Menanti mentari di Kaliadem
Jam baru sedikit lewat dari pukul 3 pagi ketika bus wisata yang kami tumpangi dari Pekalongan berhenti, dan mbak Via – Sang pemandu – membangunkan kami dengan menyalakan lampu dalam bus.
“Mohon perhatian, Bapak dan Ibu… Kita telah sampai di tujuan pertama kita yaitu di Basecamp 86..” begitu pemberitahuannya kepada kami.
Aah…, sudah sampai di kaki Merapi??
Bergegas kami menegakkan tubuh di tempat duduk masing-masing, dengan penuh antisipasi. Namun, ketika mengintip keluar jendela… hanya keremangan yang tampak di sekitar bus. Hiii… pasti dingin di luar sana, bukan??
Akhirnya setelah nyawa terkumpul sepenuhnya kami pun mulai keluar satu persatu dari bus yang nyaman itu, menuju…toilet! hehe…
Setelah menyelesaikan kebutuhan pagi itu, kami pun bersama-sama menuju mushola kecil yang ada di lokasi basecamp tersebut, bersiap menunggu adzan subuh untuk kemudian sholat berjamaah di sana.
Sesudahnya, kami pun bersiap memulai perjalanan offroad Lava tour Merapi paket sunrise itu. Kostum anti dingin sudah dikenakan : jaket tebal, kaus tangan, kaus kaki, topi penghangat plus masker yang dibagikan pendamping sebagai penahan dingin maupun debu-debu vulkanik dan kamipun menaiki jeep-jeep yang sudah siap sedia. Masing-masing jeep berisi 4 orang, dan lepas subuh pagi itu keseruan offroad pun dimulai!! eng-ing-eeeng…. 🙂
Agak deg-degan rasanya ketika sopir memacu mobil dengan laju, melewati jalanan sempit yang berkelok tajam, naik-turun dan…tentu saja melewati medan yang cukup mengocok perut alias gronjalan! Dalam hati akupun berdoa semoga tak turun hujan pagi itu, karena aku tak membawa jas hujan dan akan sangat mustahil untuk mengembangkan payung yang kubawa bila hujan turun selama perjalanan yang WOW itu…
Perhentian pertama adalah bunker di Kaliadem. Ya, sebuah tempat perlindungan yang menjadi tempat kejadian meninggalnya 2 orang relawan karena panas yang sangat tinggi berhasil menembus bunker pada saat erupsi 2006 dan pernah tertimbun material erupsi merapi tahun 2010. Saat ini bunker tersebut telah dibuka kembali dan menjadi salah satu tujuan wisata Lava di lereng Merapi ini.
Di sekitar bunker itu kalau siang rupanya sudah banyak penjaja makanan & minuman, terlihat dari lokasi-lokasi tempat warung-warung tenda tersebut, namun pagi itu tentu saja belum ada warung yang buka. Setelah melihat bunker – tentu saja dari luar..hehe..- kami pun mendaki bukit di atas bunker tersebut, sementara kabut masih cukup tebal dan membuat kami was-was apakah sunrise akan bisa kami saksikan dengan baik…
Sambil berjalan-jalan menanti terbit mentari di bukit Kaliadem itu, sesekali kami berhenti untuk berfoto-ria…sendiri-sendiri atau bersama.. Narsis berjamaah..hehe..
Tapi sayangnya, keberuntungan belum berfihak kepada kami dini hari itu. Sang mentari yang ditunggu-tunggu, lebih suka bersembunyi dalam kabut, menyisakan semburat kemerahan di ufuk timur, sebagai penanda hadirnya hari baru…
Meskipun demikian, para pencari sunrise pagi itu tak perlu larut dalam kecewa, karena sesaat sebelum kami meninggalkan bukit Kaliadem itu, kabut sedikit tersibak menampakkan kegagahan Merapi di ujung sana, dan langit pun bermurah hati menampakkan pemandangan keemasan khas pagi yang menjelang…
Dengan menumpang jeep-jeep tangguh yang masing-masing dikemudikan dengan ahli itulah kami kemudian melanjutkan offroad pagi di lereng Merapi, menuju 2 destinasi berikutnya. Yuuk mareee… 🙂
Bersambung…
Pingback: Pengalaman offroad pagi di lereng Merapi (2) |