LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Citizen Journalism |Kelas ke-47 Akber Pekalongan bersama Maman Suherman

| 7 Comments

Kang Maman Suherman berbagi inspirasi tentang Jurnalisme Warga

Kang Maman Suherman berbagi inspirasi tentang Jurnalisme Warga di Kelas ke-47 Akber Pekalongan

Akademi Berbagi adalah sebuah gerakan sosial pendidikan, wadah belajar, berbagi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan inspirasi, yang telah ada sejak tahun 2010 dan saat ini telah ada di 28 kota se-Indonesia.

Demikian pula di Kota Pekalongan, telah ada Akademi Berbagi (Akber) Pekalongan sejak tahun 2012, dan telah mengadakan kelas demi kelas sejak saat itu hingga saat ini, telah 47 kelas diselenggarakannya.

Meskipun sudah cukup lama tertarik untuk mengikuti kelas-kelas tersebut, baru pada hari ini aku berkesempatan menjadi peserta, yaitu pada Kelas ke-47 yang diselenggarakan pada hari Sabtu sore, tanggal 24 Oktober 2015 jam 15.30 WIB s/d selesai dan bertempat di salah satu ruangan Museum Batik Kota Pekalongan.

Senang sekali dapat menimba ilmu di kesempatan ini, terlebih karena materi nya adalah tentang CITIZEN JOURNALISM yang disampaikan oleh Maman Suherman. Tahu kan, siapa itu Maman Suherman ?

Pria kelahiran Makassar ini adalah seorang jurnalis, penulis buku, penggagas Panasonic Gobel Awards, mantan Pimpinan Redaksi Kompas Gramedia dan juga presenter acara talkshow “Matahati” di Kompas TV.

Menurut beliau, menulis adalah sebuah tugas kemanusiaan, penyampaian risalah / pengabaran. Oleh karena itu, ada etika yang harus benar-benar dijaga. Karena penyampaian sebuah informasi yang benar akan membantu, namun sebaliknya jika informasi yang disampaikan salah, maka akan menyesatkan.

Jurnalisme Warga, saat ini semakin banyak berkembang dan dipilih oleh banyak orang, bahkan bisa menjadi sumber penghasilan, apalagi di era sosial media ini. Namun demikian, jurnalisme warga tetap tak boleh lepas dari prinsip jurnalistik itu sendiri, yaitu : hasilnya adalah untuk kepentingan publik.

Meskipun tidak terikat pada kode etik jurnalistik secara umum, namun seorang Jurnalis Warga yang baik harus memperhatikan “5W1H” – Who, What, When, Where, Why & How – dalam melakukan tugasnya, baik itu menyampaikan berita maupun opini.

Who – harus benar-benar jelas siapa yang diberitakan. Jangan sampai salah menulis nama tokoh maupun narasumber berita. Ini hal yang terlihat sepele, namun bisa menimbulkan akibat yang cukup fatal.

What – harus benar memberitakan tentang FAKTA, yaitu sesuatu yang benar-benar dilihat ataupun didengarnya, bukan bersifat “katanya”.

When – detil waktu juga harus disampaikan dengan benar, sampai ke tanggal dan jam kejadian, akan lebih baik.

Where – sebagaimana penyampaian waktu, penyampaian lokasi / tempat kejadian juga perlu dilakukan secara detil sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi pembaca / penerima berita.

Why – perlu digali terlebih dahulu sebab terjadinya suatu kejadian / hal-hal yang melatarbelakangi suatu kondisi.

How – demikian pula mengenai bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Sangat penting bahwa tidak boleh ada rekayasa dan benar-benar hanya fakta yang dilaporkan.

Selain penerapan  5W1H tersebut, untuk menjadi seorang Jurnalis Warga yang baik perlu pula menerapkan 5R berikut ini :

  1. Read – harus banyak membaca. Dengan banyak membaca akan membuka wawasan dan menghasilkan banyak ide.
  2. Research – riset merupakan hal yang harus dilakukan sebelum dan selama penulisan / penyampaian laporan.  Melalui riset dapat memperkaya bahan tulisan / laporan.
  3. Reliably – laporan yang disampaikan harus dapat diandalkan. Untuk itu harus berdasarkan fakta dan data yang akurat.
  4. Reflecting – laporan yang disampaikan harus menggambarkan secara utuh / tidak setengah-setengah.
  5. ( W )rite – menuliskan kebenaran.

 

Pada intinya, Jurnalis Warga mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan. Namun seorang jurnalis yang baik harus tetap mengutamakan etika, menerapkan 5W1H serta 5R . Dengan demikian ia bisa menjadi seorang penulis yang baik, yaitu yang mampu memperkaya & mencerahkan pembacanya.

Oya, menurut beliau, jika kesulitan / tidak memungkinkan menyampaikan fakta secara nyata, dapat disamarkan melalui fiksi. Contohnya salah satu buku beliau yang berjudul Re:  sebuah novel yang berdasarkan Skripsi beliau pada Jurusan Kriminologi FISIP-UI.

Jadi bagaimana, ada yang tertarik menjadi Jurnalis Warga ?

Sesi foto bersama Kelas ke-47 Akber Pekalongan

Sesi foto bersama Kelas ke-47 Akber Pekalongan

Terima kasih tanda tangan & pesannya, Kang Maman..

Terima kasih tanda tangan & pesannya, Kang Maman..

7 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.