Siang belum sempurna menggantikan pagi, ketika kami memasuki jalan lingkar Ambarawa beberapa waktu lalu, dalam perjalanan Jogja-Semarang. Pemandangan sawah nan hijau yang terhampar di kanan-kiri ruas jalan menyejukkan mata. Lalu mendekati Km 3 di arah sebelah kanan terlihat sebuah gapura hitam bertuliskan Wisata Apung Kampung Rawa.
Merasa penasaran, akupun usul untuk mampir ke sana, yang langsung didukung oleh para krucil yang rupanya mulai bosan duduk manis di dalam kendaraan, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk singgah sejenak di sana.
Setelah memasuki gerbang itu, kami disambut pemandangan yang asri di sepanjang jalan masuk menuju lokasi yaitu sekitar 200 m dari gerbang tadi. Hamparan sawah menghijau di kanan kiri jalan berpadu indah dengan kuning cerah dedaunan teh-tehan yang ditanam rapi di sepanjang tepian jalan paving menuju kompleks agrowisata ini. Gunung-gunung yang melatarbelakangi kompleks itu pun terlihat gagah di ujung sana seolah menyampaikan ucapan selamat datang kepada para pengunjung.
Berapa harga tiket masuknya?
Oh, ternyata untuk masuk kawasan yang konon digagas oleh sekumpulan kelompok tani Rawapening bekerjasama dengan sebuah Koperasi ini, pengunjung tak perlu membayar tiket masuk bila bukan di hari libur. Hanya membayar retribusi parkir saja. Namun untuk hari libur / minggu, retribusi pengunjung Rp. 1.000,- / org. Bila ingin menikmati fasilitas / wahana permainan yang ada di sana, baru deh bayar lagi sesuai tarif masing-masing wahana tersebut.
Rupanya di Kampung Rawa ini ada beragam fasilitas yang ditawarkan kepada pengunjung. Yang utama adalah Rumah Makan Apung yang dapat diakses oleh pengunjung dengan menyeberang menggunakan rakit. Jangan takut, ada petugas yang mengoperasikannya kok..hehe… Selain itu ada pula ruang pertemuan / hall yang bergaya joglo (yang terapung juga), tempat pemancingan dan juga aneka permainan anak serta wahana perahu wisata untuk berkeliling tepian Rawapening.
Karena niat awal memang hanya singgah sejenak, maka kami pun hanya numpang narsis saja di sana… hehe… Mudah-mudahan lain waktu bisa mampir lagi, terutama untuk menikmati sensasi berperahu di Rawapening itu …
Sudah adakah teman yang mampir juga ke sini? Bagi-bagi kisahnya yaa….
May 16, 2015 at 08:57
Singgah sejenakpun sudah mencakup banyak ya Jeng. Wisata mata dan menghirup udara segar rawa-pegunungan.
Salam
berharap lain kali punya waktu lbh banyak utk jalan2 di sana, Bu..hehe…
May 16, 2015 at 09:16
Aku pernah mbak menurutku si makanannya biasa bgt cuma mang tempatnya yg asri ya trs banyak mainan..itu yg bikin nadia betah :p
klo gt lain kali ke sana bawa bekel sendiri saja..hehe… Bgmn naik perahu di sana? Asyikkah?
May 16, 2015 at 09:20
Subhanallaaaaaaaah Mba Mechtaaaa. Beruntung sekali njenengan bisa dateng ke tempat seindah ini. Damai gitu saya lihat foto-fotonya.
tempatnya memang bagus ya Dan..mskpn bbrp masukan menyatakan makanannya kurang sip..hehe…
May 16, 2015 at 09:40
Saya sering ke Gua Maria Ambarawa dan nglewatin sini, pernah mampir sekali. Bagus sih pemandangannyaa tapi eceng gondoknya bikin rawapening ga cantik lagi. Kalo dari atas, perbukitan di Gua Maria rawa pening juga keliatan mbak, pemandangannya cantik. Lainkali nyoba naik perahunya, asyiik.
naah..iya mbak.. Penasaran mmg dg sensasi naik perahunya itu.. 🙂 oya mba Prima..saya kok g bisa komen di blog njenengan ya.. Lain kali sy coba lagi deh..
May 16, 2015 at 15:46
Menumpang rakit sebelum makan, nilai tambah lagi ya Mbak Mechta .Lebih seru dan view rumah makan tentu lebih bagus
Ya mbak Evi, mudah2an lain kali berkesempatan menumpang rakit & mencicipi makan di RM apung itu 🙂
May 16, 2015 at 16:17
Pemandangannya cakeps banget ya mbak, kerasa aura damainya. Semoga kesampaian merasakan sensani ber-perahu lain kali ya mbak.. dan semoga juga aku bisa mampir kesana kapan-kapan. 🙂
Aamiin… mudah-mudahan ya mbak Haya 🙂
May 16, 2015 at 18:39
Kalo makanannya gak enak di rumah makan apung itu bawa makanan dari rumah, beli makanan disana seperlunya, hahaha…
Saya suka yang alami begini.
saya juga suka pemandangan alami begini… tentang makanannya, blm bisa memberi komentar..hehe…
May 16, 2015 at 23:34
aku malah baru dgr tempat wisata ini setelah baca postinganmu mba :).. Dan kliatan sejuk yaaa… anakku pasti seneng ini naik perahu2 gitu 😉
ayooo…ajak ananda ke sini kapan2… 🙂
May 17, 2015 at 10:01
Belum pernah Mbak. Aku pengen ikut yang naik perahu itu. Mudah2an suatu saat bisa diberi kesempatan main ke sana.
aamiin.. Semoga bisa singgah suatu waktu, mba Dani.. 🙂
May 18, 2015 at 10:42
auntie, entah kenapa kata ‘rawa’ selalu memunculkan kata ‘buaya’ di kepala hahahaha *absurd bgt*, tapi singgah sejenaknya seru ya Auntie 🙂
hihi..asal gak ketemu Buaya Darat saja.. 🙂 Hayu, Rin…bikin fiksi tentang buaya di rawa-rawa 🙂
May 18, 2015 at 14:10
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Mechtadeera…
Saya ingin sekali makan di rumah apung. Hebat ya kalau mahu makan di sana harus menaiki rakit. pengalaman menarik ya. Tempat wisatanya kelihatan tenang dan alami dengan pohonan hijau yang menyegarkan serta gunung ganang yang menyejukkan pandangan. Beruntungnya ya mbak bisa berwisata ke kampung Rawa ini. Pasti banyak kenangan yang dapat diabadikan.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
Waalaikumsalam, Kak Siti … makan di rumah apung tentunya menimbulkan sensasi tersendiri ya, Kak… ada goyang-goyangnya, gitu…hehe… Salam manis dari Kota Batik, Kak Siti … 🙂
May 19, 2015 at 14:43
cakep yaa pemandangannya mbaa…pengen ajak krucils kesini ahh….
ayo mbak…. ga jauh dari Ungaran, kan? dan, banyak mainannyaa….hehe…
June 29, 2015 at 12:14
ini sih masih Ambarawa kan, sebelah mana ya??
Aku pernah ke Rawa Pening tapi di Bukit Cinta,
itu lhoo…lewat jalan lingkar ambarawa itu…kelihatan dr jln besar kok..