Melanjutkan cerita dari post sebelumnya, setelah pembukaan Super Camp Famtrip Batang 2019 dan sharing session oleh Pembina GenPI Jateng, acara dilanjutkan dengan eksplor singkat dua destinasi wisata yaitu Wisata Alam Sikembang dan Forrest Kopi. Nah ini dia cerita serunya ikut Super Camp Famtrip Batang 2019 selanjutnya.
Baca juga : Serunya ikut Super Camp Famtrip Batang 2019 (1)
Wisata Alam Sikembang
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku berkunjung ke lokawisata ini. Saat pergantian tahun 2017/2018 aku pernah berkunjung ke sini bersama keluarga. Dan rupanya dalam waktu hampir 2 tahun ini sudah ada banyak perkembangan dalam pengelolaan lokawisata ini. Salut deh.
Lokasi & Jam operasional Wisata Alam Sikembang
Salah satu destinasi wisata alam Batang yang mulai dibuka sejak 2016 ini letaknya adalah di Dukuh Kebaturan, Kembanglangit, Blado, Batang. Dari alun-alun Batang kalian bisa ambil arah selatan menuju Bandar, hingga tiba di Pesantren Tazaka. Nah dari sini ambil jalan yang kanan saja, karena kalau ke kiri itu ke Pagilaran. Jalur ke Dieng ini akan terus menanjak, hingga nanti kalian sampai di Dusun Kebaturan, Sikembang Park ini ada di pinggir jalan kok..
Wisata alam ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.30, kecuali di kawasan Camping Groundnya ya.. Dengan HTM Rp. 3.000,- saja kalian sudah dapat masuk ke taman ini.
Ada apa saja di Sikembang Park Batang?
Menurutku, wisata Sikembang ini cukup kumplit. Inilah beberapa hal menarik yang dapat kita temui di Sikembang :
Spot pepotoan instagramable. Banyak spot-spot pepotoan cakep di tengah hutan Pinus Sikembang ini, sebagaimana yang banyak ditemui di tempat-tempat wisata kekinian lainnya yang ‘dituntut’ instagramable. Hamock susun, Payung terbang, Jembatan bambu, Rumah pohon, dll.
Gardu pandang. Dari atas gardu pandang ini, pengunjung dapat melihat keindahan alam di sekitar atau berfoto dengan latar belakang pemandangan sekitar.
Camping Ground. Nah bagi yang ingin merasakan suasana malam atau awal hari di hutan Pinus maka berkemah di area kemping Sikembang ini tentunya menjadi salah satu solusinya. Dan Alhamdulillah aku kemarin telah menikmati pagi di Sikembang ini ☺
Area Outbound anak. Di area ini ada 18 jenis alat permainan yang dapat digunakan oleh anak-anak usia TK/Paud dengan hanya membayar HTM Rp 35.000/anak. Bila berombongan minimal 20 orang dapat melakukan outbound dipandu instruktur dari sini.. Asyik, bukan?
https://www.instagram.com/p/B11UxxOHtb6/?igshid=1fesdx5qr67fx
Off road. Ada 2 jalur off road yang dapat kalian coba di Sikembang ini, teman. Ada jalur ringan sekitar 1 km yang dapat ditempuh tak sampai 1 jam untuk satu kali putaran dan ada pula jalur ekstrim yang membutuhkan waktu seharian untuk ditempuh. Kalian cukup membayar Rp 50.000/mobil (max 4 orang) untuk jalur ringan sedangkan untuk jalur ekstrim Rp. 300.000/orang. Nah..pilih mana? Hehe..
Pinus Kopi. Nah, salah satu yang baru di Sikembang ini adalah kedai kopi atau coffee shop bernama Pinus Kopi ini. Kedai mungil berdinding bata dicat putih dengan penataan interior yang simple namun manis. Selain menikmati kopi khas setempat kalian juga bisa memesan camilan ataupun mie sebagai pengganjal perut. Kedai ini buka setiap hari sejak pukul 10 pagi hingga pukul 10 malam.
Forest Kopi
Menjelang maghrib kita kembali menaiki mobil Dalmas, kali ini menuju sebuah kedai kopi yang sedang hits di Batang dan sekitarnya.
Sore telah benar-benar berganti malam ketika kami sampai di kedai kopi yang masih di kawasan Desa Kembanglangit itu. Lampu-lampu kecil telah menyala..mengarahkan jalan menuju sebuah bangunan di tengah hutan Pinus yang bernama ‘Forest Kopi’.
Ooo..ini dia kedai kopi yang lagi hits di daerah kami. Hm, akhirnya sampai juga aku di sini, untuk melepas rasa penasaran..apa sih yang membuat tempat ini menarik banyak pengunjung yang rata-rata datang dari jauh?
Rasa penasaranku perlahan tapi pasti terjawab sudah. Pemandangan yang terlihat di Forest Kopi sejak dari lantai 1-5 seolah menjeritkan jawab itu. Ditambah lagi penampilan sebuah grup band di salah satu sudut kafe yang memainkan lagu-lagu keren yang menambah asyik suasana malam itu.
Suasana terasa hangat dan santai. Hang out di kafe tengah hutan, menikmati minuman hangat dan camilan / makanan yang dipesan sambil berinteraksi hangat dengan teman duduk, entah itu sahabat, kerabat ataupun orang-orang kesayangan. Rupanya suasana inilah yang menarik dan mendatangkan banyak pengunjung. Belum lagi penataan kafe yang elegan dipermanis lampu-lampu membuat suasana makin romantis. Ahaay..
Penjelasan dari owner maupun pengelola Forest Kopi pada sesi tanya jawab seakan mengkonfirmasi kesimpulanku itu, bahwa memang suasanalah yang dibangun sedemikian rupa untuk menjadi daya tarik utama kedai kopi yang baru mulai beroperasi sejak 11 April 2019 ini. Ngopi di kedai yang menyatu dengan alam dan mengedepankan nuansa tradisional, itulah branding yang dibangun Forest Kopi.
Ohya jangan mengeluh akan kenyataan tak ada sinyal WiFi di Forest Kopi. Hal ini memang disengaja. Mba Intan Narulita -yang mengelola Forest Kopi bersama Sang suami Nanang Faturohman- menjelaskan bahwa dengan tidak adanya WiFi ini diharapkan pengunjung berinteraksi dengan sesamanya secara lebih intens sehingga acara kebersamaan di Forest Kopi ini menjadi lebih hangat tanpa diselingi kesibukan berinternet ria atau setidaknya asyik WAnan masing-masing 😊
Sayangnya, malam terasa berlalu dengan cepat. Makan malam yang disajikan kami santap dengan lebih nikmat diiringi lagu-lagu asyik dari Jovens dan dilanjutkan dengan sharing session dari pengelola Forest Kopi yang nggak pelit berbagi ilmu & informasi, sebelum pulang sempat melongok ke dalam Rumah Joglo yang berfungsi sebagai ‘ruang produksi’ Forest Kopi. Lalu tiba saatnya kami harus meninggalkan kedai kopi unik ini, dengan penuh kenangan..
Rahatan malam di Sikembang
Pulang dari Forest Kopi hati masih merasa hepi..dan semakin hepi ketika sesampainya di camping ground Sikembang disambut alunan live musik oleh “Sevenday” di panggung utama..
Setelah menyelesaikan kewajiban kepada Sang Pencipta maka akupun bergabung dengan teman-teman lain yang sudah meramaikan area depan panggung utama. Wah..pas beneer..rupanya saat itu sahabat kami Noorma Cah Kesesi Ayu Tea sedang menyumbangkan suara emasnya. Nggak tanggung-tanggung..beberapa lagu dibawakannya dan disambut dengan goyangan gembira oleh penonton.
Malam semakin larut namun peserta Super Camp masih enggan beranjak dari depan panggung, bergoyang badan menikmati lagu demi lagu yang disumbangkan beberapa peserta dari dangdut hingga reggeae. Suasana malam itu benar-benar petjaaaah… 😃😃
Aku lupa jam berapa tepatnya aku dan Ila mengundurkan diri dari rahatan malam itu menuju tenda untuk istirahat. Yang jelas, sebagian teman-teman masih asyik bernyanyi-nyanyi bahkan ada yang menyalakan api unggun. Perlahan keriuhan itu menepi dari alam bawah sadarku..tersaput kantuk dan lelah setelah sesorean wira-wiri mengeksplor lokasi kemping yang asyik ini. Mimpi pun bahkan tak sempat hadir di malam 1 Suro itu 😴😴
Keseruan hari terakhir Super Camp Famtrip Batang 2019 akan kutuliskan di post selanjutnya yaaa… Sampai jumpa teman-teman…
Pingback: Serunya Super Camp Famtrip Batang 2019 (Bag Terakhir) |