-masing. Anak-anak dan Balita akan mendapat pengalaman seru bermain di alam dan mengenal permainan-permainan tradisional, bahkan Lansia pun bisa nyaman berjalan-jalan di lokasi karena penataan yang baik dan banyak tempat untuk beristirahat bila capai jalan-jalan.

Salut untuk rekan-rekan GenPI -Generasi pesona Indonesia- Jateng yang mengelola Pasar Karetan dengan penuh inovatif & kreatif!

Begitulah, sebagian rasa penasaranku sudah terpuaskan di kunjungan pertama kami ke Pasar Karetan beberapa waktu lalu…namun aku masih ingin berkunjung lagi ke sana lho… Masih belum puas mengeksplor keseruannya…belum mencoba trekking pula! haha… Tunggu kedatangan kami lagi, Pasar Karetan…! ๐Ÿ˜€

Bagaimana denganmu, teman… Sudah pernah berkunjung ke Pasar Karetan ? Yuuk..bagi pengalamanmu di kolom komen yaaa… Terima kasih…

28 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.