LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Asyiknya Fun Forest Healing Bersama PMI Kota Semarang

| 15 Comments

Hai Sahabat Lalang Ungu, salam sehat dan bahagia ya.. Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku mengikuti kegiatan Fun Forest Healing yang diselenggarakan oleh PMI Kota Semarang pada hari Sabtu, 20 Juli 2024 yang lalu.

Lho, PMI nggak hanya ngurus masalah donor darah saja to?

Eits, jangan salah Sahabat.. Sebagian besar orang awam (termasuk aku) umumnya hanya mengasosiasikan kata ‘PMI’ dengan kegiatan yang terkait donor darah ataupun transfusi darah, namun ternyata Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak di bidang kemanusiaan ini mempunyai lingkup tugas yang jauh lebih luas lagi dan selalu berinovasi dengan kegiatan-kegiatan baru untuk mewujudkan visi-misinya.

Masih penasaran? Yuuk..ikuti ceritaku sampai selesai ya…

Pengalamanku Mengikuti Fun Forest Healing PMI Kota Semarang

Pembekalan Peserta

Sabtu pagi kemarin sekitar jam 6.30 pagi aku sudah sampai di Kantor PMI Kota Semarang yang beralamat Jl. MGR Sugiyopranoto No 35 Semarang, karena akan mengikuti kegiatan Fun Forest Healing yang diselenggarakan oleh PMI Kota Semarang.

Setelah melakukan registrasi dan cek tensi darah, peserta bersama-sama berangkat menuju lokasi kegiatan yaitu di hutan jati Mangkang Semarang. Ohya, aku sempat agak was-was sebenarnya, karena hasil cek tensiku ternyata lumayan tinggi tidak seperti biasanya, tapi karena tidak merasa pusing atau gejala lain yang mengkhawatirkan akhirnya aku tetap ikut kegiatan itu.

Sesampai di hutan Wonosari Mangkang kami disambut Ibu Ratna selaku Sekretaris PMI Kota Semarang dan langsung diajak masuk ke sebuah tempat yang menjadi basecamp kegiatan ini.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua PMI Kota Semarang Bp. Dr. dr. Awal Prasetyo, M.Kes, Sp. THT-KL, MM (ARS) dilanjutkan pembekalan singkat tentang Forest Therapy dari Bp. Dr. Hendro Prabowo, S.Psi yang merupakan praktisi Forest Therapy sekaligus psikolog dari Universitas Gunadarma Jakarta.

Pembekalan Peserta Fun Forest Healing di Basecamp

Dr. Awal mengingatkan bahwa konsep sehat menurut WHO ditopang oleh 3 unsur penting yang harus seimbang yaitu: fisik-psikis-sosial. Untuk menjaga keseimbangan tersebut peran lingkungan sangatlah penting itu sebabnya kegiatan Forest Healing/Therapy ini digagas oleh PMI Kota Semarang sebagai salah satu dari upaya-upaya kemanusiaan yang sedang dirintis PMI Kota Semarang.

Sedangkan Dr. Hendro menyampaikan pentingnya penerapan mindfulness dalam hidup keseharian kita. Beliau mendefinisikan mindfulness ini sebagai “memberi perhatian dengan sengaja atas kondisi saat ini / present”. Kesadaran akan kondisi saat ini yang sedang dijalani ini, mencakup banyak hal, misanya mindful breathing; mindful walking; mindful sitting; mindful eating, dll. Adapun Forest Healing itu sendiri merupakan kegiatan meningkatkan sistem kekebalan tubuh / meningkatkan kesehatan secara umum dengan memanfaatkan berbagai elemen alam termasuk hutan / alam terbuka.

Jajanan tradisional sebagai kudapan pagi itu..

Setelah menghangatkan badan dengan wedang Bir Pletok dan jajanan tradisional yang telah disediakan, peserta kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Aku bersama 3 orang blogger Gandjel Rel dan 3 peserta dari Duta Kemanusiaan tergabung dalam kelompok pertama yang jalan terlebih dahulu. Oya, kami didampingi oleh Mas Nur Rahman dan juga mba Ninik dari PMI Kota Semarang.

Mindful walking

Kami berjalan menyusuri jalan setapak di lingkungan hutan jati Wonosari Mangkang itu dengan menerapkan mindful walking. Berjalan beriringan tanpa banyak kata namun menyadari setiap langkah kita dan membuka panca indera ‘menyerap’ suasana sekitar.

Berjalan dengan penuh kesadaran, perlahan tanpa perlu tergesa

Yang paling terasa adalah semilir angin yang membelai lembut raga kita dan menggerakkan dahan/dedaunan dengan suara desau khas. Suara-suara burung dan serangga pun tertangkap indera pendengaran kami meski tak selalu terlihat wujud binatangnya. Warna khas hutan jati di musim kemarau berpadu dengan langit biru cerah dan awan putih di atas sana, sangat memanjakan mata.

Kami melangkah perlahan tak tergesa, merasakan sensasi berbeda dari langkah yang berpijak di atas aspal, di tanah kering, di tanah berumput atau pun di tanah berselimutkan daun-daun kering. Menikmati tiap langkah baik di tanjakan atau pun turunan, percaya penuh pada pendamping yang akan membawa kami pada tujuan tanpa merisaukan kapan akan sampai. Hanya menikmati proses berjalan menuju tujuan tersebut.

Mindful breathing

Pemberhentian pertama kami berdiri melingkar, lalu dengan arahan pendamping belajar bernafas perut dengan penuh kesadaran: menarik nafas perlahan melalui hidung hingga perut mengembang sambil merentangkan kedua lengan ke samping lalu ke atas, menahan nafas beberapa saat, lalu masih dengan perlahan melepaskan nafas melalui mulut.

Belanja oksigen sepuasnya 🙂

Kami melakukannya beberapa kali sebelum kembali meneruskan langkah, ‘berbelanja oksigen’ dengan bebas mumpung sedang di alam bebas dengan kondisi udara lingkungan yang jauh lebih baik dari udara lingkungan perkotaan yang menjadi tempat keseharian kita.

Tree Hugging

Di antara pepohonan Jati yang menjadi pohon utama di sana, kami sempat menemui sebuah lokasi dengan jenis pepohonan yang berbeda dan memberikan suasana yang terasa berbeda pula. Lokasi dengan pohon-pohon Trembesi.

Kami berhenti di lokasi itu dan melakukan kegiatan tree hugging alias memeluk pohon. Iya.. benar-benar musti nemplok memeluk pohon! Dalam banyak budaya dipercaya pohon mempunyai energi unik yang dapat ditransfer ke manusia melalui sentuhan fisik.

Hasil-hasil penelitian mengungkapkan manfaat memeluk pohon ini, a.l : meredakan stres, meningkatkan suasana hati hingga bisa menurunkan tekanan darah juga. Hmm..apakah aku berhasil mendapatkan efek-efek positif tersebut?

Sepertinya yang kudapatkan adalah efek meningkatkan suasana hati. Setelah memilih salah satu pohon, aku awalnya berkenalan secara visual. Kuamati bentuknya yang kokoh, dahan-dahannya cukup banyak membentuk tajuk nun jauh di atas sana. Kuamati permukaan pohon itu, bergerak semakin mendekat, merabanya dengan telapak tanganku. Merasakan permukaan yang tampak kasar namun ternyata tak melukai tanganku saat kuraba permukaannya.

Saat kumemeluk pohon Trembesi itu…

Perlahan aku semakin mendekat dan merasa aman untuk semakin merapat. Berbisik pelan mohon izin memeluknya. Lalu akhirnya kurentangkan kedua lenganku untuk memeluk pohon itu, menempelkan pipi sambil memejamkan mata menikmati pelukan itu. Rasanya nyaman dan aman. Memeluknya terasa benar. Tak ada rasa jijik atau takut kalau-kalau ada serangga di sana akan menyakitiku. Rasanya nyaman bersandar dan aku merasa diterima dengan baik. Saat akhirnya melepaskan pelukanku, kuangkat wajahku ke arah atas. Tajuk itu seolah menaungiku. Terima kasih atas penerimaannya, pohon yang baik… 🥺

Silent

Setelah sesi memeluk pohon kami kembali melangkah dalam diam, melangkah perlahan dengan penuh kesadaran. Beberapa waktu kemudian kami kembali berhenti melangkah.

Pendamping meminta kami untuk duduk di tanah dengan posisi yang paling nyaman, bernafas perlahan dengan penuh kesadaran, memejamkan mata dan dalam diam membuka dan menajamkan panca indera kami.

Merenung dalam diam

Dalam sesi silent itu pendamping mengarahkan kami untuk menyadari setiap nikmat yang kami rasakan dan mensyukurinya. Dalam diam merasakan dan masuk ke suasana alam, mengasah kepekaan indera kita.

Earthing & touching

Dalam perjalanan menuju Curug Wadas Malang di hutan Wonosari Mangkang itu, kami mampir ke sungai kecil yang mengalir di bagian hutan tersebut. Menurut pendamping kami sungai itu bersumber dari beberapa tempat termasuk di antaranya dari Curug Wadas Malang yang akan kami datangi.

Dengan melepas alas kaki, kami masuk ke sungai tersebut. Airnya tidak dalam kok, hanya semata kaki, tapi alirannya terasa cukup deras. Airnya jernih sehingga kami bisa melihat bebatuan dan tanah berpasir di dasar sungai. Kami merasakan telapak kaki kami bersentuhan langsung dengan bebatuan dan tanah berpasir di dasar sungai tersebut, juga merasakan sejuknya air yang mengalir itu membasahi kaki maupun telapak tangan.

Sejenak mampir main air di sungai

Setelah puas bermain air, kami kembali melanjutkan perjalanan, sebagian peserta tanpa alas kaki dan sebagian lain (termasuk aku) memutuskan tetap menggunakan sepatu. Aku pribadi merasa masih belum cukup berani untuk jalan nyeker karena kulihat cukup banyak kerikil, patahan ranting ataupun rumput berduri (semacam Putri Malu) di area yang harus kami lalui.

Mindful sitting & Mindful eating di tepi Curug Wadas Malang

Setelah berjalan sekitar 1,5 km dari basecamp akhirnya kami sampai di Curug Wadas Malang, air terjun kecil di tengah hutan Wonosari Mangkang ini. Sesampai di sana kami bermain air dan pepotoan, setelah itu mencari tempat sendiri-sendiri untuk meneruskan forest bathing. 

Panitia menyediakan alas untuk masing-masing peserta, untuk digelar diatas permukaan tanah/bebatuan di pinggir kolam air Curug Wadas Malang itu sebagai sarana meningkatkan kesadaran, menyatu dengan alam dalam kondisi mindfulness.

Mereka ini bukan korban apapun! Hanya sebagian peserta Forest bathing yang sedang menyatu dengan alam..

Saat berbaring di tepi kolam air itu, aku memejamkan mata, menikmati kesunyian yang tidak benar-benar sunyi. Ada suara deras air yang mendominasi namun terdengar pula desau dahan/dedaunan saling bergesekan dan sesekali suara burung di kejauhan. Suara-suara itu terasa menyatu bersama semilir angin dan membuatku relaks. Ketika kubuka mata, kunikmati lukisan tajuk rumpun bambu dan entah pohon apa yang satunya lagi, menaungi tempat istirahat kami siang itu.

Lukisan alam indah di Curug Wadas Malang siang itu

Selain berbaring kami juga mencoba menerapkan mindful breathing dalam posisi duduk. Setelah itu, pendamping juga mengajak kami praktek mindful eating dengan makan pisang Ambon. Makan dengan penuh kesadaran memang membuat kita makin dapat menikmati apa yang kita makan 🙂

Menikmati alam

Penutupan Kegiatan

Penutupan kegiatan ini dilakukan setelah kami kembali berkumpul di basecamp tempat awal pembekalan peserta.

Diawali dengan makan bersama yang terasa sangat nikmat : nasi hangat + sayur Lodeh daun Sacha Inci + Tumis daun pepaya + tahu/tempe bacem. Minumnya selain Teh hangat & Es Teh juga ada minuman Rosela.  Hmm…semua maknyuuus… Terima kasih, ibu-ibu SIBAT 👍

Acara dilanjutkan dengan sharing pengalaman dan kesan-kesan peserta saat berkegiatan sesiang itu dan sambutan penutup dari Pak Ketua, Dr. Hendro dan pendamping lainnya.

Maksi dan sharing pengalaman/kesan2 sebagai penutup acara

Waah… pengalaman teman-teman semua seruuu .. Rata-rata menyatakan mendapatkan manfaat positif dari kegiatan ini, baik langsung maupun tak langsung. Aku sendiri merasa menjadi lebih santai dan tidak kemrungsung setelah mengikuti kegiatan ini. Banyak wawasan baru yang kuperoleh dan insyaallah bisa diterapkan dalam keseharianku.

Terima kasih PMI Kota Semarang… acaranya benar-benar seru…

Sahabat Lalang Ungu, demikianlah pengalamanku bersama beberapa rekan blogger Gandjel Rel mengikuti kegiatan Fun Forest Healing yang diselenggarakan oleh PMI Kota Semarang. Teman-teman tertarik untuk ikut serta juga? Langsung saja menghubungi Kantor PMI Kota Semarang, karena rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan setiap weekend lho.. Jangan sampai ketinggalan ya…

15 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.