Hai Sahabat Lalang Ungu di mana pun berada, semoga selalu sehat dan bahagia ya..
Sahabat, seperti biasa hari Sabtu adalah salah satu hari yang biasanya cukup santai bagiku. Saatku menikmati hari sambil menjalankan hobi. Nah, kali ini aku kembali berkebun setelah beberapa akhir pekan kemarin sibuk dengan acara 17 Agustusan, hehe..
Setelah memindah salah satu anggrek ku yang pot nya sudah kesempitan ke pot lain yang lebih besar dan juga memindah tempat satu pot anggrek lain yang ternyata baru kusadari daun-daunnya telah habis dan hanya menyisakan batang-batang gundulnya, aku lalu menghampiri pot-pot kompos di sudut halaman.
Oh.. ternyata ada 3 pot kompos yang sudah siap panen! Alhamdulillah.. 🙂
Mari membuat kompos sederhana dari limbah dapur
Mengelola limbah dapur a la Mechta
Hampir semua rumah tangga menghasilkan sampah setiap harinya ya, termasuk di antaranya limbah dapur /sisa kegiatan masak, misal: kulit telur, kulit bawang, kulit buah, bonggol sayuran, dll.
Sejak hobi berkebun, aku tidak lagi membuang begitu saja limbah dapur tersebut ke tempat sampah, karena ternyata kita dapat memanfaatkannya yaitu sebagai pupuk organik penyubur tanaman.
Di dapur aku menyimpan beberapa wadah kecil untuk jenis limbah dapur yang berbeda-beda. Ada wadah untuk kulit telur, wadah untuk kulit bawang, wadah untuk teh celup bekas, wadah untuk kulit pisang dan wadah untuk limbah dapur selain telur, bawang, pisang dan teh celup.
Ohya, sengaja wadah-wadah yang kusiapkan itu tidak berukuran besar. Selain agar tidak makan tempat di dapur mungil kami, juga agar segera penuh dan lanjut dikelola sebelum menumpuk banyak dan menghasilkan bau/mengundang serangga yang mengganggu.
Bagaimana caraku mengelola limbah dapur itu?
Limbah kulit telur, setelah terkumpul lalu dicuci satu persatu dan dijemur. Setelah kering lalu dihaluskan dan disimpan/siap pakai sebagai pupuk organik.
Limbah kulit pisang, dijemur hingga kering lalu dihaluskan dengan menggunakan chopper hingga menjadi bubuk, siap disimpan/langsung digunakan sebagai pupuk organik. Selain itu, kulit pisang juga bisa direndam dan air rendamannya untuk menyiram tanaman.
Limbah kulit bawang (merah maupun putih) setelah terkumpul bisa dicampurkan ke tampungan air cucian beras untuk kemudian disiramkan ke tanaman. Atau dapat juga dimasukkan ke dalam botol, diisi air dan didiamkan semalaman. Air rendaman kulit bawang ini dapat disemprotkan ke tanaman untuk mencegah hama/sebagai pestisida nabati.
Teh celup bekas dijemur lalu setelah kering bubuk teh nya bisa dikumpulkan dalam satu wadah, untuk disimpan atau langsung digunakan sebagai pupuk organik dengan cara menaburkannya pada media tanam.
Baca juga : Membuat Pupuk Organik Sederhana
Nah, untuk limbah dapur selain yang telah dibahas sebelumnya, dapat dijadikan satu untuk dibuat kompos. Bagaimana cara pembuatannya? Ikuti langkah-langkah berikut ini ya…
Langkah-langkah pembuatan kompos dari limbah dapur
- Sisihkan limbah dapur terpilah dari limbah rumah tangga lainnya
- Siapkan wadah untuk kompos. Dapat menggunakan pot/ember bekas/kaleng bekas/bekas alat dapur (panci/dandang). Buat beberapa lubang kecil di dasar wadah, agar air dapat keluar.
- Setelah wadah kompos siap, masukkan tanah untuk melapisi bagian terbawah wadah tersebut.
- Masukkan limbah dapur ke dalam wadah kompos, tata secara merata di atas lapisan tanah yang pertama. Tutupi limbah dapur dengan daun-daun kering lalu tutup kembali dengan selapis tanah. Tutup wadah kompos agar tidak dimasuki lalat/serangga lain.
- Lakukan berulang setiap kali ada limbah dapur baru, berlapis-lapis : tanah-limbah-daun kering-tanah, dst hingga wadah penuh.
- Tutup rapat wadah kompos yang sudah penuh, diamkan selama sekitar 4 Minggu. Secara berkala dapat dibuka untuk diaduk-aduk & ditambahkan sedikit air bila sangat kering. Sambil menunggu kita bisa mulai mengkompos lagi dengan wadah lainnya.
- Setelah sekitar sebulan, insyaallah kompos sudah siap panen dan dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara penggunaan kompos limbah dapur sebagai pupuk organik
Kompos yang sudah jadi mempunyai tampilan yang khas. Limbah dapur tak lagi berbentuk, telah bercampur dengan tanah menghasilkan tanah hitam yang kering dan tidak bergumpal (Jw: mawur).
Kompos ini kita gunakan dengan cara ditaburkan di atas media tanam baik untuk tanaman yang menggunakan pot/polibag/planterbag, atau tanaman di lahan/kebun. Atau bisa juga dicampurkan dengan tanah/media tanam lainnya untuk menanam tanaman baru.
Nah Sahabat Lalang Ungu, itulah ceritaku kali ini tentang pemanfaatan limbah dapur sebagai kompos, sumber pupuk organik untuk kebun kita. Apakah kalian juga suka membuat kompos? Yuk bagikan cerita kalian di kolom komen ya… Untuk tulisan lain tentang berkebun baca di sini
37 Comments
Leave a reply →