LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Catatan Perjalanan Umrah Plus Turki 17 Hari (12): Menikmati Ortakoy dan Pemandangan dari Bosphorus

| 41 Comments

Hai Sahabat Lalang Ungu…tetap sehat dan bahagia selalu bukan? Alhamdulillah di akhir pekan pertama September ini aku bisa kembali menyapa sahabat semua di rumah mayaku ini.

Setelah kemarin berbagi cerita pengalaman kami di Sultanahmet Square, maka kali ini aku lanjutkan cerita perjalanan umrah plus Turki kemarin, khususnya saat kunjungan kami ke Ortakoy dan menyusuri Selat Bosphorus.

Suatu Pagi di Alun-alun Ortakoy

Selasa pagi 7 Mei 2024 lalu rombongan kami meninggalkan hotel sekitar jam 7 pagi setelah sarapan, dan lokasi pertama yang kami datangi hari itu adalah Desa Ortakoy.

Ortakoy merupakan sebuah kawasan cantik di Distrik Besiktas Istanbul yang terletak di tepi Selat Bosphorus pada sisi benua Eropa nya, tepat di bawah Jembatan Bosphorus yang pertama. Dalam bahasa Turki nama desa ini berarti ‘desa di tengah’ karena berada di tengah Selat Bosphorus. Kawasan ini ramai dikunjungi oleh turis maupun warga lokal, terutama saat weekend ataupun sore hari untuk melihat sunset.

Bus yang membawa rombongan kami menurunkan kami di tepi jalan utama, selanjutnya kami berjalan kaki melalui sebuah jalan yang lebih kecil menuju alun-alun desa ini. Permukaan jalannya tidak di aspal melainkan terbuat dari susunan batu-batu yang menimbulkan suasana jadul dan juga di sisi kanan kiri jalan kecil itu dipenuhi toko-toko souvenir maupun cafe-cafe dan toko es krim serta makanan ringan lainnya.

Menikmati pagi Alun-alun Ortakoy di tepi Selat Bosphorus

Tak sampai 15 menit berjalan kaki akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang disebut alun-alun Ortakoy. Sebuah ruang terbuka di tepi Sungai Bosphorus dengan bangku-bangku taman tempat pengunjung dapat duduk-duduk santai menikmati sinar mentari (Bhs. Jawa : Dhedhe) sambil ngobrol, ngemil, ataupun berfoto-ria dengan latar-belakang pemandangan Jembatan Bosphorus dikejauhan, seperti yang banyak kulihat dilakukan pengunjung di pagi itu.

Sisi lain Ortakoy dengan toko-toko souvenir dan kafe-kafe, tea house maupun ice cream house. Paving jalan dan gedung-gedung tua menguatkan vibes klasik.

Dari alun-alun itu kami pun berjalan kaki menikmati suasana pagi di Ortakoy, melewati deretan cafetaria dan toko souvenir lainnya, menyusuri jalanan berpaving hingga ke ujung lain dermaga yaitu di sisi sebuah bangunan tua nan cantik yang terletak di tepi Selat.

Masjid Ortakoy, perpaduan arsitektur Ottoman dan Barok

Buyuk Mecidi Camii / Sultan Abdulmecid Camii / Masjid Sultan Abdulmejid ini merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Ustmaniyah yang dibangun dengan menggunakan arsitektur Neo-Barok pada tahun 1854M atas perintah Sultan Abdulmejid dan dibuka sejak tahun 1856M.

Detil arsitekturnya yang cantik dan lokasinya tepat di tepian Selat Bosphorus yang menawarkan pemandangan indah membuat masjid ini menjadi salah satu ikon Ortakoy yang ramai dikunjungi wisatawan untuk berfoto-ria.

Sisi lain Masjid Ortakoy, dilihat dari Alun-alun
Ortakoy dengan latar belakang pemandangan Jembatan Bosphorus pertama.

Inilah penampakan sebagian Jembatan Bosphorus pertama, dilihat dari Masjid Ortakoy. Melalui jembatan ini kita dapat melintasi Selat Bosphorus dari sisi Eropa – Asia Turki atau sebaliknya.

Ohya selain Eskrim yang banyak ditawarkan pedagang di daerah ini adalah Wafel dan juga Kumpir (semacam Kentang Panggang khas daerah ini). Sayangnya kondisi perut masih full pagi itu hingga lebih memilih jalan-jalan dibanding jajan, namun saat ini aku sedikit menyesal karena tak menggunakan kesempatan itu untuk mencicip Kumpir kuliner khasnya..

Sebagian kafetaria yang menawarkan Wafel & Eskrim sebagai menu penarik pengunjung nya

Salah satu Dermaga di Ortakoy

Setelah kunjungan ke Ortakoy ini, kami melanjutkan kunjungan ke lokasi selanjutnya watu itu yaitu ke Anitkabir dan Makam Eyuup Sultan.

Susur Selat Bosphorus di Suatu Siang

Kalau jalan-jalan pagi di Ortakoy kami lakukan pada 7 Mei 2024 lalu, kegiatan mengasyikkan lainnya yaitu menyusuri Selat Bosphorus dengan menggunakan kapal baru kami lakukan keesokan siangnya.

Salah satu kapal yang dapat digunakan untuk menyusuri Selat Bosphorus

Setelah pulang dari kunjungan ke Istana Topkapi, pada Rabu 8 Mei 2024 lalu itu rombongan kami pun menuju daerah Dermaga Tanduk Emas untuk menaiki kapal yang akan membawa kami menyusuri Selat Bosphorus. Ohya..itu adalah agenda wisata kami yang terakhir di Turki sebelum sorenya menuju Bandara untuk kembali ke Indonesia melalui Malaysia.

Di atas kapal menyusuri Bosphorus siang itu

Sekitar 1 jam kami menyusuri Selat Bosphorus yang memisahkan daerah Eropa dan Asia pada Negara Turkiye itu. Senang rasanya terayun-ayun perlahan di atas air sungai yang biru, menikmati pemandangan tepi Selat baik di Turki bagian Eropa maupun Asia. Terlihat beberapa lokawisata yang belum kami kunjungi, dalam hati berharap semoga kelak bisa kembali ke sana dan mengunjungi nya. Aamiin..

Pemandangan Masjid Ortakoy dari Bosphorus

Masjid Biru di kejauhan…

Jembatan Metro Golden Horn/ Tanduk Emas

Salah satu Istana Ottoman yang telah direnovasi menjadi hotel mewah

Istana Dolmabahce / Dolmabahce Sarayi dilihat dari Bosphorus

Sahabat Lalang Ungu, itulah sekelumit cerita pengalaman kami saat Umrah Plus Turki beberapa waktu lalu terutama saat mengunjungi Ortakoy dan Selat Bosphorus. Sampai jumpa di cerita perjalanan selanjutnya (a.l kunjungan ke Istana Topkapi) ya..

41 Comments

  1. Pingback: Catatan Perjalanan Umrah Plus Turki 17 Hari (13): Berkunjung ke Istana Topkapi |

Leave a Reply

Required fields are marked *.