“Harapkan burung terbang tinggi PUNAI di tangan dilepaskan”
Ada yang pernah dengar peribahasa itu ? Tahu artinya?
Peribahasa itulah yang langsung teringat olehku ketika mendengar kata PUNAI. Sebuah peribahasa yang mempunyai arti : melepaskan sesuatu yang kecil yang sudah didapat, untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar yang belum tentu didapat.
Nah, kenapa pula kata PUNAI tiba-tiba hadir dalam percakapan kami yang membuatku teringat peribahasa itu?
Ceritanya, beberapa waktu yang lalu saat sedang di Ibu Kota, kami diundang makan malam di sebuah resto yang salah satu menu-unggulannya adalah BURUNG PUNAI goreng.
Terus terang itu kali pertama aku merasakannya, dan memang enak, empuk dan gurih. Rasanya lebih enak daripada Burung Dara atau Burung Puyuh, dua menu burung goreng yang pernah kurasakan sebelumnya.
Lalu aku penasaran, seperti apa sih si Burung Punai itu? Beberapa teman mengatakan bahwa itu adalah burung yang seperti Burung Puyuh. Hm, apa iya? Aku masih penasaran, yang mengantarkanku pada kegiatan mencari tahu tentang Si Burung Punai itu.
Menurut Wikipedia, PUNAI -yang nama dalam Bahasa Inggrisnya adalah Green Pigeon– adalah jenis burung berukuran sedang hingga besar yang masuk dalam keluarga columbidae . Termasuk hewan arboreal yaitu hewan yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan atau belukar. Masih menurut Wikipedia, status konservasi beberapa jenis Punai (a.l Punai Kecil, Punai Lengguak dan Punai Pengantin) adalah Risiko Rendah, sedangkan untuk Punai Besar status konsevasinya Rentan. Menurut Media Ronggolawe [dot] com, burung ini termasuk burung yang dilindungi.
Ooh… jadi Burung Punai ini masih berkerabat dengan Burung Dara / Merpati… Nama ilmiahnya Treron, dan ada banyak jenisnya, menurut Wikipedia terdiri dari 23 species, antara lain Punai Besar, Punai Gading, Punai Pengantin, Punai Tanah, dll.
Bagaimana penampakannya? Ini adalah beberapa gambar Burung Punai dari Blog Alkisah Rakyat dan Blog Burung Kicau Nusantara :
Waaaah…cantiiik…. Lebih cantik dari Burung Merpati yang biasanya kulihat yang hanya berwarna kelabu ataupun coklat.
Dampak menemukan tampilan Burung-burung PUNAI ini…. aku nggak tega untuk menyantap kuliner itu lagi! 🙁
Bagaimana denganmu, teman? Sudah pernah mengenal dan merasakan burung cantik ini? Oya, kalau burung ini termasuk yang dilindungi, mengapa masih boleh ditangkap & diolah? Bagaimana pendapatmu kawan? Share di kolom komen yuuk…
December 6, 2016 at 12:58
Burung secantik punai hrsnya dilindungi ya mb bukan disantap..punai oh punai yg malang
December 6, 2016 at 13:11
Memang blm jelas ya mbak..yg diolah itu punai jenis apa..tp setelah lihat gambar2 ini aku kok jadi gak tega..
December 6, 2016 at 12:58
Iya mbak gak tega burungnya cakep heuheu, aku paling maem ayam dan bebek goreng aja hihi, pernah sekali maem burung dara ditraktir temen kok keinget burung dara yang di rumah ortu, jadi gak mau makan hehe
December 6, 2016 at 13:12
Hehe..iya mbak..tadinya aku makan saja dg nyaman..tp sekarang kok jadi sedih dan mgkn besok2 kalau ada yg ngajak lagi aku bakalan terbayang burung2 cantik ini..
December 6, 2016 at 13:00
Burungnya cantik bangeett.. Sama deh mbak, aku kayaknya juga ga tega makan burung secantik itu. Kasian.. :'(
December 6, 2016 at 13:13
Setelah lihat penampilannya yg cantik jadi jatuh sayang nih aku..
December 6, 2016 at 14:18
dulu punai banyak di sekitar rumah masa kecil
bahkan kalau nggak salah aku dikasih makan hati burung punai goreng karena lambat bicara he.. he..
December 7, 2016 at 09:34
Ya, mungkin dulu masih mudah ditemui sehingga jadi pantun juga ya mba Monda.. Wah mba Monda pernah lihat langsung burung cantik ini ya..Mudah2an sekarang pun masih ada di habitatnya..
December 6, 2016 at 14:20
Cantik banget burungnya mbak 🙂
December 7, 2016 at 09:32
Iya ya mba..ternyata si Punai cantik..
December 6, 2016 at 15:15
Tak kira PUNAI itu hanya pribahasa belaka mb mechta, ternyata nm burung ya. Burungnya cantik, bentuk tubuhnya si kaya burung dara yaa mba. Aku jg ndak tega mb makannya, memang selama ini jg ndak tll suka makan daging burung 🙂
December 7, 2016 at 09:30
Aku juga ‘kenal’nya hanya di peribahasa sj..trnyta br tahu bhw burung ini ada dan cantiiik..
December 6, 2016 at 15:43
baru tau burung secantik ini dibikin masakan
December 7, 2016 at 09:29
Setelah aku tahu..jd sedih sndiri.. Hiks..
December 7, 2016 at 08:11
Iya mbak Wati..baru tahu burungnya secantik itu..hiks..
December 7, 2016 at 09:28
Hihi..aku g tahu brp, krn diundang saja..
December 7, 2016 at 09:34
Iya, masih saudaraan sama merpati rupanya..
December 7, 2016 at 10:06
Ketika suatu menu mjd unggulan, daya tarik ekonomi jg utk owner resto… sama halny a dgn ikan hiu. Awal mula penasaran, tp lama2 timbul perasaan guilty…
December 7, 2016 at 15:46
Iya mba..sempat bbrp wktu lalu ada gerakan utk berhenti konsumsi sirip hiu yaa..
Ah, seringkali terjadi ketaksejalanan antara ekonomi & konservasi yaa..