Lalang Ungu. Hai, salam jumpa lagi sahabat… Saat ini kita sudah di Bulan Sya’ban ya, Ramadhan tinggal menghitung hari lagi… Oya, di akhir pekan terakhir bulan April ini aku mudik ke Semarang, untuk berkumpul bersama keluarga dan melaksanakan tradisi menjelang Ramadhan di keluarga kami.
Ruwahan, nyadran dan padusan adalah beberapa tradisi ataupun kebiasaan masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadhan, selain tentunya persiapan fisik dan mental bagi masing-masing kami. Beberapa waktu lalu sudah pernah kutuliskan tentang nyadran dan padusan ya, nah kali ini akan kutuliskan mengenai pembuatan Kue Apem dan Kue Pasung untuk hantaran / bancakan Ruwahan.
Oya, teman-teman sudah tahu tentang tradisi Ruwahan ini, bukan?
Menurut beberapa pendapat, kata ‘ruwahan‘ berasal dari kata ‘ruwah‘ yang merupakan nama bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan bulan Sya’ban di penanggalan Hijriah. Di pertengahan bulan Ruwah ini masyarakat Jawa biasanya berkumpul bersama untuk mengirimkan doa untuk arwah para leluhur. Sebagaimana kebiasaan di daerah kami, untuk Bancakan Ruwahan ini kami pun menyiapkan hantaran makanan yang terdiri dari : Ketan, Apem, Pasung dan Pisang Raja. Oya, saat menyiapkan dan membuat Apem dan Pasung inilah yang sering kutunggu-tunggu, karena aku dan kakak biasa mengerjakannya berdua sambil bertukar kabar dan cerita karena selama ini kami tinggal berbeda kota. Sambil kangen-kangenanlah ceritanya ☺
Membuat Adonan Apem dan Pasung
Kembali ke pembuatan Kue Apem dan Kue Pasung ya teman-teman, Kue Apem dan Pasung ini memang terbuat dari bahan / adonan yang sama, tapi cara pengolahan akhirnya berbeda. Bahan-bahannya adalah : (1) Tepung Beras – 1,5 kg; (2) Tepung terigu – 0,5 kg; (3) Gula pasir – 1 kg; (4) Tape singkong – 1 kg; (5) Santan cair (dari 1 butir kelapa); (6) Fermipan (1 bungkus); (7) Panili (4 bungkus).
Adapun cara pembuatan adonannya :
- Tape singkong dibuang seratnya lalu dilumatkan.
- Tambahkan bahan 1-5 berselang-seling sedikit demi sedikit sambil terus diaduk / campur dengan tangan.
- Setelah adonan tercampur dengan semua bahan, tambahkan Panili dan fermipan, aduk sambil tercampur.
- Tutup panci berisi adonan dengan serbet bersih yang lembab, diamkan selama semalam
Nah, keesokan paginya adonan sudah siap untuk diolah lebih lanjut menjadi Kue Apem maupun Kue Pasung.
Membuat Kue Apem
- Siapkan cetakan kue Apem di atas kompor, olesi dengan sedikit minyak goreng dan panaskan.
- Tuangkan adonan dengan menggunakan sendok sayur pada masing-masing lubang cetakan.
- Tutup cetakan, hingga kue matang. Untuk mengetahui kematangan Apem dapat dicoba dengan menusukkan tusuk gigi atau ujung garpu. Bila tak ada adonan yang menempel saat tusuk gigi / garpu diangkat, maka kue Apem sudah matang.
Oya, kemarin kami sempat berkreasi dengan membuat Apem dengan topping irisan pisang raja dan Apem dengan tambahan irisan pisang raja di dalam adonan. Hasilnya, Apem dengan topping irisan pisang raja lebih cantik penampilannya, namun untuk Apem dengan tambahan irisan pisang di dalamnya lebih terasa enak, karena rasa pisang jadi lebih merata 😋
Membuat Kue Pasung
- Siapkan daun pisang ( bisa juga menggunakan daun jambu air / daun nangka yang berukuran setelapak tangan orang dewasa), cuci dan keringkan dengan lap, lalu bentuk kerucut dengan menyematkan lidi.
- Siapkan panci pengukus dan panaskan. Masukkan aron beras ataupun ampas kelapa sisa pembuatan santan sebagai landasan, lalu tata kerucut-kerucut tadi di atas landasan ini.
- Tuangkan adonan ke dalam masing-masing kerucut dengan menggunakan sendok sayur. Lalu tutup panci dan tunggu hingga Kue Pasung matang. Untuk mengetahui kematangan kue dapat dilakukan seperti mengetahui kematangan Kue Apem, atau bila Kue Pasung sudah tampak merekah.
Nah… Setelah Kue Apem dan Pasung siap, tunggu hingga tidak panas lagi dan selanjutnya siap ditata di atas piring atau dalam kotak makanan, bersama dengan Pisang Raja dan juga Nasi Ketan yang ditaburi kelapa parut dan Bubuk Kedelai. Hantaran siap untuk dibagikan.. ☺
Apakah teman-teman punya pengalaman mencicipi atau juga membuat Kue-kue tersebut? silakan share di kolom komen yaa… Terima kasih…
Pingback: Tutupan Menjelang Ramadan ke Bandar Batang |
Pingback: Pasung, Makanan Tradisional Penuh Kenangan |