Teman, masih ingatkah ceritaku tentang pohon kenangan masa kecil?
Ya, pohon Nangka yang ada di rumah masa kecil kami di Tegalsari Semarang, adalah salah satu pohon penuh kenangan di keluarga kami.
Entah berapa umur pohon ini. pada th 1976 ia telah ada, menyambut kedatangan kami di rumah itu dari kota kelahiran di kaki Merbabu. Seingatku saat itu pohonnya sudah besar dan buahnya pun sudah banyak bergelantungan.
Ia pun menjadi saksi kenakalan kami yang sering menyepelekan kekhawatiran orang-tua yang mendorong mereka untuk melarang kami memanjat pohon itu, namun menikmati sore sambil ngobrol di dahan-dahannya yg kokoh sangatlah mengasyikkan sehingga seringkali kami nekad melakukannya.
Itulah penampilan pohon tua itu di tahun lalu. Batangnya yang tak cukup lagi kami lingkari dengan kedua lengan kami, saat ini menjadi tempat yang nyaman bagi tanaman yang menjadikannya inang yang baik hati. Ya, ada anggrek merpati dan Simbar Menjangan yang tumbuh subur di sana.
Mungkin karena umurnya yang sudah tua, pohon ini sudah jauh berkurang produktifitasnya. Saat aku menulis cerita tentang pohon itu tahun lalu, dia bahkan sudah agak lama tak berbuah lagi. Pasokan Gori (Nangka Muda) ataupun Nangka matang kami peroleh dari pohon lain yang lebih muda umurnya.
Namun ternyata, ketika minggu lalu aku pulang ke rumah masa kecilku itu, si pohon tua ini sedang produktif kembali. Kulihat gori-gori mulai bergelantungan di dahan atas, dan beberapa babal pun masih ada. Alhamdulillah… rupanya si tua ini tak mau kalah dengan rekannya yang masih muda, di bulan penuh barokah ini dia masih ingin memberikan buah untuk kami nikmati….
Terima kasih, Nangka tua tersayang…. 🙂
13 Comments
Leave a reply →