“Bundaaa, masih punya Kacang Hijau?”
Suara renyah Mayang tiba-tiba terdengar dari ruang tengah. Bundanya yang sedang di dapur mendengar, tapi sengaja tidak bereaksi. Tak berapa lama, kepala mungil melongok di pintu dapur.
“Bunda sedang sibuk ya?” tanyanya.
Perempuan paruh baya yang sedang memilah-milah sayuran dan bumbu dapur dan memasukkannya ke kotak-kotak terpisah, menggeleng sambil menatap putrinya. “Enggak, cuma menata belanjaan tadi. Ada apa sayang, kok teriak-teriak?”
“Maaf Bun, Mayang tadi lupa mengecilkan volume suara..hehe,” Mayang lalu masuk ke dapur dan menarik bangku mendekati ibunya, “apakah kita masih punya Kacang Hijau?”
“Hm..bunda lupa, masih ada atau tidak ya? Coba kamu lihat di lemari persediaan itu, Sayang..” jawab ibunya sambil menggerakkan dagu ke arah almari kayu di sudut dapur.
Mayang segera beranjak menuju almari yang dimaksud dan mencari-cari di kotak-kotak yang ada di dalamnya. Sejurus kemudian dia membalikkan badan sambil mengacungkan sebungkus kecil Kacang Hijau yang dicarinya.
“Alhamdulillah masih ada nih, Bun. Tapi tinggal sedikit sih..hehe..”
“Mau untuk apa sih, Nak? Prakarya atau dimasak?” tanya Bundanya kemudian.
“Tadi Lana telpon, mau ke sini untuk belajar masak Bubur Kacang Hijau, Bun..”
“Oh cukuplah. Kalau begitu, coba kamu cari lagi di situ apakah masih ada santan, beras ketan hitam dan gula merah. Itu bahan-bahan yang kita butuhkan kalau mau membuat Bubur Kacang Hijau.”
Mayang kembali mencari-cari ke dalam almari, namun rupanya tidak semua bahan yang dicarinya ada.
“Cuma ada gula merah, Bun. Tak ada santan instan, baik bubuk maupun cair. Ketan hitamnya juga tak ada,” lapornya kemudian.
“Hmm…kalau begitu kalian membuat Wedang Kacang Hijau saja, tak perlu santan. Oya ini ada jahe merah dan kayu manis yang baru Bunda beli tadi,” Bunda Mayang merespon laporan putrinya, “Jam berapa Lana akan datang?”
Mayang melirik ke jam dinding sebelum menjawab pertanyaan ibunya. “Mungkin sejam lagi, Bun. Tadi dia bilang habis ashar dia berangkat”
“Kalau begitu, sambil menunggu Lana kau bisa membersihkan Kacang Hijau itu, lalu merendamnya. Kemudian kau bisa mengambil selembar daun pandan dari pot di depan. Nanti kita akan membuat Wedang Kacang Hijau dengan rumus 5-30-7.”
“Wah…apa itu maksudnya, Bun? Hmm tak sabar aku menunggu Lana untuk masak Kacang Hijau dengan rumus itu.”
Mayang mengungkapkan rasa penasaran nya tapi dengan cekatan tetap mengerjakan apa yang diinstuksikan oleh ibunya.
…
“Bunda, sudah siap semua nih. Ayo kita mulai…” Lana dan Mayang sudah siap di depan meja dapur dengan bahan-bahan untuk membuat Wedang Kacang Hijau tertata di atas meja depan mereka.
“Coba Lana, sebutkan lagi bahan-bahan yang akan kita olah sore ini.”
“Ini ada Kacang Hijau…eh seberapa banyak ini tadi, Mayang?” Lana menengok ke sahabatnya.
“Tinggal dikit sih..tadi sempat kutimbang ada 100 gr, kalau gula merahnya itu 150 gr,” jawab Mayang.
“Ok, jadi ada 100 gr Kacang Hijau yang sudah dicuci dan direndam, 150 gr gula merah/gula Jawa, 1 lembar daun pandan, 1 jempol Jahe Merah, 3 cm Kayu Manis, 1,5 liter air dan 1 sendok makan gula pasir. Itu semua bahan-bahannya, Tante,” lanjut Lana.
“Nah, sekarang Mayang ambil panci lalu masak airnya sampai mendidih. Sementara itu, Lana bisa mencuci daun pandan,kayu manis dan jahe. Daun pandannya dibuat simpul ya, lalu potong jahenya jadi dua bagian dan digeprek,” Bunda Mayang memberikan arahan yang langsung dilaksanakan oleh kedua sahabat itu.
“Sudah mendidih nih Bun, Kacangnya dimasukkan ya?” tanya Mayang beberapa waktu kemudian.
Bunda mengangguk,” Betul Nak, pelan-pelan memasukkannya ya.. Tutup pancinya dan kita tunggu 5 menit. Sambil menunggu kalian bisa menyisir gula merahnya dengan pisau sehingga nanti lebih mudah larut.”
Kedua anak itu pun segera mengambil pisau dan talenan lalu mengerjakan instruksi ibu Mayang. Lima menit kemudian, Lana diminta mematikan kompor dan ibu Mayang meminta mereka membiarkan panci tetap tertutup di atas kompor tanpa api, selama 30 menit ke depan.
“Kenapa harus begitu, Tante?” tanya Mayang
“Agar kacang hijaunya mengembang dan empuk, Lana. Kita mematikan api untuk menghemat bahan bakar, namun panci harus tetap tertutup agar panasnya tetap ada untuk mematangkan kacang.”
“Apakah setelah 30 menit kacang-hijaunya nanti sudah siap santap, Bunda?” giliran Mayang yang bertanya.
“Belum. Nanti setelah 30 menit kita nyalakan kembali apinya, masukan bahan-bahan lainnya, rebus kembali selama 7 menit. Baru setelah itu kita matikan lagi apinya, tunggu hangat dan wedang Kacang Hijau siap kita santap.”
“Oh..jadi itu maksud rumus 5-30-7 untuk merebus Kacang Hijau : rebus 5 menit sejak air mendidih, matikan api dan biarkan panci tetap tertutup selama 30 menit, lalu masak lagi 7 menit. Betul begitu ya Bunda?”
Bundanya mengangguk membenarkan. Kedua anak bersahabat itu tampak gembira dan merasa tak sabar melanjutkan acara masak serta mencicipi hasil masakan mereka sore itu.
…
Sahabat Lalang Ungu, apakah kalian juga menggunakan rumus yang sama untuk merebus Kacang Hijau agar cepat empuk namu tetap hemat bahan bakar? Atau ada rumus lain? Bagikan di kolom komen yuuk… Oya, untuk tulisan tentang makanan baca di sini sedangkan obrolan Mayang dan bundanya lainnya bisa dibaca di sini ya.
13 Comments
Leave a reply →