Lalang Ungu. Hai teman… Januari sudah sampai di pertengahan niih.. Semoga teman2 tetap sehat dan bahagia yaa.. π
Hm…hari minggu, hari pasaran. Ke Pasar Karetan asyik niih… Oya, teman-teman sudah tahu / mendengar tentang Pasar Karetan? Eh jangan salah yaaa… Ini bukan nama pasar yang menjual segala jenis karet-karetan lhooo.. Haha…
Ok deh, biar nggak kelamaan bingungnya, ku kasih tahu saja niih… Pasar Karetan adalah satu dari tujuh Destinasi Digital yang sudah ada di Indonesia, merupakan bentuk kegiatan digital sociopreneurship yang menggabungkan community online & offline juga sebagai pertemuan netizen (GenPI) dan masyarakat selaku pelaku ekonomi.
Lha…apa pula itu Destinasi Digital?
Menurut Menteri Pariwisata Bp Arief Yahya, yang dimaksud dengan Destinasi digital (digital destination) adalah destinasi wisata yang instragamable atau bagus bila diunggah ke media sosial. Target dari destinasi digital ini adalah kaum milenial ( 19-40 th) yaitu untuk memenuhi self esteem / kebutuhan untuk diakui.

Nah, selain Pasar Karetan, 6 destinasi digital lain yang telah ada di negara kita ini adalah : Pasar Tahura ( Lampung ), Pasar Kakilangit ( Jogja ), Pasar Baba Boentjit ( Palembang ), Pasar Siti Nurbaya ( Padang ), Pasar Mangrove ( Batam ) dan Pasar Pancingan ( Lombok ).
Kembali ke laptop eh Pasar Karetan, sebenarnya sudah cukup lama aku merasa penasaran dengan destinasi digital yang satu ini. Sejak dilaunching pertama kali pada akhir Oktober lalu, aku sudah ingin menyaksikan secara langsung kemeriahan pasar ngehits ini. Sayangnya ada saja kesibukan yang menyita waktuku di hari minggu yang menjadi hari operasional pasar ini.
Alhamdulillah, pertengahan Nopember lalu aku berkesempatan menuntaskan rasa penasaranku terhadap Pasar Β Karetan ini. Sepulang dari suatu acara di Semarang, minggu pagi kami sengaja mruput pulang ke Pekalongan agar bisa mampir ke Boja.
Ya, Pasar Karetan diadakan setiap hari minggu dari jam 06.00 – 11.00 berlokasi di tepi hutan karet Ds Segrumung Meteseh Boja. Dari Semarang kota perjalananku memakan waktu sekitar 1 jam, karena harus beberapa kali bertanya sesampai kami di Boja. Hm, karena -waktu itu- Pasar Karetan masih relatif baru sehingga belum banyak penduduk setempat yang tahu ketika kutanyakan tentang lokasi pasar ini, tapi ketika kutanyakan arah ke Segrumung Meteseh. Mungkin ada baiknya papan penunjuk menuju Pasar Karetan tersebar juga di luar lokasi Segrumung, sehingga mempermudah pencarian (khususnya bagi yang awam google map sepertiku…) π
Waktu menunjukkan hampir pukul 8 lebih ketika akhirnya kami masuk ke wilayah Ds Segrumung…menyusuri jalan yang relatif sempit, melewati permukiman, kebun-kebun dan persawahan, hutan karet dan akhirnya sampai di…..lapangan!

Hahaha…iya, ternyata kami diarahkan memasuki sebuah lapangan yang rupanya digunakan sebagai tempat transit pengunjung. Pengunjung tidak diperkenankan menggunakan mobil pribadi hingga ke lokasi pasar, karena konon jalannya relatif sempit. sedangkan untuk pengendara motor bisa sampai ke lokasi. Lha, trus ke sana nya gimana dong??
Mobil odong-odong adalah jawabannya. Pengunjung dipersilakan naik ke mobil odong-odong yang sudah standby di sudut lapangan itu, dan begitu mobil penuh langsung berangkat menuju lokasi. Hmm…aroma keseruan sudah mulai terasa niih…

Sekitar 10 menit menaiki mobil odong-odong itu, kami pun akhirnya sampai di lokasi Pasar Karetan. Asri dan sejuk…itulah kesan pertama yang kutangkap saat itu. Tepat sebelum memasuki pintu gerbang Radja Pendapa Camp, di sebelah kiri terlihat pepohonan karet yang dihias dekorasi sederhana namun eye catching! Yang mau pepotoan langsung ngantri deh π

Setelah melewati pintu masuk, yang pertama kita tuju adalah meja penukaran Duit Kayu. Ya, transaksi yang dilakukan di Pasar Karetan ini menggunakan ‘mata uang’ khusus yang disebut Duit Kayu (tapi dari plastik..hehe..), terdiri dari pecahan 2,5 ; 5 dan 10 yang setara dengan nominal Rp2.500,- ; Rp5.000,- dan Rp10.000,- Oya, jangan khawatir menukarkan kebanyakan karena bila di akhir kunjungan ternyata masih tersisa Duit kayu nya, kita dapat menukarkan kembali di meja tersebut sebelum pulang.

Setelah menukarkan uang secukupnya kami pun memasuki lokasi pasar..eh tapi sebelumnya pepotoan lagi di booth yang disediakan tepat sebelum pintu masuk.. Hehe..mumpung masih sepiii.. π
Harum kolak hangat nan menggoda menyambut langkah-langkah kaki kami memasuki lokasi. Hm..maklum, dari rumah belum sarapan jadi ya godaan itu langsung disambut dengan hangat.. Semangkuk kolak ubi + nangka yang hangat dan manis pun langsung berpindah lokasi ke perut kami. Haha..anggap saja isi bahan bakar sebelum jalan-jalan di dalam pasar! π
Sambil menikmati kolak hangat yang disajikan dalam mangkok gerabah, mataku tak lepas dari keramaian di sekitar. Ya, namanya juga pasar ya..ramai orang jual-beli tentunya. Banyak penjual banyak pilihan…

Apa sih yang dapat kita temui di Pasar Karetan ini?
Ada buanyaaaak..laaah.. Tentunya ada aneka kuliner tradisional. Tak hanya kolak ubi seperti yang kami nikmati saat itu, ada pula aneka bubur, aneka camilan tradisional juga menu-menu sarapan yang cukup berat, misalnya pecel / janganan, Nasi Jagung dengan urap dan lauk khasnya, Nasi kuning, Dawet, gubuk kopi, dll. Selain kuliner, ada pula permainan tradisional misalnya egrang,engklek / sundah mandah,Β dll. Oya ada stand khusus panahan juga lho..

Aneka kegiatan itulah rupanya yang menarik perhatian masyarakat sehingga pengunjung selalu penuh tiap hari minggunya. Seperti saat kami ke sana beberapa waktu lalu. Masih cukup pagi, tapi pengunjung sudah ruameee… Siap-siap ngantri di tiap stand nya. Apalagi dengan adanya tema khusus di setiap minggunya. Misalnya tema ‘menari’ pada pasar ke-8 atau tema ‘keroncong’ pada minggu ke-10 dan kabarnya minggu ke-11 ini ada tamu khusus yaitu Putri Maritim Lingkungan 2017. Hm…pasti makin ruamee…
Spot-spot foto instagramable yang menjadi salah satu syarat destinasi digital memang telah dipenuhi di Pasar Karetan ini. Terdapat banyaaak spot-spot foto kece yang sangat menunjang untuk pepotoan dan diunggah di medsos. Selain itu, penyelenggaraan pasar dengan suasana yang tradisonal antara lain dalam penataan tempat / dekor, penyajian makan-minum, hingga pakaian yang digunakan sebagian besar penjual juga merupakan nilai plus bagi pecinta pepotoan.

Menurutku, Pasar Karetan ini benar-benar tempat asyik untuk hunting foto hingga membuat vlog yang sedang booming di kalangan kaum milenial alias anak-anak muda kekinian. Juga merupakan destinasi wisata yang bisa jadi pilihan bagi keluarga. Tidak hanya anak-anak muda saja yang akan mendapatkan keasyikan berkunjung ke Pasar Karetan, seluruh anggota keluarga dari semua lapisan usia akan mendapatkan keseruannya masing-masing. Anak-anak dan Balita akan mendapat pengalaman seru bermain di alam dan mengenal permainan-permainan tradisional, bahkan Lansia pun bisa nyaman berjalan-jalan di lokasi karena penataan yang baik dan banyak tempat untuk beristirahat bila capai jalan-jalan.
Salut untuk rekan-rekan GenPI -Generasi pesona Indonesia- Jateng yang mengelola Pasar Karetan dengan penuh inovatif & kreatif!
Begitulah, sebagian rasa penasaranku sudah terpuaskan di kunjungan pertama kami ke Pasar Karetan beberapa waktu lalu…namun aku masih ingin berkunjung lagi ke sana lho… Masih belum puas mengeksplor keseruannya…belum mencoba trekking pula! haha… Tunggu kedatangan kami lagi, Pasar Karetan…! π
Bagaimana denganmu, teman… Sudah pernah berkunjung ke Pasar Karetan ? Yuuk..bagi pengalamanmu di kolom komen yaaa… Terima kasih…
Mba kamu ke Karetan sama siapa ih, nggak mampir omahku tah
Sama ibu n kakakku…hehe…lha blom tahu rumahmu, Nyi…
Dari tadi saya nyariin informasi lokasinya, ternyata ini di daerah Kendal ya mbak?
Pasarnya di dalem hutan gitu, persis kaya dunia persilatan hehe π
Hehe…di hutan karet, jadi namanya Pasar Karetan.. π
Ooo… pantes. Di jogja saya pernah dengar Pasar Kakilangit, tapi keliatannya belum semeriah Pasar Karetan
Makasih ya mbak udah mampir ke website saya. Oiya, salam kenal hehe π
Ya..sama tuh dg Pasar Kakilangit Jogja..karya anak2 GenPI jogja ya? Salam kembali, Chacha..
Cataaattt…matur nuwun Jeng. Karetan andai ada wisata edukasi nderes karet tapi harus subuh loh. Salam hangat
Hehe..nggih Bu.. mungkin bisa jadi tambahan wahana edukasi nggih Bu..
Mupeng banget pengen kesana mbak, meskipun agak jauh tapi masih di Semarang kan ya? Semoga bisa kesampaian yah suatu hari nanti aamiin..
Iya cocok sekali buat pepotoan terus diposting di IG, kece banget pasti yaa..
Ayuuk mbaa..dilegakke jalan2 ke sini.. Anak2 pasti sukaa…
Akhirnya nyampe sini juga ya mbak, seru dan asyik kan pasar karetan
Iya mbaa…gsk nyesel blas jauh2 didatengin..malah numan..hehe..
Aku belum pernahhhh,, bayangin mesti bangun pagi & butuh keluar kota kok bikin males yaaa. Hahahaha
Naah…klo ke sananya bareng2 dg org2 kesayangan pasti malesnya ilang deh…yg ada hepiiii…
Belum pernah ke sinii, agak jauh soale hihi…
Lmyan jauh ya mba sktar 1,5 jam dr Semarang ke lokasinya..
jadi pingin kesana kayaknya seru banget, apalagi kalo sama adek adek yang masih kecil kecil
Naah…dedek2 emesh nya pasti suka deeh bermain di alam & nyicip2 aneka menu tradisional..
Asik juga ya tapi kok jauhh, hihi
Iya mba…harus ‘nglegakke’ ya mba..hehe…
Udah kesini dari kapan taun tapi belum sempet nulis di blog, jadi malu euy ama mbak mectha
Lha sama laah..aku smp tahunnya ganti baru ketulis..hehe..
Kolaaaak tunggu aku… Menggiring keluarga pagi2 ke sana ko agk susah ya sptnya hrs nginep. Okelah. Next trip. Msh nyiba ngracunin klg besar yg doyan swlfie. Dan spt biasa ulasan Mb Tanti dikupas tuntas. Berangkaaat, siap2 tas.
Iya mba…idealnya nginep di Semarang jd pagi2 bs cuus ke sana krn klo kesiangan rameee…susah mo pepotoan..hihi…
Kolak ubi yang dipadu dengan nangka, hhmmm… lezat sekali…
Iya…maknyuuus….
Wah aku blm pernah ke pasae karetan mbak Me, meski sudah sering kali mendengar “pasar karetan” setiap hari minggu.. Semoga bulan depan bisa singgah di pasar karetan π
Smoga segera yaa… Etapi..siap2 ketagihan lhoh..hehe..