Mengulik kenangan masa kecil bersama bunga Wijayakusuma. Salam jumpa Sahabat Lalang Ungu, semoga senantiasa sehat dan berbahagia ya.. Pada tulisan kali ini aku ingin bercerita tentang tanaman hias berbunga cantik yang hanya mekar di waktu malam.
Beberapa waktu lalu seorang teman memposting foto menarik di beranda FB-nya, yaitu bunga cantik berwarna putih yang hanya mekar di malam hari. Teman-teman tahu bunga apakah yang ada di foto berikut ini?
Yak..betuuul.. Itu Bunga Wijayakusuma. Foto itu sangat menarik bagiku, bukan hanya karena keindahan bunganya namun karena bunga itu membawa kenangan indah masa kecil bagiku.
Bunga Wijayakusuma dalam Kenangan Masa Kecilku
Duluuuu, di salah satu pojok halaman rumah masa kecil kami di Salatiga, ibu (atau mungkin nenek kami) menanam Wijayakusuma. Tidak hanya 1 tanaman tapi beberapa pohon ditanam berderet dengan ditopang pagar bambu yang cukup tinggi di belakangnya, sehingga saat tanaman itu besar daun-daunnya memenuhi permukaan pagar bambu, tampak seperti dinding hijau dengan akses bunga-bunga putih saat bermekaran.
Yang paling menyenangkan dan selalu kuingat adalah keluarga kami sering kumpul-kumpul di bawah dinding hidup itu pada malam hari saat diperkirakan bunga-bunganya mekar. Menikmati indah dan harumnya saat mekar. Kakak pernah menghitung ada 60 kuntum bunga pada suatu saat.
Tak jarang kami menjadikan dinding hidup itu sebagai latar belakang foto bersama, namun sayang bunganya tidak mekar sampai pagi hari, walhasil foto kami biasanya dengan calon bunga yang belum mekar, atau sisa bunga setelah mekar. Sayang saat menuliskan ini, foto kenangan itu belum kami temukan lagi..hehe..
Sebagai anak kecil waktu itu, kami selalu heboh. Tidak hanya saat bunga mekar, setelah layu dan menguncup kembali keesokan harinya, sisa-sisa bunga itu pun kami petik, dijadikan bahan pasaran / masak-masakan. Kami menyebutnya sebagai ‘ayam goreng’ waktu itu, karena penampilannya seperti kepala ayam dan lehernya..haha..
Sayangnya saat pindah ke Semarang, bibit-bibit tanaman Wijayakusuma yang kami bawa dan ditanam gagal tumbuh, sedangkan penyewa rumah Salatiga ternyata sudah membabat habis rumpun Wijayakusuma yang di sana dan menggantikannya dengan kandang ayam! Aduuh..sedih sekalii.. Kuingat ibu sempat berkaca-kaca ketika mengetahui hal itu.
Begitulah, beberapa kali kemudian kami mencoba menanam kembali di rumah Semarang tapi selalu gagal. Terakhir beberapa bulan lalu saat kami mencoba mencari bibitnya lagi dan menanam di rumah Pekalongan juga belum berhasil.
Nah, saat melihat foto dari mba Susi -teman blogger dari Jepara- itu, aku kembali ingin mencoba peruntungan menanamnya kembali. Maka segera berbalas pesan untuk mendapatkan bibitnya, dan senang rasanya ketika akhirnya kiriman tanaman dari mba Susi sampai di rumah kami dengan selamat pada akhir Agustus lalu.
Tentang Bunga Wijayakusuma
Berawal dari niat kembali merawat Wijayakusuma ini, aku pun mengikuti salah satu grup FB Pecinta Wijaya Kusuma. Baru kutahu, ternyata ada banyak jenis Wijayakusuma yang termasuk dalam keluarga tanaman kaktus-kaktusan ini.
Menurut artilel di Wikipedia, Bunga Wijayakusuma ( Epiphyllum oxypetalum ) yang berasal dari Mexico ini merupakan bagian dari keluarga cactaceae dan genus Epiphyllum, dapat hidup di daerah dengan iklim sedang hingga tropis.
Ciri-ciri Tanaman Wijayakusuma
Ciri-ciri tanaman Wijayakusuma ini adalah batang induknya berbentuk silinder yang dapat mencapai tinggi hingga 2-3 meter, daunnya umumnya berwarna hijau, panjang (13-15 cm) dan berbentuk pipih dengan tepi bergelombang dan permukaannya halus tanpa duri meskipun masuk ke keluarga kaktus-kaktusan. Pada lekukan-lekukan di tepi daun inilah biasanya tempat muncul bunga maupun tunas muda.
Bunganya berdiameter sekitar 10 cm, berwarna putih dan mempunyai keistimewaan hanya mekar di malam hari. Meskipun jarang, tanaman ini pun mempunyai buah, berbentuk bulat, berwarna merah dengan biji-biji berwarna hitam.
Perbanyakan dan Perawatan
Umumnya perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan cara setek, baik menggunakan batang maupun daun tua, namun bisa juga dari bijinya. Sebagai keluarga kaktus-kaktusan, tanaman ini tahan terhadap panas (menyukai sinar matahari) dan tidak suka banyak air (penyiraman cukup 2-3 kali seminggu).
Adapun nama wijayakusuma itu sendiri konon berasal dari bahasa Jawa Kuno : Wijaya yang berarti ‘kemengangan’ dan Kusuma yang berarti ‘bunga’. Jadi bunga Wijayakusuma ini dalam budaya Jawa diartikan sebagai bunga kemenangan dan erat kaitannya dengan beberapa mitos kemakmuran / kesejahteraan. Kalian pernah juga mendengar mitos tentang bunga ini?
Banyak Jenis Tanaman Wijayakusuma
Selain E. Oxypetalum yang berbunga putih dengan ukuran besar ini, ada pula jenis wijaya kusuma berbunga putih dengan ukuran yang lebih kecil ( E. pumilum ) merupakan spesies yang paling rajin berbunga dan banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu banyak pula wijayakusuma hibrida yang berbunga warna-warni. Ada pula jenis lain yang disebut Wijayakusuma hookeri, keris, dll. Apapun jenisnya, kesemuanya cantik dan mempesona..
Oya, sebenarnya ada tanaman lain (minimal di derah Jawa) yang juga dikenal dengan nama Wijayakusuma Keramat, yang sama sekali berbeda baik keluarga maupun jenisnya dengan Wijayakusuma yang kita bahas ini. Penasaran? Silakan baca di sini ya..
Manfaat Bunga Wijayakusuma
Nah, kalau dulu saat kecil kami sering main masak-masakan dengan bunga Wijayakusuma ini, ternyata saat bergabung di grup FB Pecinta Wijayakusuma kemarin ini aku baru tahu bahwa bunga ini termasuk edible alias bisa dimakan lho!
Dalam beberapa komentar di grup itu ada yang menyebutkan bahwa bunga ini enak digoreng tepung (nah loh…ternyata imaji kami waktu kanak-kanak dulu itu benar juga ya..haha..), ada yang dimasak sop, atau yang sekedar dibuat infused water. Ketiganya aku belum pernah mencoba, jadi jangan tanya bagaimana rasanya yaa…hehe..
Di samping itu, dari beberapa artikel online kubaca juga bahwa bunga ini bermanfaat pula untuk kesehatan tubuh. Pada salah satu artikel berita koran online misalnya, mengutip Research Gate ditulis bahwa tanaman ini telah dipakai untuk mengobati dahak berdarah, batuk, perdarahan rahim dan sesak nafas. Masih banyak lagi manfaatnya, bisa digugling dengan kata kunci ‘manfaat bunga Wijaya Kusuma’.
Hal ini terkait hasil penelitian tentang efek farmakologis dan biolologis yang signifikan dari bunga Wijayakusuma antara lain anti inflamasi, anti oksidan dan anti mikroba.
Sahabat Lalang Ungu, itulah sekelumit ceritaku mengulik kenangan masa kecil bersama bunga Wijayakusuma. Mohon doa semoga bunga Wiku yang baru kudapat kemarin bisa tumbuh dengan bagus dan rajin berbunga.. Ada yang punya bunga ini juga? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen ya..
***
Sumber Info:
– FB Grup Pecinta Wijaya Kusuma
– “Khasiat Bunga Wijaya Kusuma Atasi Pendarahan Rahim Hingga Bau Badan” (kompas.com, 15 Maret 2021)
95 Comments
Leave a reply →