LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Kunjungan ke Keraton & Taman Sari

Diantar Si Thole Mengunjungi Keraton dan Taman Sari Yogyakarta

| 22 Comments

Salam jumpa Sahabat Lalang Ungu… Bagaimana kabar hari ini? Semoga tetap sehat dan bahagia yaa… Sahabat, kali ini aku akan menuliskan kenangan kunjungan kami ke Yogyakarta di akhir tahun 2022 kemarin.

Dalam perjalanan singkat waktu itu, selain berkunjung ke Lorong Sayur Juminahan dan juga tempat pengolahan Mie Alamie, kami sempat berkunjung ke 2 wisata Yogyakarta yaitu Keraton Yogyakarta dan Taman Sari. Yuk ikuti cerita kunjungan kami sejak dari terminal Ngabean, Keraton, Taman Sari hingga kembali ke Ngabean.

Kunjungan ke Keraton & Taman Sari

Diantar Si Thole mengunjungi Keraton dan Taman Sari Yogyakarta

Shuttle Si Thole

Tujuan wisata kami adalah ke Keraton Yogyakarta dan Taman Sari. Karena menggunakan bus, dari penginapan di daerah Malioboro kami tidak bisa langsung sampai ke lingkungan Keraton, melainkan transit di taman parkir Ngabean, lalu menggunakan shuttle Si Thole  menuju Keraton dan Taman Sari PP.

Kendaraan ini mudah ditemukan dengan bentuknya yang khas yaitu microbus berwarna hijau cerah dengan banyak jendela sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan selama perjalanan. Oya, armada Si Thole ini dikelola oleh koperasi dan beroperasi untuk rute kawasan Njeron Beteng : Keraton, Taman Sari, Sonobudoyo, dll. Harga tiketnya Rp 5.000,- per orang sekali jalan atau tiket terusan Rp 15.000,- Untuk 1 mobil muat 15 orang dewasa.

Si Thole Shuttle Bus Jogja

Di antar Si Thole dengan rute : Ngabean – Keraton -Tamansari – Ngabean

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Obyek wisata Keraton Yogya atau tepatnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di  pusat kota Jogja, tepatnya di Jl. Rotowijayan Blok No 1 Panembahan, Kec Keraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mulai dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 M dan sampai saat ini masih menjadi tempat kediaman resmi Sultan. Kawasan Keraton meliputi seluruh area di dalam Benteng Baluwarti, alun-alun Utara & Selatan, gapura gladag, kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta dan tentunya area kedhaton / bagian inti Keraton yang luasnya sekitar 14 hektar.

Pada kunjungan kemarin kami memilih untuk didampingi guide yang sudah disediakan oleh Dinas Pariwisata setempat, agar dapat lebih mengenal tentang Keraton, bagian-bagiannya dan juga sejarahnya.

Alhamdulillah ibu pendamping memberikan penjelasan dengan runtut dan gamblang sehingga kami sangat menikmati kunjungan tersebut. Dimulai dari pelataran Kamandungan Lor atau sering disebut juga sebagai pelataran Keben karena ada pohon Keben besar di pelataran ini. Di sini ada  Bangsal Pancaniti, Bale Antiwahana dan Bale Pacaosan. 

Kunjungan ke Keraton Jogja

Di dampingi guide memulai kunjungan Keraton Jogja

Kemudian melalui regol Kamandungan menuju ke pelataran selanjutnya yaitu pelataran Srimanganti di mana terdapat bangunan Bangsal Srimanganti (saat ini digunakan untuk pertunjukan seni), bangsal Trajumas (penyimpanan beberapa benda pustaka Keraton) dan bangunan-bangunan pendukung lainnya.

Bangsal Trajumas

Bangsal Trajumas, salah satu bangunan di Pelataran Srimanganti

Bangsal Srimanganti

Pertunjukan Wayang Kulit di Bangsal Srimanganti siang itu

Pelataran Srimanganti

Sebagian Pelataran Srimanganti dengan Regol Danapratapa untuk menuju Pelataran Kedhaton

Dari Srimanganti selanjutnya kami menuju kedhaton yaitu pelataran utama Keraton yang mempunyai 2 bangunan utama yaitu Bangsal Kencana dan Gedhong Prabayaksa serta bangunan-bangunan pendukung lainnya, antara lain Gedhong Jene, Bangsal Mandalasana, dll. Bangsal Kencana digunakan sebagai tempat upacara-upacara penting, letaknya berhadapan dengan Kasatriyan. Sedangkan Gedhong Jene atau gedung kuning dahulu merupakan rumah tinggal Sri Sultan namun sekarang difungsikan sebagai kantor resmi Sultan dan tempat menerima tamu-tamu resmi Keraton.

Gedhong Jene

Gedhong Jene di Pelataran Kedhaton Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Bangsal Kencono

Bangsal Kencana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Bangsal Mandalasana

Bangsal Mandalasana salah satu bangunan di Pelataran Kedhaton tempat pertunjukan musik

Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Museum yang didirikan untuk mengenang dan sebagai penghormatan terhadap Sri Sultan Hamengkubuwono IX ini merupakan salah satu dari beberapa museum yang ada di Keraton ini, diresmikan sejak 18 November 1990 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Di dalam museum ini pengunjung diajak untuk lebih mengenal sosok Hamengkubuwono IX yang bukan hanya tokoh lokal karena merupakan Sultan Yogja namun juga tokoh nasional, salah seorang Wakil Presiden Republik Indonesia.

Isi Museum HB IX Yogyakarta

Sebagian isi Museum Hamengkubuwono IX di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Museum HB IX Yogyakarta

Suasana di Museum Hamengkubuwono IX siang itu

Selain foto-foto dokumentasi,  perlengkapan pribadi maupun perlengkapan Keraton yang digunakan oleh Sultan HB IX, dalam museum ini juga terdapat regalia yaitu benda-benda pusaka yang melambangkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang Sultan dalam memimpin negara dan rakyatnya.

Regalia Hardawalika

Regalia Hardawalika (naga) melambangkan kekuatan, salah satu sifat yang harus dimiliki Sultan sebagai pemimpin

Waktu dhuhur sudah tiba ketika kami selesai berkeliling museum dan area Keraton, setelah berpamitan dengan ibu pendamping kami pun bergegas kembali keluar melalui pelataran Keben, dan mampir ke masjid Rotowijayan untuk sholat dhuhur sebelum ke Tamansari.

Pesanggrahan Taman Sari

Selanjutnya Si Thole mengantar kami meninggalkan Keraton menuju ke Taman Sari di daerah Patehan Kec Keraton Kota Yogyakarta. Oya ini adalah kunjungan pertama ku ke tempat wisata ini, meskipun sudah berkali-kali ingin ke sana setiap kali ke Jogja sebelumnya tapi ada saja halangan sehingga aku antusias dengan kunjungan kali ini.

Gerbang Tamansari

Gerbang Taman Sari Yogyakarta

Taman Sari ini merupakan sebuah taman air yang dahulu terletak di dalam benteng, mulai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan Sultan dan keluarga.

Kolam-kolam luas dengan air nan jernih serta latar belakang dinding benteng dan ornamen-ornamen yang ada di Taman Sari ini memang membuat hasrat pepotoan menyala-nyala 😁 Ada 3 kolam besar di Taman Sari, yaitu Umbul Panguras (untuk raja), Umbul Kawitan (untuk putri-putri raja) dan Umbul Pamucar (untuk selir-selir raja).

Kolam Pemandian Taman Sari

Taman Sari : Dulu, ini kolam pemandian Sultan dan keluarga nya.

Sebenarnya di Taman Sari masih banyak spot-spot yang belum kulihat siang menuju sore kala itu, ada Sumur Gumuling, Gedong Kenanga, Gapura Panggung, yang menurut foto-foto yang kulihat dan ulasan yang kubaca sebelumnya semuanya cantik dan menarik untuk dikunjungi. Namun karena satu dan lain hal kemarin aku tak dapat melihat semuanya. Mudah-mudahan berkesempatan datang lagi untuk eksplor tempat wisata yang cantik ini.

Gapura Agung Taman Sari Yogyakarta

Gapura Agung Taman Sari

Guide yang mengantar kami mengingatkan bahwa batas akhir jam operasional Si Thole dari Taman Sari segera akan tiba, itu sebabnya setelah berpose bersama dengan latar belakang Gapura Agung Taman Sari itu kami pun bergegas menuju pintu keluar dari Taman Sari menuju halte Si Thole. Perjalanan menuju halte itu melewati pedagang-pedagang cinderamata, dan gang pemukiman penduduk sekitar Taman Sari.

Belanja Cinderamata Tamansari

Keluar dari Taman Sari jangan lupa belanja cinderamata dulu ya..hehe..

Nah Sahabat Lalang Ungu, itulah cerita jalan-jalan singkat kami ke Keraton Yogyakarta dan Taman Sari, dengan di antar Si Thole. Asyik juga lho..lain kali ingin juga menggunakan jasa Si Thole untuk mengunjungi tempat wisata lain di Yogyakarta misalnya Museum Sonobudoyo, Taman Pintar, dll.

Apakah kalian juga sudah mengunjungi tempat-tempat wisata ini? Yuk bagi kisahnya di kolom komen yaa ..

22 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.