Hai Sahabat Lalang Ungu…tetap sehat dan bahagia selalu bukan? Alhamdulillah di akhir pekan pertama September ini aku bisa kembali menyapa sahabat semua di rumah mayaku ini.
Setelah kemarin berbagi cerita pengalaman kami di Sultanahmet Square, maka kali ini aku lanjutkan cerita perjalanan umrah plus Turki kemarin, khususnya saat kunjungan kami ke Ortakoy dan menyusuri Selat Bosphorus.
Suatu Pagi di Alun-alun Ortakoy
Selasa pagi 7 Mei 2024 lalu rombongan kami meninggalkan hotel sekitar jam 7 pagi setelah sarapan, dan lokasi pertama yang kami datangi hari itu adalah Desa Ortakoy.
Ortakoy merupakan sebuah kawasan cantik di Distrik Besiktas Istanbul yang terletak di tepi Selat Bosphorus pada sisi benua Eropa nya, tepat di bawah Jembatan Bosphorus yang pertama. Dalam bahasa Turki nama desa ini berarti ‘desa di tengah’ karena berada di tengah Selat Bosphorus. Kawasan ini ramai dikunjungi oleh turis maupun warga lokal, terutama saat weekend ataupun sore hari untuk melihat sunset.
Bus yang membawa rombongan kami menurunkan kami di tepi jalan utama, selanjutnya kami berjalan kaki melalui sebuah jalan yang lebih kecil menuju alun-alun desa ini. Permukaan jalannya tidak di aspal melainkan terbuat dari susunan batu-batu yang menimbulkan suasana jadul dan juga di sisi kanan kiri jalan kecil itu dipenuhi toko-toko souvenir maupun cafe-cafe dan toko es krim serta makanan ringan lainnya.
Tak sampai 15 menit berjalan kaki akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang disebut alun-alun Ortakoy. Sebuah ruang terbuka di tepi Sungai Bosphorus dengan bangku-bangku taman tempat pengunjung dapat duduk-duduk santai menikmati sinar mentari (Bhs. Jawa : Dhedhe) sambil ngobrol, ngemil, ataupun berfoto-ria dengan latar-belakang pemandangan Jembatan Bosphorus dikejauhan, seperti yang banyak kulihat dilakukan pengunjung di pagi itu.
Dari alun-alun itu kami pun berjalan kaki menikmati suasana pagi di Ortakoy, melewati deretan cafetaria dan toko souvenir lainnya, menyusuri jalanan berpaving hingga ke ujung lain dermaga yaitu di sisi sebuah bangunan tua nan cantik yang terletak di tepi Selat.
Buyuk Mecidi Camii / Sultan Abdulmecid Camii / Masjid Sultan Abdulmejid ini merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Ustmaniyah yang dibangun dengan menggunakan arsitektur Neo-Barok pada tahun 1854M atas perintah Sultan Abdulmejid dan dibuka sejak tahun 1856M.
Detil arsitekturnya yang cantik dan lokasinya tepat di tepian Selat Bosphorus yang menawarkan pemandangan indah membuat masjid ini menjadi salah satu ikon Ortakoy yang ramai dikunjungi wisatawan untuk berfoto-ria.
Ohya selain Eskrim yang banyak ditawarkan pedagang di daerah ini adalah Wafel dan juga Kumpir (semacam Kentang Panggang khas daerah ini). Sayangnya kondisi perut masih full pagi itu hingga lebih memilih jalan-jalan dibanding jajan, namun saat ini aku sedikit menyesal karena tak menggunakan kesempatan itu untuk mencicip Kumpir kuliner khasnya..
Setelah kunjungan ke Ortakoy ini, kami melanjutkan kunjungan ke lokasi selanjutnya watu itu yaitu ke Anitkabir dan Makam Eyuup Sultan.
Susur Selat Bosphorus di Suatu Siang
Kalau jalan-jalan pagi di Ortakoy kami lakukan pada 7 Mei 2024 lalu, kegiatan mengasyikkan lainnya yaitu menyusuri Selat Bosphorus dengan menggunakan kapal baru kami lakukan keesokan siangnya.
Setelah pulang dari kunjungan ke Istana Topkapi, pada Rabu 8 Mei 2024 lalu itu rombongan kami pun menuju daerah Dermaga Tanduk Emas untuk menaiki kapal yang akan membawa kami menyusuri Selat Bosphorus. Ohya..itu adalah agenda wisata kami yang terakhir di Turki sebelum sorenya menuju Bandara untuk kembali ke Indonesia melalui Malaysia.
Sekitar 1 jam kami menyusuri Selat Bosphorus yang memisahkan daerah Eropa dan Asia pada Negara Turkiye itu. Senang rasanya terayun-ayun perlahan di atas air sungai yang biru, menikmati pemandangan tepi Selat baik di Turki bagian Eropa maupun Asia. Terlihat beberapa lokawisata yang belum kami kunjungi, dalam hati berharap semoga kelak bisa kembali ke sana dan mengunjungi nya. Aamiin..
Sahabat Lalang Ungu, itulah sekelumit cerita pengalaman kami saat Umrah Plus Turki beberapa waktu lalu terutama saat mengunjungi Ortakoy dan Selat Bosphorus. Sampai jumpa di cerita perjalanan selanjutnya (a.l kunjungan ke Istana Topkapi) ya..
Pingback: Catatan Perjalanan Umrah Plus Turki 17 Hari (13): Berkunjung ke Istana Topkapi |