Teman, masih ingatkah ceritaku tentang pohon kenangan masa kecil?
Ya, pohon Nangka yang ada di rumah masa kecil kami di Tegalsari Semarang, adalah salah satu pohon penuh kenangan di keluarga kami.
Entah berapa umur pohon ini. pada th 1976 ia telah ada, menyambut kedatangan kami di rumah itu dari kota kelahiran di kaki Merbabu. Seingatku saat itu pohonnya sudah besar dan buahnya pun sudah banyak bergelantungan.
Ia pun menjadi saksi kenakalan kami yang sering menyepelekan kekhawatiran orang-tua yang mendorong mereka untuk melarang kami memanjat pohon itu, namun menikmati sore sambil ngobrol di dahan-dahannya yg kokoh sangatlah mengasyikkan sehingga seringkali kami nekad melakukannya.
Itulah penampilan pohon tua itu di tahun lalu. Batangnya yang tak cukup lagi kami lingkari dengan kedua lengan kami, saat ini menjadi tempat yang nyaman bagi tanaman yang menjadikannya inang yang baik hati. Ya, ada anggrek merpati dan Simbar Menjangan yang tumbuh subur di sana.
Mungkin karena umurnya yang sudah tua, pohon ini sudah jauh berkurang produktifitasnya. Saat aku menulis cerita tentang pohon itu tahun lalu, dia bahkan sudah agak lama tak berbuah lagi. Pasokan Gori (Nangka Muda) ataupun Nangka matang kami peroleh dari pohon lain yang lebih muda umurnya.
Namun ternyata, ketika minggu lalu aku pulang ke rumah masa kecilku itu, si pohon tua ini sedang produktif kembali. Kulihat gori-gori mulai bergelantungan di dahan atas, dan beberapa babal pun masih ada. Alhamdulillah… rupanya si tua ini tak mau kalah dengan rekannya yang masih muda, di bulan penuh barokah ini dia masih ingin memberikan buah untuk kami nikmati….
Terima kasih, Nangka tua tersayang…. 🙂
July 6, 2014 at 10:19
Munculnya proses munculnya buah pada pohon buah diawali oleh munculnya bunga atau proses pembungaan. Banyak hal yang dapat menghambat pohon buah untuk berbunga, seperti ketersediaan air, suhu lingkungan, dan kelembapan. Setahu saya, Pohon Nangka memerlukan suhu yang tidak terlampau dingin/basah untuk berbunga.
hehe… terima kasih penjelasannya, Mawi 🙂
July 6, 2014 at 10:48
wahhh asyikkk buah nangka’y berbuah lagi dan buah’y banyak pula,jdi ingat di rumah ibu saya di sukabumi disamping rumahnya ada pohon besar,pohon jambu batu tempat bermain masa kecil dulu :),salam hangat dari jakarta….
terima kasih sdh mampir, Aira.. 🙂
July 6, 2014 at 11:34
Masyaallah buahnya banyak bgt mbak… aku siap menampung nih hihihi… :p
silahkan petik sendiri, Diajeng.. hehe…
August 1, 2014 at 18:54
Di Yogya, ada lain yang banyak.
siip laah.. 🙂
July 6, 2014 at 13:08
selamatttt ya 😀
terima kasih…
July 7, 2014 at 16:12
waa.. nangka salah satu buah kesukaan saya, Mbak ^_^ Enak banget kalau buat es buah 🙂
harumnya khas ya Chi… hmm..yummy… 🙂
July 7, 2014 at 21:57
Wah, mantep kie nangkane! Sisani ge aku yo, Bu …
wani pirooo??? 😛
July 9, 2014 at 02:34
aduuuh…jadi pengen sayur nangkaaa nih aku mak hehehe…kayaknya enaaak 🙂
mudah2an di sana bisa nemu sayur Nangka juga ya mak Indah… Nitip sun buat si cantik Obi 🙂
July 9, 2014 at 12:30
taun 76..?
aku belum lahir dong…
Naah.. jadi si Pohon bisa dipanggil Simbah yaa.. hehe..
July 9, 2014 at 14:26
huaaa ada nangkanya besar-besar
msh nangka muda / gori.. Hehe
July 11, 2014 at 18:19
Pohon gudegnya berbuah lebat ya Jeng…hehe jadi ingat rujak babal….
Menyemangati saat produktivitas diri lagi turun nih Jeng.
Alhamdulillah, Bu Prih.. Eh, pripun raosipun rujak babal niku, Bu? *penasaran… 🙂
July 13, 2014 at 03:53
Senangnya punya tanaman yang ada buah nya.
Rumah di kampung bisa ditanami berbagai tanaman yang menghasilkan buah….jika musim petik bisa untuk dimakan keluarga bahkan bisa dibagi pada para tetangga.
Rumah di Jakarta? Masih bersyukur punya rumah di kota, namun halaman nya kecil, jadi ya cuma tanaman di pot saja.
Iya Bu, alhamdulillah… Klo di kota dg halaman terbatas menanamnya TABULAMPOT ya bu.. 🙂
July 31, 2014 at 19:43
Waduh, jadi ingat pohon nangka Eyang di Salatiga dulu. Tapi ditebang sejak Satya Wacana renov parkiran. 🙁
Wah…ada teman lg yg punya kenangan dg Salatiga hehe… Salam kenal…