LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Grand Launching Buku PULIH : Tak Sekedar Acara Launching Buku Biasa

| 26 Comments

Grand Launching Buku PULIH : Tak Sekedar Acara Launching Buku Biasa. Hai, Sahabat Lalang Ungu apa yang ada di benak kalian ketika mendengar / membaca kata ‘pulih‘? Kalau aku sendiri, langsung terbayang rasa bahagia. Ya, siapa yang tak bahagia bila kondisi telah membaik kembali seperti semula? Entah itu sembuh dari sakit, atau keadaan berjalan normal kembali setelah sebelumnya kacau balau. Sebagaimana pengertian ‘pulih’ dalam KBBI yaitu kembali (sehat, baik) seperti semula; sembuh / baik kembali (tentang luka, sakit, kesehatan); menjadi baik / baru lagi.

Ada apa ini kok tiba-tiba membahas tentang pulih?

Jadi begini, beberapa waktu lalu aku sempat membaca di FB grup IIDN tentang pre order sebuah buku antologi terbaru IIDN yang berjudul PULIH. Tampilan bukunya manis dan eye catching dengan judul dan bunga-bunga berwarna kuning ceria di atas latar belakang putih nan elegan. Tapi yang lebih membuatku penasaran adalah sub judulnya, yaitu “Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental”. Waaah..pastinya itu bukan suatu perjalanan yang mudah, namun sepertinya akan ada banyak hikmah yang bisa kita ambil.

PULIH
Buku antologi IIDN (foto milik grup FB IIDN)

Sayangnya -karena satu dan lain hal- aku belum bisa ikut PO / meminang buku itu, meskipun benar-benar merasa penasaran dengannya. Eh, pucuk dicinta ulam tiba, beberapa hari kemudian ada undangan untuk mengikuti webinar zoom launching buku itu bagi blogger yang berminat dan kesempatan mengikuti semacam lomba dengan salah satu hadiahnya adalah Buku Pulih! Langsung daftar deh aku, dan amat sangat tidak menyesal, karena acaranya benar-benar mengasyikkan! Penasaran? Nih..ikuti terus ceritaku ya…

Grand Launching Buku Pulih

Setelah pada tanggal 9 & 10 Oktober dilaksanakan acara soft launching buku Antologi Pulih, acara selanjutnya adalah grand launching Buku Pulih yang  dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 melalui webinar zoom mulai pukul 19.00 WIB.

Ada Bincang Pulih di Grand Launching Buku Pulih (Foto : grup FB IIDN)

Yang membuat istimewa acara “Bincang Pulih” ini adalah hadirnya 3 narasumber keren yaitu Widyanti Yuliandari selaku Ketua Umum IIDN, Intan Maria Halim, S.Psi founder  Ruang Pulih dan dr. Maria Rini I, Sp. KJ seorang psikiater. Sudah terbayang betapa bergizinya acara ini, bukan? 🙂

Pra Acara Grand Launching

Keistimewaan itu sudah kurasakan sejak sebelum acara dimulai. Pada Sabtu pagi, para peserta diperkenalkan dengan Mandala Self-love berupa sebuah lingkaran berpola artistik yang terdiri dari susunan bentuk-bentuk hati, polos / tidak berwarna.  Nah, kami diminta mewarnai gambar itu dengan pilihan warna sesuka hati, hasilnya untuk ditampilkan pada acara webinar Bincang Pulih.

Mandala Self-love polos

Inilah Mandala Self-love polos yang harus diwarnai peserta

Meski saat itu belum jelas benar bagiku maksud dari tugas tersebut, aku tetap melaksanakan dengan senang hati. Yah anggap saja relaksasi dengan mewarnai, hal yang seingatku telah bertahun-tahun tidak kulakukan. Sampai-sampai di rumah kami tidak mempunyai pensil  ataupun spidol warna! 🤣

Mewarnai Mandala

Asyik juga ternyata mewarnai Mandala sesuka hati kita 😊

First Mandala Self-love

Taraaaa… this is it : my first Mandala Self-love 😊

Bincang Pulih pada Grand Launching Buku Pulih

Malam harinya, tepat pukul 7 malam aku merapat di ruang zoom dan mengikuti acara yang berlangsung seru hingga sekitar pukul 9 malam. Berturut-turut ketiga narasumber menyampaikan materi yang ‘renyah namun bergizi tinggi’, mulai dari mba Widyanti, Bu dr. Maria hingga mba Intan.

Dari Ibu dokter Maria yang lembut dan kalem cara bicaranya, aku mendapat pencerahan tentang peran komunitas dalam kesehatan jiwa/mental. Manusia adalah makhluk sosial, yang sesuai kodratnya memerlukan orang lain untuk memberikan dan mendapatkan cinta dan perhatian, yang penting bagi kesehatan jiwanya. Komunitas bisa mengambil peran dalam hal ini, berkontribusi untuk mendukung kesehatan mental anggota-anggotanya. Setiap orang berhak atas kesehatan jiwa raga, demikian pernyataan yang digarisbawahi oleh dr. Maria.

Adeeeem rasanya mendengar uraian dari Ibu dr. Maria ini..

Sedangkan mba Intan Maria Halim Sang Founder Ruang Pulih mengajak kita untuk menyadari bahwa segala trauma bukanlah karena kesalahan diri kita, tetapi usaha untuk pulih adalah tanggung jawab kita masing-masing. Sejatinya penyelesaian dari setiap masalah sudah ada pada diri masing-masing, hanya seringkali hal itu kabur / tertutup. Di sinilah peran konselor / pendamping, untuk membantu menguak tabir dan menemukan solusi atas permasalahan kita.

Pesan khusus dari mba Intan nih…

Tentang Mandala Self-love, mbak Intan menyebut itu merupakan bagian dari art therapy. Nah art theraphy itu sendiri aku membaca dari web gooddoctor bahwa itu adalah salah satu jenis terapi yang menggunakan teknik kreatif (menggambar, melukis, mewarnai, membuat kolase, dll) untuk membantu seseorang mengekspresikan dirinya secara artistik, dan memeriksa nada psikologis dan emosionalnya melalui hasil karya seni yang mereka buat itu.

Menurut mba Intan, mewarnai Mandala self-love ini melatih kita untuk mindfulness, membantu kita menciptakan jeda dari segala kesibukan yang ada, hadir penuh pada SAAT INI, mengekspresikan emosi kita dengan warna.

Saking serunya bahasan ini, pertanyaan muncul beruntun dan belum semua terjawab malam itu. Oleh karenanya, setelah acara Bincang Pulih mba Intan berkenan memberikan sesi tambahan khusus membahas Mandala Self-love melalui WA grup selama beberapa jam pada hari Minggu siang. Terima kasih, mba Intan yang bersedia memberikan tambahan penjelasan bahkan mengulas hasil pewarnaan Mandala dari peserta. Bagaimana dengan hasil pewarnaan Mandalaku? Hmm..kasih tahu nggak yaa?? 😊

Tentang Buku Pulih

Kisah Perjalanan Penyusunan Buku Pulih dijelaskan oleh Ketua Umum IIDN

Latar Belakang Penyusunan Buku Pulih

Nah, sebagian rasa penasaranku atas buku antologi Pulih ini terjawab ketika Ketua Umum IIDN mba Widyanti Yuliandari menjelaskan perjalanan terbitnya buku ini.

Ternyata ide awal penerbitan antologi ini adalah dari pengamatan Ketua Umum IIDN bahwa selama ini cukup banyak tulisan teman-teman -baik di blog atau sosial media- yang menyiratkan kegalauan / kegelisahan. Konon, tulisan adalah cerminan jiwa penulisnya, jadi apakah mungkin ada permasalahan / trauma mental penulisnya yang terpendam menunggu terungkap? Pengamatan itulah yang kemudian memunculkan ide tema antologi terkait mental illness.

Mengingat sebuah antologi seharusnya bisa memberikan banyak hal, termasuk untuk penulisnya dan bahwa penulisan tentang masalah mental / kejiwaan ini bisa menjadi katarsis / memunculkan kembali beban mental penulis, maka pengurus IIDN bekerjasama dengan konselor untuk mendampingi para penulis dari naskah terpilih nantinya.

Demikianlah maka pada awal tahun diumumkan seleksi naskah untuk antologi ini, khususnya bagi anggota IIDN dan tanggapan dari anggota bagus, terbukti dengan masuknya cukup banyak naskah untuk diseleksi.

Kontributor Buku Pulih

Kenapa perlu dilakukan seleksi naskah? Tentunya agar antologi ini kelak berisi kisah-kisah inspiratif dan bukan kisah-kisah yang justru menebar aura negatif yang bisa mempengaruhi pembacanya.

Pada akhirnya terpilih naskah dari 25 kontributor yang merupakan anggota IIDN, ada yang menceritakan kisah pribadinya, ada pula yang menuliskan perjalanan hidup dari orang lain. Dari masalah-masalah kesehatan mental yang dituliskan itu, sebagian sudah selesai / teratasi, namun ada pula yang masih dijalani / belum sepenuhnya ‘selesai’. Untuk itu, kontributor dibagi dalam 2 kelompok : yang sudah pulih dan yang belum. Untuk kelompok yang belum pulih ini diberikan pendampingan oleh dr. Maria selaku psikiater dan juga mba Intan dari Ruang Pulih.

Di luar acara ini, kami juga berkesempatan mendengarkan pembacaan beberapa bagian dari tulisan salah seorang kontributor. Sungguh indah. Pemilihan kata beliau saat menceritakan luka hatinya akibat kehilangan suami terkasih, menimbulkan rasa haru yang dalam. Begitu pula rangkaian katanya ketika berusaha bangkit dari keterpurukan karena sadar keempat buah hatinya membutuhkan Sang Ibu untuk tetap kuat, mengajak pembaca untuk merasakan upaya besarnya itu. Kisah ini ditutup dengan upaya-upaya healing yang dilakukannya dan berhasil membuatnya pulih kembali, demi para buah hatinya. Duuh..terharu sekaligus salut akan ketegaran beliau!

Demikianlah, ternyata dari buku Pulih ini kita tidak hanya bisa membaca tentang masalah-masalah kesehatan mental yang dialami / diceritakan penulis, namun sekaligus mengetahui proses bangkit dan pulih dari masalah-masalah tersebut, yang mungkin bisa menginspirasi kita bila kita menemui / ingin membantu orang dengan permasalahan yang sama.

Pemesanan Buku Pulih

Nah bagaimana teman, tertarik untuk memiliki buku antologi keren ini? Kalau aku sih iyaa.. 🙂 Oya, cara pemesanannya mudah ternyata… Kita bisa menghubungi mbak Fitria Rahma dari IIDN selaku PJ proyek buku antologi ini, atau bisa juga melalui salah satu kontributor antologi ini. Masa PO tahap 2 masih berlangsung nih.. capcus pesan yuuuk…

Pre order  tahap 2 Buku Pulih masih berlangsung hingga 5 Nopember 2020 lho.. (Foto : Grup FB IIDN)

Sahabat Lalang Ungu, itulah cerita pengalamanku mengikuti acara Grand Launching Buku PULIH, sebuah acara yang tak sekedar launching  buku biasa. Terima kasih untuk segenap pengurus IIDN atas kesempatan berharga ini, juga kepada para narasumber yang telah membawakan materi yang bernas. Semoga sukses selalu untuk IIDN, Ruang Pulih dan segenap kontributor buku ini. Aamiin…

26 Comments

  1. Pingback: Baca Buku Pulih : Memetik Hikmah di Tiap Kisah |

  2. Pingback: Merasakan Manfaat Mewarnai Bagi Orang Dewasa Bersama Faber Castell 'Colour Your Own Totebag'

Leave a Reply

Required fields are marked *.